Sunday, October 31, 2010

Aero L-159B Lead-In Fighter Training

Aero L-159B Lead-In Fighter Training


L159B, pesawat latih berkursi ganda (pengembangan L159A) didesain sebagai pesawat latih lanjut (Advanced and Operational/Lead-In Fighter Training).

L159B dapat dikonfigurasi sesuai spesifikasi kebutuhan negara pemesan. Selain mengadopsi peran pesawat latih jet, pesawat ini dapat diubah fungsi sebagai pesawat tempur ringan, termasuk membawa rudal darat-udara dan udara-udara, juga melakukan misi-misi lain, seperti : kombatan, patroli udara dan intai/ mata-mata.

Spesifikasi Teknis

L-159B menganut konfiguraasi sistem airframe yang sama dengan L159A. Selain itu radar dan sensor di hidung pesawat juga telah diperbaiki serta dimungkinkan untuk tambahan sensor persenjataan sesuai keinginan pemesan.

Pada kokpit Aero L-159B juga dilengkapi dengan HUD (Head-Up Display), MFCD (Multi-Function Colour Displays) dan kontrol kendali pesawat HOTAS (Hands-On-Throttle-And-Stick) sama seperti pesawat tempur modern.

Tak ketinggalan perangkat avionik yang terintegrasi secara komputerisasi (MIL-STD-1553 databus). Untuk perangkat navigasi Aero menggunakan sistem navigasi terbaru berupa Ring Laser Gyro Based, Inertial Navigation System (INS) dan Global Positioning System (GPS).

Perangkat lainnya seperti Flight-Recorder, Data Input Program, Video-Audio Recorder serta berbagai sistem perlindungan-pesawat (flare/ chaff) dan parameter mesin pesawat.

Perangkat tambahan juga tersedia : On-Board Oxygen Generating System (OBOGS), optional On-Board Inert Gas Generating System (OBIGGS) dan Auxiliary Power Unit (APU) untuk operasional pesawat dengan dukungan power minimal.

General characteristics
Crew: two, pilot
Length: 12.72 m (41 ft 8 in)
Wingspan: 9.54 m (31 ft 3 in)
Height: 4.87 m (16 ft)
Empty weight: 4,350 kg (9,590 lb)
Max takeoff weight: 8,000 kg (17,637 lb)
Powerplant: 1× Honeywell / ITEC F124-GA-100 , 28 kN (6,280 lbf)
Auxiliary power unit: SAFIR 5F

Performa Mesin

L159B ditenagai mesin jet buatan Honeywell/ITEC F124-GA-100. Pihak Aero beranggapan inilah mesin terbaik dikelasnya.

Mesin jet dikontrol Dual-channel Full Authority Digital Electronics Control (FADEC), selain itu juga dilengkapi dengan Engine Monitoring System (EMS) yang di embedded langsung di FADEC, sebagai perangkat data life-management, hardware tracking, dan pemonitor performa.

Performance
Maximum speed: 935 km/h (505 knots, 577 mph)
Range: 1,570 km (848 nm, 970 m)
Service ceiling: 13,200 m (43,300 ft)
Rate of climb: 48 m/s (9,450 ft/min)
Extended Range : 2,530 km (1560 mi) with additional fuel tanks
Take-off roll: 440 m (1,445 ft)
Landing roll: 725 m (2,380 ft)

Persenjataan

Ada 7 cantelan (pylon) pada L-159B, masing-masing 3 disayap dan 1 di badan pesawat. Selain itu juga pesawat ini mampu lepas landan dan mendarat dari semi-prepared airfields.

L-159B mengaplikasi standar persenjataan NATO, termasuk didalamnya rudal udara-udara dan rudal udara-permukaan. L-159B juga dimungkinkan dapat mengaplikasi persenjataan terbaru, seperti special pods untuk ECM, reconnaissance, night navigation dan targeting.

Vympel R-73

Vympel R-73

Tipe short-range air-to-air missile
Negara asal Soviet Union
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1982
Sejarah produksi
Produsen Vympel
Spesifikasi
Berat 105 kg (231 lb)
Panjang 2900 mm (9 ft 6 in)
Diameter 170 mm (6.7 in)
Hulu ledak 7.4 kg (16.3 lb)
Jenis Mesin solid-fuel rocket engine
Wingspan 510 mm (20 in)
Daya jelajah R-73E: 20km (12 miles)
R-73M: 30km (18.75 miles)[1]
Kecepatan Mach 2.5
Sistem
penuntun All-aspect infrared homing
Alat
peluncur

* MiG-21(Upgraded), MiG-23-98, MiG-29, MiG-31, MiG-35
* Sukhoi Su-24, Su-27, Su-30, Su-33, Su-35, Su-34
* Mil Mi-24, Mil Mi-28, Kamov Ka-50, Yak-141
* HAL Tejas, J-10

Vympel R-73 (kode NATO: AA-11 ‘Archer’) adalah peluru kendali udara ke udara jarak pendek berpemandu infra-merah rancangan Vympel Machine Building Design Bureau. Rudal ini memasuki dinas operasional angkatan udara Rusia pada tahun 1984.

R-73 dirancang untuk menghancurkan sasaran udara, termasuk pesawat tempur, pengebom, helikopter, pesawat tanpa awak (UAV – Unmanned Aerial Vehicle) maupun rudal jelajah dan berkemampuan manuver sampai 12G. Rudal ini juga memiliki kemampuan menyergap sasarannya dari segala arah (all-aspect), dalam segala cuaca (all-weather) serta di tengah pengacauan elektronis (jamming).

R-73 dapat diintegrasikan dengan helm pilot, memungkinkan pilot untuk membidik sasarannya dengan hanya melihatnya saja.

R-73 ditenagai oleh sebuah mesin roket berbahan bakar padat. Memiliki empat sirip kontrol yang terletak di bagian depan serta stabilizer di bagian belakang sayap. R-73 juga memiliki thrust-vectoring memungkinkannya untuk melakukan maneuver ekstrim.

Varian awal, yaitu R-73A memiliki jarak jangkau 30 km, sementara pengembangannya R-73M memiliki jarak jangkau 40 km.

R-73 dapat dibawa oleh pesawat tempur Su-27, Su-33, Su-34, Su-35, Su-37, MiG-29, MiG-31, MiG-33, Yak-141, serta helikopter serang Mi-24, Mi-28, dan Ka-50. Beberapa pesawat tempur generasi lama seperti MiG-21, MiG-23, Su-24 dan Su-25 yang telah dimodifikasi juga dapat membawanya.

Spesifikasi

* Propulsi: Motor roket bahan bakar padat
* Kecepatan: Mach 2,5
* Jarak jangkau: 20 km; 30 km (R-73M1); 40 km (R-73M2)
* Sistem pemandu: Infra-merah
* Hulu ledak: 7,4 kg high-explosive
* Berat: 105 kg (R-73M1); 115 kg (R-73M2
* Panjang: 2,9 m
* Diameter: 0,165 m
* Rentang sayap: 0,51 m

Molniya R-60

Molniya R-60


Tipe Short-range Air to Air Missile
Negara asal Soviet Union
Sejarah pemakaian
Masa penggunaan 1974- present
Sejarah produksi
Produsen Vympel
Spesifikasi
Berat 43.5 kg (96 lb)
Panjang 2090 mm (6 ft 10 in)
Diameter 120 mm (4¾ in)
Hulu ledak 3 kg (6.6 lb)
Mekanisme
ledakan proximity
Jenis Mesin solid-fuel rocket engine
Wingspan 390 mm (15¼ in)
Daya jelajah 8 km (5 mi)
Ketinggian terbang 20,000 m (65,615 ft)
Kecepatan Mach 2.7
Sistem
penuntun infrared homing
Alat
peluncur MiG-21, MiG-23, MiG-25, MiG-27, MiG-29, MiG-31, Su-15, Su-17, Su-20, Su-22, Su-24, Su-25, Yak-28, Yak-38, Yak-141, Mi-24, BAE Hawk

Molniya (sekarang Vympel) R-60 (kode NATO: AA-8 ‘Aphid’) adalah rudal udara-udara ringan jarak pendek berpemandu infra merah yang digunakan oleh angkatan udara Uni Soviet. Mulai dikembangkan pada akhir 1960an dan memasuki masa produksi pada tahun 1973. Mulai masuk dinas aktif setahun kemudian dengan kode R-60T (kode NATO: ‘Aphid-A’).

R-60 memiliki hulu ledak sebesar 3,5 kg (7,7 lb) dengan radar proximity fuze dan mampu mengejar sasaran yang bermanuver sampai 8G. Jarak efektifnya adalah sekitar 400 m sampai 4000 m.

Versi upgradenya adalah R-60M, diberi kode oleh NATO ‘Aphid-B’ dikeluarkan tahun 1982 dengan sistem infra merah yang lebih sensitif dan wilayah deteksi diperluas 20˚. R-60M menggunakan laser proximity fuze dan pada beberapa versi membawa hulu ledak depleted uranium seberat 1,6 kg (3,5 lb) agar serpihannya mampu menembus sasaran lebih dalam.

Versi ekspor adalah R-60MK, dengan kode NATO ‘Aphid-C’ yang telah terintegrasi dengan system pembidik inframerah (IRST: Infra-red Sighting and Tracking) seperti pada MiG-29 dan Su-27 maupun helm pilot.

R-60 juga memiliki versi latihan yang dinamakan R-60U. Serta versi modifikasi agar dapat ditembakkan dari darat oleh artileri pertahanan udara M55A3B1.

Spesifikasi

* Propulsi: Motor roket bahan bakar padat
* Kecepatan: Mach 2,7
* Jarak jangkau: 8 km
* Sistem pemandu: Infra-merah
* Hulu ledak: 6 kg (13 lb)
* Berat: 43,5 kg (96 lb)
* Panjang: 2,09 m
* Diameter: 1,2 m
* Rentang sayap: 0,39 m

Raduga Kh-59

Raduga Kh-59

Raduga Kh-59 (kode NATO: AS-13 ‘Kingbolt’) adalah rudal udara-permukaan berpemandu kamera televisi dengan bahan bakar powder (bubuk) angkatan udara Rusia. Mempunyai empat stabilizer yang terlipat (folding) dibagian depan dan empat sayap beserta rudder dibagian belakang. Masuk dinas aktif tahun 1982, tetapi muncul pertama kali bulan November 1991 di Dubai.

Versi Kh-59M (kode NATO: AS-18 ‘Kazoo’) memiliki hulu ledak yang lebih besar dari versi standar, memiliki sistem pemandu ganda dan sebuah mesin turbojet RDK-300 buatan Soyuz (Union) OKB yang menggantung dibawah badannya. Ketika diluncurkan Kh-59M berakselerasi dengan mesin berbahan bakar bubuknya kemudian baru beralih ke mesin turbojet. Oleh karena itu Kh-59M mempunyai jarak tiga kali lebih jauh dari Kh-59 biasa. Sistem pemandunya menggunakan kombinasi INS dengan televisi. Ketika diluncurkan dan menuju sasarannya Kh-59M dipandu oleh INS. Mendekati sasaran barulah kamera televisi hidup dan menampilkan gambar sasaran ke sebuah pod, berfungsi sekaligus untuk mengoreksi sasaran, yang dibawa pesawat peluncur. Adapun pod yang dibawa berbeda-beda. Pod APK-8 dibawa oleh MiG-27K ‘Flogger’, sementara APK-9 dibawa oleh Su-24M ‘Fencer’ ataupun Su-30M serta pesawat yang lebih baru. Sistem Kh-59M beserta pemandunya ini dinamai 'Owad (Insect / serangga)-M'.

Specifications

* Panjang: 5695 m; 5368 m (Kh-59)
* Diameter: 0,38 m
* Rentang sayap: 1,26 m
* Berat: 930 kg; 760 kg (Kh-59)
* Hulu ledak: 315 kg penetrating atau 280 kg fragmentating; 147 kg (Kh-59)
* Kecepatan maksimum: 285 m/d
* Jarak efektif maksimum: 115 km; 40 km (Kh-59)
* Ketinggian: 7 m diatas permukaan laut atau 100, 600, 1000 m diatas permukaan tanah

Sukhoi Su-24

Sukhoi Su-24

Tipe Pesawat serang darat
Produsen Sukhoi
Terbang perdana Desember 1971
Diperkenalkan 1974
Status Aktif
Pengguna Rusia
Iran
Siria
Jumlah produksi 1200+

Sukhoi Su-24 (kode NATO: 'Fencer') adalah pesawat penyerang segala cuaca Uni Soviet yang paling maju pada tahun 1970-1980an. Pesawat ini diawaki dua orang, mempunyai dua mesin dan merupakan pesawat Soviet pertama yang memiliki perangkat navigasi dan serang digital terintegrasi. Secara fisik mirip dengan General Dynamics F-111 Aardvark dari Amerika Serikat, namun memiliki kemampuan mendekati Panavia Tornado IDS dari Inggris dan Jerman.

Latar Belakang

Rancangan Su-24 berawal dari kebutuhan AU Soviet akan pesawat penyerang baru untuk menggantikan Ilyushin Il-28 dan Yakovlev Yak-28, dengan spesifikasi pesawat penyerang segala cuaca dengan kemampuan terbang supersonic pada ketinggian rendah dan dilengkapi dengan perangkat navigasi dan serang paling maju. Pesawat ini juga dituntut mempunyai kemampuan lepas landas dari landasan pendek.

Prototip pertama, T-6-1 terbang pertama kali tahun 1967, dengan sayap delta dan mempunyai mesin lift di tengah-tengah badannya, serupa dengan Sukhoi T-58VD 'Flagon-B'. T-6-1 susah untuk dikendalikan ketika mendarat. Sukhoi memodifikasi prototip pertama ini menjadi T-6-2 yang tidak memilki mesin lift tetapi memiliki sayap dengan wingtips yang mengarah kebawah dan flaps, mirip dengan yang dimiliki British Aircraft Corporation TSR.2. Hanya desain sayap rendahnya susah untuk dibawa terbang di ketinggian rendah.

Prototipe lainnya kemudian dipasangi sayap variable-geometry, seperti pada Sukhoi Su-17 'Fitter' dan Mikoyan-Gurevich 23-11, lalu diberi nama T-6-2IG. Terbang perdana tahun 1970 dan diberi kode Su-15M. Intelijen Barat salah menginterpretasikan dan memberi kode Su-19 hingga 1981.

Versi produksi masal, dengan basis T-6-2IG, terbang perdana tahun 1971 dan masuk dinas aktif tahun 1974 dengan kode Su-24 'Fencer-A'. Walaupun terdapat beberapa masalah dengan sistem avioniknya, Su-24 cukup populer dikalangan awak dan teknisinya, yang menamainya Chemodan, artinya koper (suitcase) karena kemampuannya membawa beban berat dan tangguh.

Pengalaman tempur pertama didapat di Afghanistan tahun 1984. Sementara dalam kampanye pemboman di Chechnya tahun 1990an kemampuan pemboman Su-24 dinilai kurang presisi mengakibatkan tingginya jumlah korban sipil.

Sekitar 1200 Su-24 diproduksi. 447 masuk dinas aktif di AU Soviet sementara 130 di AL Soviet. Versi upgrade diberi kode Su-24M. Versi ekspornya, Su-24MK (Kommercheskiy, komersial), dijual ke beberapa diantaranya; 10 ke Algeria, 15 ke Libya dan 12 ke Syria, serta kira-kira 30an dijual ke Iran dan Irak. Ada perbedaan versi mengenai jumlahnya, tetapi sebuah sumber di Soviet menyebutkan bahwa 9 dijual ke Iran, sementara 24 ke Irak. Tetapi Iran mengklaim mereka membeli 14, dan mendapatkan 16-18 pesawat eks-Irak yang dibawa kabur pilotnya ke Iran ketika Perang Teluk I tahun 1991. Ketika Uni Soviet pecah sejumlah besar Su-24 masih dioperasikan oleh negara-negara seperti Azerbaijan, Belarusia, Kazakhstan, Russia, Uzbekistan dan Ukraina

Desain

Su-24 mirip tetapi lebih besar dari Mikoyan-Gurevich MiG-23 'Flogger'. Memiliki sayap sayung dengan pangkal sayap terletak di belakang lubang saluran udara masuk mesin. Sangat stabil di ketinggian rendah berkat letak sayapnya yang tingi, namun sedikit lebih susah diterbangkan. Konfigurasi sayap tekuknya antara lain; 16˚ untuk lepas landas dan mendarat, 35 dan 45˚ untuk terbang jelajah sesuai dengan ketinggian dan 69˚ untuk terbang supersonik di ketinggian rendah. Mempunyai kecepatan take-off yang lebih rendah dari Su-17 'Fitter', yaitu 230 km/j (143 mph) walaupun mampu membawa beban lebih berat.

Saluran udara masuk (intake) Su-24 terletak disamping badan. Versi awal 'Fencer-A' memiliki variable intake, dengan kecepatan maksimum 2.320 km/j (1.440 mph), Mach 2,18 di ketinggian, dan ketinggian maksimum (ceiling) 17.500 m (57.400 kaki). Dihilangkan pada versi berikutnya untuk mengurangi beban dan mengurangi biaya perawatan, karena Su-24 beroperasi pada ketinggian rendah. Tidak membawa pengaruh pada kemampuan terbang rendahnya, tetapi kecepatan maksimum di ketinggian dan ketinggian maksimumnya turun menjadi Mach 1,35 dan 11.000 m (36.100 kaki).

Su-24 ditenagai sepasang Saturn/Lyulka AL-21F-3A turbojet dengan afterburner, menghasilkan daya dorong 109,8 kN (24.700 lbf) setiap mesinnya. Awal kemunculan Su-24 membuat panik analis Barat, serupa dengan dengan MiG-25, karena perkiraan Su-24 memiliki mesin turbofan yang sangat efisien, memungkinkannya untuk terbang lebih jauh. Kemampuan mesin turbojet ini memang bagus, tetapi mengkonsumsi bahan bakar lebih besar, serta mahal produksi dan perawatannya susah.

Versi awal 'Fencer-A' memiliki tubuh bagian belakang seperti kotak, namun dirubah pada desain selanjutnya mengikuti bentuk mesin untuk mengurangi hambatan (drag). Versi selanjutnya juga memiliki tiga antena di hidung, parasut untuk membantu pengereman ketika mendarat dan inlet ram-air di pangkal sirip vertikal. Pesawat versi baru ini diberi kode 'Fencer-B' oleh NATO.
Kokpit Su-24

Su-24 diterbangkan oleh seorang pilot, dibantu seorang WSO (Weapon Systems Officer, operator senjata) dan duduk berdampingan, seperti pada F-111. Versi awal Su-24 mempunyai radar terrain-following dan radar serang yang terpisah, serta sistem navigasi Doppler. Sistem ini merupakan yang tercanggih di Soviet pada masanya.

Su-24 dilengkapi sebuah kanon GSh-6-23 dengan 500 butir peluru yang dipasang di bagian bawah perut. Mempunyai delapan gantungan senjata; dua di pangkal sayap, dua di sayap dan empat di tubuh, dengan kapasitas maksimum 8000 kg (17.600 lb). Su-24 juga memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Untuk pertahanan diri Su-24 biasanya membawa dua atau empat rudal R-60 (AA-8 'Aphid').

Versi awal Su-24 tidak dilengkapi peralatan ECM yang memadai. Hanya membawa RWR (Radar-Warning Receiver) Sirena tanpa sistem pengacau radar musuh (jammer). Versi selanjutnya telah dilengkapi RWR yang komprehensif dengan peralatan jammer aktif. Ditandai dengan adanya antena ditiap sisi intake dan diujung sirip vertikal. Su-24 dengan peralatan RWR baru ini diberi kode 'Fencer-C' oleh NATO. Beberapa varian 'Fencer-C' dan juga Su-24M 'Fencer-D' memiliki pangkal sayap yang lebih besar untuk menempatkan dispenser chaff dan flare. Sementara beberapa varian memiliki dispenser ini dikanan-kiri sirip vertikalnya.

Su-24 memiliki dimensi yang hampir sama dengan F-111. Tetapi kemampuannya jauh dibawah F-111 dan hanya mendekati Tornado. Sementara mesinnya yang kurang efisien membuat jarak jelajah Su-24 lebih rendah dibandingkan dua saingannya itu.

Varian

Selain beberapa varian yang disebutkan diatas, masih ada beberapa varian Su-24 yang lain:

* Su-24M 'Fencer-D': versi upgrade, dikembangkan pertengahan 1970 dan masuk dinas aktif tahun 1983. Mendapat tambahan badan sekitar 0,76 m (30 inci) di depan kokpit, memiliki sistem penambahan bahan bakar diudara (inflight-refuelling sytstem) serta hidung yang lebih pendek untuk membawa radar serang baru Orion-A. Hanya mempunyai satu antena di hidung. Memiliki radar kontur (terrain-following) Relyef yang terintegrasi dengan sistem kendali otomatis SAU-6M1, memungkinkan terbang otomatis pada ketinggian rendah; INS (Inertial Navigation System) terbaru PNS-24M serta komputer digital; pembidik laser dan sistem TV 'Kaira 24' (serupa dengan Pave Tack) di bagian gelembung kiri bawah badan, sehingga mampu membawa bom penuntun laser dan TV, rudal Kh-14 (AS-12 'Kegler') dan Kh-59 (AS-13 'Kingbolt'). Penambahan sistem baru ini mengakibatkan kapasitas tangki bahan bakar berkurang 85 liter (22,4 US galon).
* Su-24MK 'Fencer-D': versi ekspor. Tetapi sistem avioniknya berada dibawah kemampuan Su-24M. Beberapa versi tidak memiliki sistem inflight-refuelling.
* Su-24MR 'Fencer-E': versi reconnaissance (mata-mata). Terbang perdana September 1980 dan masuk dinas 1985. Memiliki sistem navigasi yang sama dengan Su-24M, termasuk radar kontur, tetapi tidak memiliki radar serang 'Orion-A', pembidik laser/TV dan kanon. Membawa dua kamera panoramis, kamera TV Aist-M ‘Stork’, radar samping (SLAR – Side-looking Airborne Radar) RDS BO ‘Shtik’ dan sistem infra-merah ‘Zima’ (Winter).
* Su-24MP 'Fencer-F': varian ELINT. Untuk menggantikan Yakovlev Tak-28PP 'Brewer-E'. Terbang perdana Desember 1979. Memiliki antena tambahan untuk sensor baru; pembidik laser/TV dibuang tetapi kanon tetap dipertahankan dan biasanya membawa empat rudal R-60 (AA-8 'Aphid') untuk pertahanan diri. Hanya 12-20 buah yang diproduksi.

Su-24M dan Su-24K yang masih ada telah melalui program peremajaan (life-extension) dan beberapa ugrade termasuk penambahan GPS; penambahan MFD pada kokpit, HUD, peta digital, pembidik helm (helmet-mounted sights) dan kemampuan membawa persenjatan modern, termasuk rudal R-73 (AA-11 'Archer'). Versi upgrade ini diberi kode Su-24M2.

Spesifikasi

Didasarkan pada spesifikasi Su-24M.

* Panjang: 22,67 m (80 kaki 6 inci)
* Rentang sayap: Sayap terbuka 17,63 m (57 kaki 10 inci), sayap tekuk 10,36 m (34 kaki)
* Tinggi: 6,19 m (20 kaki 3 inci)
* Luas sayap: 55,2 m2 (594 kaki2)
* Berat kosong: 22.300 kg (49.160 lb)
* Berat maksimum lepas landas: 39.700 kg (87.500 lb)
* Mesin: 2 Saturn/Lyulka AL-21F-3A turbojet, daya dorong 75 kN, 110kN dengan afterburner (16.900 lb / 24.700 lb) tiap mesin
* Kecepatan maks: Mach 1.1 / 1.340 km/j (350 mph) di permukaan laut; 1.550 km/j (960 mph) di ketinggian
* Jarak tempuh: 560 km (350 mil) dengan konfigurasi lo-lo-lo membawa beban 3000 kg dan tangki cadangan; 2500 km (1550 mil) terbang ferry
* Ketinggian maks: 11.000 m (36.100 kaki)
* Rate-of-climb: 150 m/d (29.500 kaki/menit)
* Wing loading: 651 kg/m2 (133 lb/kaki2)
* Thrust/weight ratio: 0,62

Senjata

* 1 kanon GSh-6-23 23mm dengan 500 peluru.
* 8 gantungan senjata dengan beban maksimum 8000 kg (17,600 lb), termasuk: 4 rudal udara-permukaan Kh-23 (AS-7 'Kerry'), 4 rudal penuntun laser Kh-25ML (AS-10 'Karen'), 2 rudal Kh-28 (AS-9 'Kyle'), Kh-58 (AS-11 'Kilter') atau rudal antiradar Kh-31P (AS-17 'Krpyton'), 3 rudal Kh-29L/T (AS-14 'Kedge'), 2 rudal Kh-59 (AS-13 'Kingbolt'), 2 bom penuntun laser/TV KAB-500KR / KAB-500L, general-purpose bombs, kanon eksternal (gun pods) atau bom nuklir taktis, roket S-5 55mm, S-8 80mm atau S-13 120mm, 2 rudal udara-udara R-60 (AA-8 'Aphid') atau R-73 (AA-11 'Archer').

J-DAM (Joint-Direct Attack Munition)

J-DAM (Joint-Direct Attack Munition)

Bom-bom pintar ini mampu menembus berbagai cuaca,dengan dilengkapi GPS dan infra merah,bom-bom ini jauh lebih efektif dan tentunya lebih terarah kepada objek musuh yang dituju. mampu membobol bunker bahkan mengejar objek-objek yang bergerak. Biasanya bom-bom pintar ini dipasang dipesawat-pesawat jet pengebom maupun fighter.

Berikut spesifikasi umumnya:
# Primary function: Guided air-to-surface weapon
# Contractor: Boeing
# Length: (JDAM and warhead) GBU-31 (v) 1/B: 152.7 inches (3,880 mm); GBU-31 (v) 3/B: 148.6 inches (3,770 mm); GBU-32 (v) 1/B: 119.5 inches (3,040 mm)
# Launch weight: (JDAM and warhead) GBU-31 (v) 1/B: 2,036 pounds (924 kg); GBU-31 (v) 3/B: 2,115 pounds (959 kg); GBU-32 (v) 1/B: 1,013 lb 1,013 pounds (459 kg)
# Wingspan: GBU-31: 25 inches (640 mm); GBU-32: 19.6 inches (500 mm)
# Range: Up to 15 nautical miles (28 km)
# Guidance system: GPS/INS

SR-25

SR-25

Senapan runduk semi-otomatis SR-25 dirancang oleh Eugene Stoner dan diproduksi oleh Knight’s Armament Company. Menggunakan metoda rotating bolt dan sistem gas direct impingement. Dasar mekanismenya mirip AR-10 Stoner (sama dengan AR-15/M16), yang dirancang ulang untuk kaliber 7.62 x 51 mm NATO. Lebih dari 60% komponen SR-25 serupa dengan komponen AR15/M16 - kecuali receiver, hammer, laras dan carrier/bolt. Laras SR-25 dibuat oleh Remington Arms dengan model rifling 5R (5 grooves, rounded), dengan twist 1:11.25 (1 putaran dalam jarak 11.25″ (286mm)). Panjang laras 609mm jenis free-floating dengan tingkat akurasi 0,75 MOA (minute of arc) – sangat bagus untuk semi-otomatis.Mk 11 Mod 0 menggunakan amunisi kaliber 7.62×51mm NATO (setara dengan .308 Winchester). Sistem Mk11 termasuk senapan, magasen isi 20 butir, QD scope ring, Leupold Vari-X Mil-dot riflescope, Harris swivel-base bipod pada Knight mount, dan QD sound suppressor, diproduksi oleh Knight’s Armament Co.

Menurut pihak pabrik Knight’s Armament Company, inti dari sistem Mk 11 adalah free-floated RAS (Rail Accessory System) fore-end. Fore-end aluminium tidak menimbulkan kontak dengan laras didepan receiver, sehingga memungkinkan untuk mencapai keakuratan yang tinggi. Mk 11 Mod 0 menggunakan RAS fore-end KAC 11.35 in (288 mm) long match, memudahkan dalam penambahan/pengurangan komponen dengan standar MIL-STD-1913.

Sistem Mk 11 Mod 0 sama dengan KAC senapan runduk semi-otomatis XM110 yang menggunakan sistem rel URX, memiliki popor yang dapat disesuaikan panjangnya.

Catatan; KAC SR-25 sebagai dasar sistem Mk 11 Mod 0 tidak sama dengan senapan runduk M21 yang digunakan oleh USSOCOM. Walau keduanya menenmbakan amunisi kaliber 7.62 x 51 mm NATO, M21 modifikasi dari M14, sementara KAC SR-25 merupakan derivatif dari AR-10.

SPESIFIKASI:
Varian: Match rifle – laras 609mm, bobot: 4,88 kg
Match rifle ringan – laras 508mm, bobot: 4,31 kg
Karabin – laras 406mm, bobot: 3,52 kg
Sport – laras 508mm, bobot: 3,97 kg
Panjang senapan: 1118mm
Kaliber amunisi: 7,62×51mm NATO
Aksi: Gas operation, rotating bolt, semi-automatic

Tuesday, October 26, 2010

Yak-141 Freestyle

Yak-141 Freestyle

Yak-141 (sebekumnya dikenal sebagai Yak-41) pada awalnya dibuat untuk menggantikian peran Yak-38 untuk pertahanan udara dari kapal induk kelas Kiev, dengan kemampuan penyerangan sekunder. Didesain untuk operasi kapal induk sebagai interseptor, pertempuran jarak dekat, pesawat tempur maritime dan permukaan, Yak-141 mempunyai radar multi-mode seperti MiG-29, tetapi dengan antena yang lebih kecil di dalam radome hidung. Pesawat ini sebuah sistem “fly by wire otoritas penuh triplex”.

Yak-141 melanjutkan prisip-prinsip V/STOL Soviet pendahulunya, mengkombinasikan sebuah jet pengangkat dan propulsi dengan dua badan pesawat yang di dalamnya tedapat jet pengangkat (in tandem) di belakang kokpit, dengan tenaga jelajah dihasilkan oleh sebuah mesin jet Tumansky R-79. R-79 mempunyai “nozzle” jelajah/pengangkat yang mengarah ke bawah untuk take-off sementara dua mesin pengangkatnya mengarah ke belakang untuk memastikan stabilitas pesawat. “Airframe” pesawat ini menggunakan material komposit secara luas dengan sekitar 28% dari total material adalah karbon fiber, terutama pada ekor, sedangkan selebihnya menggunakan alloy aluminium-litium.
Proyek Yak-141 dimulai pada 1975, tetapi tertunda karena kesulitan financial dan kesulitan pengembangan mesin, sehingga purwarupanya belum dapat terbang hingga 1989.
Program pengembangan ini dibatalkan karena penghentian pendanaan dari Kementrian Pertahanan. Yakolev OKB melanjutkan pengembangan dengan kemampuan yang ditingkatkan untuk peran basis darat dan kapal induk. Empat purwarupa dibuat, dua di antaranya tetap terbang untuk test hingga 1995, dan dua lainnya digunakan untuk pengujian struktur pesawat dan mesin. Untuk memfasilitasi penjualan Yak-141, Yeltsin mengeluarkan pernyataan yang membolehkan adanya perjanjian dengan negara lain kepada beberapa negara Amerika Latin dan Asia.

HISTORY:
First Flight: March 1989 [STOL]; 29 December 1989 [VTOL]
Service Entry: did not enter service yet

CREW: one: pilot

ESTIMATED COST: unknown

AIRFOIL SECTIONS:
Wing Root: unknown
Wing Tip: unknown

DIMENSIONS:
Length: 60.00 ft (18.30 m)
Wingspan: 33.15 ft (10.10 m)
Height: 16.42 ft (5.00 m)
Wing Area: 341 ft2 (31.7 m2)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: 25,685 lb (11,650 kg)
Normal Takeoff: unknown
Max Takeoff: 42,990 lb (19,500 kg) [short takeoff]; 34,835 lb (15,800 kg) [vertical takeoff]
Fuel Capacity: internal: 9,700 lb (4,400 kg); external: 3,860 lb (1,750 kg)
Max Payload: 5,840 lb (2,650 kg) [short takeoff]; 2,205 lb (1,000 kg) [vertical takeoff]

PROPULSION:
Powerplant: one MNPK Soyuz R-79V-300 and two RKBM RD-41 turbofans
Thrust: R-79V: 24,206 lb (107.67 kN); 34,171 lb (152.00 kN) with afterburner; RD-41: 9,392 lb (41.78 kN) ea.

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 1,120 mph (1,800 km/h) at 36,090 ft (11,000 m), Mach 1.7; at sea level: 775 mph (1,240 km/h), Mach 1.02
Initial Climb Rate: unknown
Service Ceiling: 49,215 ft (15,000 m)
Range: typical: 755 nm (1,400 km) with max payload
ferry: 1,133 nm (2,100 km)
g-Limits: +7

ARMAMENT:
Gun: one 30-mm GSh-301 cannon (120 rds)
Stations: six external hardpoints
Air-to-Air Missile: R-27/AA-10 Alamo, R-73/AA-11 Archer, R-77
Air-to-Surface Missile: Kh-31/AS-17 Krypton, Kh-25/AS-12 Kegler
Bomb: 500 kg bombs, free-fall, cluster bombs
Other: 23 mm gun pods, rocket pods, ECM pods

KNOWN VARIANTS:
Yak-41 or Yak-141: Single-seat V/STOL fighter for shipborne use
Yak-141M: Single-seat land-based V/STOL fighter with structural improvements for increased performance

KNOWN COMBAT RECORD: none

KNOWN OPERATORS: Russian Navy

Su-34 Fullback

Sukhoi
Su-32, Su-34
ASCC codename: Fullback
Medium Tactical/ Strategic Bomber

DESKRIPSI:
Dirancang berdasarkan Su-27 yang impresif, Su-34 adalah sebuah bomber “ketinggian-rendah” yang didesain untuk menggantikan Su-24. Purwarupa pertama Su-34 adalah pesawat trainer dua-tempat duduk tandem Su-30 yang dimodifikasi, yang merupakan varian dari Su27, yang direkonfigurasi dengan tempat duduk berdampingan dalam sebuah bodi pesawat yang diperlebar. Di dalam hidung pesawat yang diperlebar, terdapat radar “terrain-following dan sistem “terrain-avoidance” yang dibutuhkan untuk penerbangan ketinggian rendah. Selanjutnya, bentuk hidung direvisi menjadi datar dan tajam seperti milik SR71 Blackbird untuk mengurangi “cross-section” radar pesawat. Seperti Su-27, Su-37 juga memiliki radar yang menghadap ke belakang, terletak di antara mesin untuk melacak target yang berada di belakang pesawat.
Pengembangan dari Su-27 menjadi Su-34 termasuk pemakaian sistem avionik canggih, penambahan cannard seperti pada Su-33, manuverabilitas yang lebih baik, jarak yang lebih jauh, dan peningkatan performa penerbangan ketinggian-rendah.
Su-34 pada awalnya dikenal sebagai Su-27IB, yang diharapkan untuk menggantikan Su-24 Bomber pada 2010. Varian lanjut dari Su-34 adalah Su-32FN yang dikembangkan untuk penyerangan maritim dan tugas pengintaian. Beberapa laporan menyatakan bahwa Su-34 juga dibuat versi “naval”-nya (mungkin dirancukan dengan Su-33UB) yang dilengkapi dengan mesin yang lebih kuat untuk mengurangi jarak take-off, tetapi varian ini diragukan karena sekarang Rusia tidak memiliki satu pun kapal induk.

HISTORY:
First Flight: (modified Su-30) 13 April 1990; (Su-34) 18 December 1993
Service Entry: unknown

CREW:
two: pilot, weapon systems officer

DIMENSIONS:
Length: 82.67 ft (25.22 m)
Wingspan: 48.18 ft (14.70 m)
Height: 20.33 ft (6.20 m)
Wing Area: 666 ft2 (62.0 m2)
Canard Area: unknown

WEIGHTS:
Empty: 30,865 lb (14,000 kg)
Normal Takeoff: 85,980 lb (39,000 kg)
Max Takeoff: 99,210 lb (45,000 kg)
Fuel Capacity: 26,675 lb (12,100 kg)
Max Payload: 17,640 lb (8,000 kg)

PROPULSION:
Powerplant: two Saturn/ Lyul'ka AL-31MF afterburning turbojets
Thrust: 58,460 lb (260 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 1,180 mph (1,900 km/h) at 32,780 ft (10,000 m), Mach 1.8; at sea level: unknown
cruise speed: 810 mph (1,300 km/h) at 32,780 ft (10,000 m)
Initial Climb Rate: unknown
Service Ceiling: 45,890 ft (14,000 m)
Range: typical: 2,160 nm (4,000 km); ferry: 3,775 nm (7,000 km)
g-Limits: +7

ARMAMENT:
Gun: one 30-mm GSh-301 cannon (149 rds)
Stations: ten external hardpoints and two wingtip rails
Air-to-Air Missile: up to 12 R-27/AA-10 Alamo, R-73/AA-11 Archer, or R-77/AA-12
Air-to-Surface Missile: AS-12, AS-13, Kh-29/AS-14 Kedge, Kh-35, Kh-41, Kh-59
Bomb: KAB-500, KAB-1500 laser-guided bombs
Other: rocket pods, ECM pods

KNOWN VARIANTS:
Su-27IB: Original designation of the Su-34
Su-34: Production model based on Su-27 airframe but with widened forward fuselage for side-by-side seating and advanced navigation and attack avionics
Su-32FN: Maritime attack and reconnaissance model built for export

KNOWN OPERATORS: Russian Air Force

Tornado IDS/ADV

Tornado IDS/ADV

pesawat dengan sayap yg dapat ditekuk mirip dengan f14 tomcat atau f111 advark & ekor / rudder extra gede ini, punya kelebihan mampu terbang sangat rendah, bahkan sekitar 1 meter pun peswat ini masih sangup stabil n dapat terbang mengikuti contur bumi, sehinga pesawat ini di unggulkan untuk serangan darat,

Tornado IDS/ADV Specifications
Primary Function: Strike/ground attack - IDS; Air defence fighter - ADV
Contractor: Panavia Aircraft
Crew: Two -- IDS (pilot, WSO/navigator);
ADV (pilot, radar operator)
Unit Cost: N/A
Powerplant
Two Turbo-Union RB199-34R turbofans rated at 16,520 lb thrust (Mk 103 - IDS; Mk 104 - ADV)
Dimensions
Length: 54 feet, 10 inches - IDS;
61 feet, 4 inches - ADV
Wingspan: 45 feet, 8 inches
Height: 19 feet, 6 inches
Weights
Empty: 30,620 lb - IDS; 31,970 lb - ADV
MTOW: 61,620 lb - IDS; 61,700 - ADV
Performance
Speed: Mach 2.2 (~1,452 mph)
Ceiling: 70,000 feet
Range: ~2,100 nm (ferry)

Armament
IDS - Two IWKA-Mauser 27-mm cannons. Max load of 19,840 lb, including AIM-9 AAMs, bombs, LGBs, ALARM and HARM anti-radiation missiles, B61 nuclear bombs, Sea Eagle and Kormoran ASMs
ADV - One IKMA-Mauser 27-mm cannon. Four Skyflash AAMs, two AIM-9L AAMs

B-52 'Stratofortress'

BOEING B-52 'Stratofortress'

Tipe:
Long-range strategic cruise missile carrier and heavy bomber

Program:
Pengembangan skala-penuh dasri sebuah sistem untuk mengangkut misil jelajah berpeluncur-udara AGM-86B pada awal 1978
Total 102 B-52H dibuat. Pesawat pertama diterbangkan pada 6 Maret 1961.
98 B-52G dan 95 B-52H dimodifikasi untuk dapat mengangkut 12 AGM-86B pada tiang eksternal ditambah AGM-69 SRAM atau persenjataan lain secara internal.
B-52H mempunyai perubahan paling signifikan jika dibandingkan dengan B-52G yaitu bahwa B-52H mampu melakukan penetrasi ke wilayah udara musuh pada level/ketinggian rendah. Hal ini membutuhkan modifikasi structural untuk airframe dapat bertahan pada efek turbulens level-rendah (ketinggian rendah).

Perubahan lain pada B-52G ke B-52H termasuk penggantian empat senapan mesin 12,7 mm dengan meriam 6-barel Vulcan 20mm dan perubahan mesin. Revisi peralatan ECM dan provisi radar terrian-avoidance.
Sejak 1990, pesawat ini mengalami banyak upgrade, termasuk peralatan elektronik penyerangan/pertahanan, ASQ-151 Elecro-optical Viewing System, Pahse VI ECM dan Offensive Avionics System.
B-52 juga direvisi untuk pengangkutan senjata konvensional untuk mendukung operasi darat dan mariner AS.

Fitur Desain:
Dinding pesawat semuanya berbahan logam semi-monocoque dengan sayap anhedral dan tertekuk ke belakang sebesar 35 derajat.
Ekor pesawat yang diatur secara hidrolik.

Mesin
B-52H: delapan 75.6 kN (17,000 lb, 7711 kg) Pratt & Whitney TF33-P-3 dry thrust turbofans.
Kapasitas bahan bakar: 174.130 L internal ditambah dua buah drop tanks 2.650 L yang berada di bawah sayap.

Akomodasi
B-52G/H: 6 kru (pilot and co-pilot, side by side on flight deck, navigator, radar navigator, ECM operator and gunner)
Persenjataan
B-52H: sebuah merial multi-barel Vulcan 20 mm di dalam turret ekor sebagai ganti 4 senjata mesin.
Semua pesawat dapat mengangkut 12 AGM-86 Air Launched Cruise Missiles secara eksternal dan 8 CSRL secara internal.
Juga dapat dilengkapi dengan AGM-69 SRAM stand-off defence-suppression missile.
Atau sampai sekitar 22,680 kg persenjataan dapat diangkut


Dimensi
Lebar Sayap: 56,39m
Panjang Keseluruhan: 49,05m
Tinggi: 12,40m
Volume Ruang Persenjataan: 29,53m3

Berat dan Daya Angkut
Berat T-O Maks: lebih dari 221.350 kg
Daya Angkut Sayap: sekitar 595,t kg/m2
Max power loading: G: 452.1 kg/kN; H: 366.0 kg/kN

Performa
Kecepatan Maks pada Altitude Tinggi: Mach 0.90 (516 knots)
Kecepatan Jelajah pada Altitude Tinggi: Mach 0.77 (442 knots)
Tinggi Maks: 16,765 m
Jarak Maksimum tanpa pengisian bahan bakar di udara: lebih dari 8.685 m
Jarak Take-Off: 2,900 m

U-2 Dragon Lady

Lockheed
U-2 Dragon Lady
Tactical Reconnaissance

DESKRIPSI

Pesawat Pengintai U-2 awalnya dikembangkan oleh divisi “Skunkworks” Lockheed secara rahasia. Pesawat baru revolusioner ini diharapkan sebagai pesawat pengintai high-altitude untuk Central Intelligence Agency (CIA) dan AU AS. Lambang “U”, biasanya digunakan untuk pesawat dengan kegunaan yang tidak membahayakan (innocuous utility aircraft), digunakan sebagai bagian dari sebuah kampanye untuk menjaga pesawat sebagai misteri dari “prying eyes”.
Dengan tujuan untuk menyembunyikan tujuan sebenarnya dari U-2, skuadron operasional pertama secara resmi disebut dengan sebuah unit “Weather Reconnaissance" yang dioperasikan oleh NASA. Dua skuadron pertama berbasis di Jepang, Jerman atau Inggris, dari sini pesawat terbang untuk berbagai misi di Uni Soviet, Cina, Vietnam, dan Timur Tengah. U-2 juga membuktikan keberadaan misil nuklir pada 1962 di Kuba yang menyebabkan “Cuban Missile Crisis”.
Dunia tidak mengetahui tentang U-2 hingga 1 Mei 1960 ketika sebuah U-2 yang diterbangkan oleh Francis Gary Powers tertembak di Uni Soviet. Walaupun sang pilot akhirnya dapat kembali melalui pertukaran dengan mata-mata Soviet yang tertangkap, U-2 tidak pernah memasuki wilayah udara Uni Soviet lagi.
Keausan pesawat ternyata terlalu tinggi sehingga sangat sulit terbang dan contoh lain tertembak di China dan Cuba. Untuk memecahkan masalah ini, sebuah model baru, U-2R diproduksi pada tahun 1968. Versi terbaru pesawat ini adalah U-2S. Pada awalnya didesain sebagai TR-1, U-2S adalah sebuah U-2R yang diupdate dengan membawa “Synthetic-Aperture Radar” canggih yang mampu untuk menscan sejauh 35 mil ke dalam wilayah musuh, sementara pesawat masih berada di wilayah udara internasional. TR-1, U-2R, dan U-2S dapat dibedakan dari varian u-2 yang lebih tua dari pod avionic yang dipasang di bawah kedua sayapnya. U-2S masih beroperasi hingga sekarang dan sangat berguna pada konflik Irak dan Afganistan….

HISTORY:
First Flight: (U-2A) 1 August 1955; (TR-1A/U-2S) August 1981
Service Entry: (U-2A) June 1957; (U-2S) October 1994

CREW: 1 pilot

ESTIMATED COST: unknown

AIRFOIL SECTIONS:
Wing Root: NACA 64A409
Wing Tip: NACA 64A406

DIMENSIONS:
Length: (U-2C) 49.95 ft (15.24 m); (U-2S) 63.00 ft (19.2 m)
Wingspan: (U-2C) 80.00 ft (24.38 m); (U-2S) 103.00 ft (31.39 m)
Height: 14.98 ft (4.57 m)
Wing Area: (U-2C) 565 ft2 (52.49 m2); (U-2S) 1,000 ft2 (92.9 m2)
Canard Area: not applicable

WEIGHTS:
Empty: (U-2C) 11,700 lb (5,305 kg); (U-2R) 19,000 lb (8,620 kg); (U-2S) 17,800 lb (8,075 kg)
Normal Takeoff: unknown
Max Takeoff: (U-2C) 17,270 lb (7,833 kg); (U-2S) 40,000 lb (18,144 kg)
Fuel Capacity: internal: unknown; external: unknown
Max Payload: unknown

PROPULSION:
Powerplant: (U-2C) one Pratt & Whitney J75-13 turbojet; (U-2R/TR-1A) one Pratt & Whitney J75-13B turbojet; (U-2S) one General Electric F-118-101 turbofan
Thrust:(U-2R) 17,000 lb (75.6 kN); (U-2S) 19,000 lb (84.5 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 530 mph (850 km/h) [U-2C], 495 mph (795 km/h) [U-2S]; at sea level: unknown
cruise speed: 375 mph (690 km/h) [U-2R]
Initial Climb Rate: unknown
Service Ceiling: (U-2C) 85,000 ft (25,930 m); (U-2S) 90,000 ft (27,430 m)
Range: (U-2C/R) 2,610 nm (4,830 km); (U-2S) 3,800 nm (7,050 km)
Endurance: (U-2R) 12 hr; (U-2S) 15 hr
g-Limits: +2.5

ARMAMENT:
Gun: none
Stations: (U-2C) one internal bay; (U-2S) one internal bay and two underwing pods
Air-to-Air Missile: none
Air-to-Surface Missile: none
Bomb: none
Other: cameras, IR sensors, other recon sensors

KNOWN VARIANTS:
U-2A: First production one-seat reconnaissance model; 48 built
U-2B: Two-seat trainer; 5 built
U-2C: Improved one-seat reconnaissance model with a new engine and modified engine inlets
U-2D: Two-seat trainer
U-2CT: Two-seat trainer rebuilt from U-2D airframes but with the training pilot seated at a higher level; at least 6 converted
U-2G: U-2A models modified with stronger landing gear, an arresting hook, and wing spoilers in order to operate from US Navy aircraft carriers; 3 converted but rarely used
U-2R: Enlarged and improved U-2C with underwing pods and increased fuel capacity; 12 built
U-2RT: Two-seat trainer based on U-2R; 1 built
U-2EPX: Proposed maritime surveillance model for the US Navy based on the U-2R; 2 built but not put into service
WU-2: Research aircraft used by the US Air Force for atmospheric research
TR-1A: Improved U-2R with side-scanning radar, new avionics, and improved ECM equipment; 33 built
TR-1B: Two-seat trainer for the TR-1A; 2 built
ER-2: One-seat "earth resource" research aircraft built for NASA
U-2S: New designation for the TR-1A; also updated with a more efficient engine, improved sensors, and the addition of a GPS system; 31 converted
U-2ST: Redesignated U-2R/TR-1B two-seat trainer with updated engine; 4 converted

KNOWN COMBAT RECORD:
verflights of Soviet Union, China, Cuba, and others
Vietnam War (USAF, 1965-1972)
Iraq - Operation Desert Storm (USAF, 1991)
Iraq - Operation Northern Watch (USAF, 1991-2003)
Iraq - Operation Southern Watch (USAF, 1991-2003)
Bosnia - Operation Deliberate Force (USAF, 1995)
Afghanistan - Operation Enduring Freedom (USAF, 2001-present)
Iraq - Operation Iraqi Freedom (USAF, 2003-present)

KNOWN OPERATORS:
United States (Central Intelligence Agency)
United States (US Air Force)
United States (NASA)

B-2 Spirit

Northrop Grumman
B-2 Spirit
Intercontinental Strategic Bomber

Purwarupa “stealth bomber” B-2 muncul pada 1988 setelah sebuah riset rahasia satu dekade
oleh AU AS. Desain B-2 membuat langkah besar mengalahkan proyek sebelumnya seperti B-1B dan F-117, dengan sistem pemantulan gelombang radar yang dipercanggih dan bentuk sayap yang lebih aerodinamis.
BEntuk sayap yang berkontur (contoured) dari B-2 Spirit berisi kompartemen awak, ruang barang (payload bays) dan mesin, yang terlindung dari komponen yang dapat memantukan sebagian besar gelombang radar. Sebagai tambahan, selain dilindungi oleh radar absorbant materials (RAM), semua garis pada B-2 adalah parallel ke yang lainnya untuk menghamburkan gelombang radar. Juga, lubang keluaran mesin memanjang dan dilapisi dengan material pengabsorbsi-panas untuk mengurangi jejak panas inframerah dari B-2.
AU AS pada awalnya berencana untuk membuat 133 stealth bomber tetapi kemudian dipotong menjadi hanya 21 Pesawat. Walaupun sebenarnya dibuat untuk pesawat penyerangan nuklir, B-2 juga dilengkapi dengan senjata konvensional seperti JDAM. B-2 telah digunakan secara luas dengan peran penyerangan konvensional (bukan nuklir) selama konflik di Kosovo, Afghanistan dan Irak.

HISTORY:
First Flight : 17 July 1989
Service Entry: April 1997

CREW: two: pilot, co-pilot/mission commander

ESTIMATED COST: $1.157 billion [1998$]

DIMENSIONS:
Length: 69.00 ft (21.03 m)
Wingspan: 172.00 ft (52.43 m)
Height : 17.00 ft (5.18 m)
Wing Area: 5,000 ft2 (465.5 m2)

WEIGHTS:
Empty: 150,000 to 160,000 lb (68,040 to 72,575 kg)
Normal Takeoff: 336,500 lb (152,635 kg)
Max Takeoff: 376,000 lb (170,550 kg)
Fuel Capacity: internal: 200,000 lb (90,720 kg), external: none
Max Payload: 40,000 lb (18,145 kg)

PROPULSION:
Powerplant: four General Electric F118-110 turbofans
Thrust: 76,000 lb (338 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: at altitude: 530 mph (850 km/h) at 40,000 ft (12,190 m), Mach 0.8; at sea level: 485 mph (780 km/h), Mach 0.65; cruise speed: 515 mph (830 km/h) at 37,000 ft (11,275 m), Mach 0.78
Initial Climb Rate: 3,000 ft (915 m) / min
Service Ceiling: 50,000 ft (15,240 m)
Range: typical: 6,000 nm (11,110 km); w/1 aerial refueling: 10,000 nm (18,520 km)
g-Limits: +2.0

ARMAMENT:
Gun: none
Stations: two internal bomb bays
Air-to-Surface Missile: up to 16 AGM-69 SRAM II, up to 16 AGM-129 ACM, AGM-154 JSOW
Bomb: up to 16 B61/B83 nuclear bombs, up to 80 Mk 82 500-lb GP, up to 16 Mk 84 2,000-lb GP, up to 36 M117 750-lb GP, up to 16 GBU-31 JDAM, up to 16 GBU-36, up to 8 GBU-37 (GAM-113), up to 36 CBU-87/89/97/98 cluster
Other: up to 80 Mk 36 or Mk 62 500-lb sea mines

KNOWN VARIANTS:
B-2A: Original bomber operating from Whitman AFB, Missiouri; 22 built

KNOWN COMBAT RECORD:
Kosovo - Operation Allied Force (USAF, 1999)
Afghanistan - Operation Enduring Freedom (USAF, 2001)
Iraq - Operation Iraqi Freedom (USAF, 2003)

KNOWN OPERATORS: United States (US Air Force)

P 51 Mustang

P 51 Mustang

P-51 Mustang adalah pesawat buru sergap jarak jauh buatan Amerika Serikat. Pesawat ini menjadi raja pada perang dunia ke dua, Mustang menjadi satu-satunya pesawat buru sergap yang mampu mencapai berlin, baik untuk melangsungkan serangan mandiri maupun untuk mengawal pesawat pengebom yang akan menjatuhkan bom di Berlin.

Sejarah

Inggris yang sedang terlibat perang di Eropa membutuhkan sebuah pesawat yang mampu mencapai Jerman dan mengawal pengebom yang setiap saat jatuh di tembak pesawat buru sergap Jerman, maka dibuatlah pesawat oleh North American untuk memenuhi kebutuhan ini, untuk mesinnya dipasang mesin Rolls Royce buatan inggris. Pesawat yang tercipta mempunyai kelemahan pada kelincahan di ketinggian maksimum, maka ditambahkanlah turbo charger pada mesinnya. Hasilnya adalah sebuah pesawat yang handal untuk perang jarak jauh, dan menjadi legenda.

Mustang diproduksi ribuan dan digunakan oleh banyak angkatan udara, termasuk Indonesia. Indonesia menerima Mustang sebagai hibah dari Belanda, ironisnya mustang juga digunakan Indonesia melawan Belanda dan sekutunya dikemudian hari. Karena gambar mulut menganga berwarna merah di ujung pesawat, pesawat ini populer dengan julukan "si cocor merah".

Specification :

Type : Fighter
Manufacturer : North American Aviation
Designed by : Edgar Schmued Raymond, H. Rice, Larry Waite, E. H. Horkey
Maiden flight : 26 October 1940
Introduction : 1942, Retired 1957, U.S. Air National Guard
Primary users : United States Army Air Forces, Royal Air Force,
Number built : 15,875
Unit cost : US$50,985 in 1945

ARMAMENT

Machine Guns 4x .50 cal - 6x .50 cal ( Tergantung Model )
rounds available 1260 - 1880 ( Tergantung Model )
Bombs - lbs. 2 x 500 - 2 x 1000 ( Tergantung Model )
or 5" rockets na - 10 ( Tergantung Model )


Review dari saya :

P-51 Mustang adalah pesawat tempur jarak jauh amerika yang di gunakan dan memulai aksinya pada saat pertengahan perang dunia II...

P-51 menjadi pesawat tempur paling sukses pada saat perang dunia II

P-51 hampir selalu menjalani misi pada saat perang dunia II.. dari menjalankan tugas sebagai pengawal bomber sampai menjadi fighter.. kehadiran P-51 menjamin keamanan armada pembom B17 / B24 pada saat melakukan misi pemboman kedalam pusat jerman..

Dengan kemampuan membawa bahan bakar 2 kali dari yang di bawa oleh spitfire.. P-51 menjelma menjadi sebuah pesawat fighter yang dapat di gunakan untuk mengawal bomber dalam jarak yang jauh..

Selain itu P-51 juga sangat murah dalam ongkos produksinya.. selain sebagai pesawat yang mudah dan cepat dalam pembuatannya.. Mesinnya menggunakan Packard V-1650. mesin piston 12 cylinder yang tangguh dan ekonomis..

Selain itu P-51 juga di lengkapi dengan 50 caliber senapan mesin browning

Setelah perang dunia II banyak mustang di conversikan menjadi pesawat balapan... karena reputasi yang luar biasa.. perancang FORD Motor company menggunakan nama mustang di produksi mobilnya...

S-37 Berkut

S-37 Berkut

S-37 Berkut [Golden Eagle] (Sukhoi) adalah sebuah tes awal (testbed) untuk pengembangan teknologi untuk pesawat generasi mendatang. Dimensi dan berat dasar dari S-37 “Berkut” adalah sama dengan Su-37, walaupun mereka adalah pesawat yang berbeda, sedangkan untuk ekor, hidung dan canopy (langit-langit) sama dengan Su-35. Dua opurwarupa (prototype) pertama sangat jelas mengikuti S-32, dan desain S-37 sebelumnya pernah diaplikasikan ke projek pesawat tempur yang tidak berhubungan untuk pesawat tunggal sayap delta yang lebih kecil yang dibatalkan karena kekurangan dana.
S-37 mempunyai sayap tertekuk ke depan, yang menjanjikan keunggulan di bidang aerodinamis pada kecepatan subsonic dan pada sudut tinggi (high angles of) serangan. Sayap yang tertekuk ke depan ini memungkinkan bertambahnya jarak dan manuverabilitas pada altitude yang tinggi. Pesawat ini mempunyai canard besar yang terpasang di samping saluran udara, dekat dengan ujung depan sayap. Penstabil vertikal dipasang di sebelah luar (sedikit di luar, bukan di dalam seperti dugaan sebelumnya), dan dua buah pintu saluran udara tambahan besar yang terlihat di bagian tengah badan pesawat. Sampa saat ini, belum jelas jenis mesin apa yang dipakai dalam pesawat ini. Dugaan saat ini ada dua mesin yang mungkin dipakai, pertama adalah turbojet D-30F6 yang pada umumnya dipakai pada MiG-31M, sedang yang ke dua (yang digunakan pada prototype kedua) adalah turbojet Ljulka AL-37FU dengan “thrust vectoring”. S-m7 adalah sebuah program eksperimental untuk mengembangkan teknologi pesawat generasi kelima, dan semua keputusan pada produksi serial untuk pesawat ini berada di tangan Menteri Pertahanan di masa yang akan datang.

Spesifikasi

Negara: Rusia
Pembuat: Sukhoi
Lebar Sayap: 15,16m – 16,7m
Panjang keseluruhan: 22,2 m – 6,4 m
Tinggi keseluruhan: 6,36m – 6,4m
Berat Kosong: 24.000kg-26.000kg
BErat Max: 34.000kg
Kecepatan max: 2.500 km/jam (1.350 knots)
Kecepatan Max saat “S/L”: 1.400 km/jam
Tinggi Max. yang dapat dijangkau: 18.000m
Jarak tempuh max: 1.782 nm (3.300 km)
Jumlah persenjataan/misil: 14; 2 di ujung sayap, 6-8 di bawah sayap, 6-4di bawah badan pesawat.
Misil udara-ke-udara: R-77, R-77PD, R-73, K-74
Misil udara-ke-permukaan: X-29T, X-29L, X-59M, X-31P, X-31A, KAB-500, KAB-150
Kru: satu

Mitsubishi A6M Reisen / ZEKE

Mitsubishi A6M Reisen / ZEKE

Mitsubishi A6M yang terkenal, secara popular disebut dengan “Zero”, adalah pesawat tempur kapal induk pertama di dunia yang mampu mengalahkan pesawat tempur “land-based” (pesawat tempur biasa, bukan dari kapal induk) sejaman yang dia hadapi. Karena kecerobohan inteligen Sekutu, pesawat ini mampu meraih superioritas udara intermediet di atas Hindia Timur (Indonesia?) dan Asia Tenggara.

Didesain di bawah kepemimpinan Jiro Honkoshi pada 1937 sebagai pengganti A5M yang usang, purwarupa A6M1 diterbangkan pertama kali pada 1939 cengan sebuah mesin 582kW Mitsubishi Zuisei 13 radial; produksi pesawat tempur A6M2 dengan dua senapan 20mm yang terpasang pada sayap dan dua senapan 7,7mm yang terpasang pada hisungnya, dilengkapi dengan mesin 708kW Nakajima Sakae 12 radial, dan dengan versi inilah AL Jepang menyerang Pearl Harbor, dan mendapatkan superioritas udaranya di Malaya, Pilipina dan Burma. Pada musim semi 1942, A6M3 dengan mesin “two-stage supercharged Sakae 21” mulai beroperasi. Pesawat versi ini membuang lipatan pada ujung sayapnya dari versi terdahulunya. Pertempuran di Midway mewakili puncak kejayaan tempur Zero; selanjutnya pesawat lincah ini menemukan tandingannya yaitu F6F Hellcat dan P-38 Lightning milik Amerika. Untuk membalas pesawat baru milik Amerika ini, A6M5 diluncurkan yang dilengkapi dengan mesin Sakae 21 dan sistem exhaustnya dikembangkan, menghasilkan kecepatan maksimal 565 km/jam. Banyak pesawat A6M5 (dan subvariannya) diproduksi melebihi pesawat jepang lain. 5 Pesawat jenis inilah yang menenggelamkan kapal induk St Lo dan merusak 3 kapal lainnya pada 25 Oktober 1944. Versi lainnya adalah A6M6 dengan mesin “water-methanol boosted Sakae 31” dan A6M7 yang bertipe “fighter/dive-bomber”. Total produksi A6M adalah 10.937. Nama Zeke ditujukan untuk A6M, tetapi Zuke adalah nama untuk versi “float” (pesawat yang dapat mendarat di air), A6M2-N.

Spesifikasi

Specification
MODEL: A6M2
CREW: 1
ENGINE: 1 x Nakajima NK1F "Sakae 12", 705kW
WEIGHTS:
Take-off weight: 2410-2796 kg
Empty weight: 1680 kg '
DIMENSIONS:
Wingspan: 12.0 m
Length: 9.06 m
Height: 3.05 m
Wing area: 22.44 m[sup]2[/sup]
PERFORMANCE
Max. speed: 525 km/h
Cruise speed: 330 km/h
Ceiling: 10000 m
Range w/max.fuel: 3050 km
Range w/max.payload: 1850 km
ARMAMENT: 2 x 20mm cannons, 2 x 7.7mm machine-guns, 60kg of bombs

Mikoyan/Gurevich MiG-AT

Mikoyan/Gurevich MiG-AT
1996

Mikoyan-Gurevich MiG-AT adalah pesawat latih Rusia yang terbang pertama kali pada tahun 1996, dipilih untuk menggantikan Aero L-29 dan L-39 untuk Angkatan Udara Rusia. "AT" singkatan dari "Advanced Trainer=Pesawat Latih Tingkat Lanjut”.

Desain

The MiG-AT lebih konvensional daripada saingannya Yak-130. Pesawat ini mempunyai set-rendah, sayap lurus, mesin terpasang pada kedua sisi badan pesawat dan ekor yang terpasang di pertengahan badan pesawat. Dua purwarupa telah dibuat, dengan pesanan diharapkan melebihi 1.200 oleh produsen. Penerbangan pertama berlangsung antara 16 dan 22 Maret 1996 di Zhukovsky dan berlangsung selama tujuh menit. Produksi dimulai bulan September 1996.

MiG-ATF memiliki mesin dari Perancis, dan juga dikembangkan secara bersama dengan Daewoo Korea Selatan.

MiG-AT adalah pesawat terbang dikembangkan oleh RAC "MiG" dalam proyek internasional yang melibatkan SNECMA Perancis dan perusahaan TURBOMECA (mesin) dan Thales AVIONICS (peralatan udara). Pengembang dari Rusia yang terlibat dalam program ini adalah perusahaan pesawat terbang terbesar dan pusat penelitian, termasuk GOSNIIAS (sistem avionik dan integrasi perangkat lunak), TSAGI (proyek aerodinamis), ZVEZDA (kursi lontar K-93L), M. Gromov LII (uji penerbangan).

Pesawat Latih MiG-AT menggabungkan sejumlah prinsip “novelties” (teknologi baru). Yaitu, pesawat latih ini adalah pertama di Rusia dan di seluruh dunia yang dilengkapi sistem fly-by-wire redundant rangkap-empat tiga-channel digital dari desain nasional. Sistem baru ini adalah elemen penting untuk menyusun sistem pelatihan kontemporer yang memungkinkan untuk membuat variasi karakteristik kemampuan-kontrol pesawat, sehingga memberikan simulasi penerbangan tangkas/lincah pesawat fighter dan pesawat serang-permukaan. Akibatnya, satu jenis pesawat latih ini dapat digunakan pada pelatihan pilot untuk pesawat terbang dari berbagai kelas dan mungkin dapat mengurangi biaya pelatihan pilot militer dan sipil secara signifikan.

Sistem fly-by-wire memiliki satu fitur istimewa. Sistem ini memungkinkan komputer untuk memantau amplop penerbangan amplop dan mencegah penerbangan kondisi kritis, dengan demikian meningkatkan keselamatan penerbangan dalam hal pengurangan kesalahan pilot.

MiG-AT adalah pesawat latih pertama yang dilengkapi dengan kursi lontar unik (yang telah dikurangi beratnya) K-93L, dimodifikasi dari versi K-36. Fitur khusus K-93L yang dikembangkan oleh ZVEZDA adalah sebagai berikut: kemungkinan pilot untuk melakukan pelontaran pada V=0, H=0, pada penerbangan terbalik, ketinggian minimal 50m; waktu minimum pelontaran (sekitar 1 s) dan kemungkinan pelemparan melalui kanopi kaca kokpit.

MiG-AT didukung oleh dua mesin turbofan, tipe LARZAC 04R20, dengan daya dorong 1.430 kgf, yang diproduksi oleh perusahaan SNECMA. Pada saat ini, spesialis dari Rusia dan Perancis bekerja untuk meningkatkan kekuatan mesin LARZAC hingga 1700 kgf.

Pabrik Pengambangan Mesin SOYUZ dari Tushino sedang sibuk dengan pengembangan mesin RD-1700 yang sekarang masuk ke tahap uji awal.

Pelatih dapat dilengkapi dengan baik sistem TopFlight Prancis yang dibuat oleh perusahaan Thales Avionics dan dengan teknologi avionik desain dari Rusia. Desain kokpit ergonomis sesuai dengan fighter generasi "4" dan "4 +". Sistem displaynya memakai indikator kristal-cair warna. Kontrol kokpit dirancang agar sesuai dengan konsep HOTAS.

Kinerja pesawat latih ini memuaskan permintaan up-to-date, rasio daya dorong-berat yang tinggi, Sistem avionik dari generasi "4 +" dan arsitektur terbuka, sistem fly-by-wire digital dan fasilitas sistem pelatihan di permukaan/darat yang memungkinkan untuk mengurangi waktu dan biaya pelatihan pilot secara drastis untuk pesawat seperti MiG-29, Su-27, Mirage-2000, Rafale, Typhoon, F-15, M-16, M-18.

Selain versi pesawat latih, keluarga MiG-AT dapat termasuk versi latih-tempur, pesawat taktis ringan kursi-tunggal, versi latih berbasis kapal induk dan pesawat patroli satu-kursi.

Pesawat latih MiG-AT dapat dikonversi menjadi versi latih-tempur MiG-ATC yang dilengkapi dengan radar multimode dan dirancang untuk penggunaan persenjataan “guided” dan “unguided” untuk sasaran udara, tanah dan permukaan laut.

Sesuai permintaan pelanggan, Produsen dapat memasang sistem avionik dan sistem senjata negara pelanggan sendiri, sehingga membuat versi khusus dan memberikan lisensi untuk produksi pesawat latih ini.

The MiG-AT menyediakan program pelatih untuk: • Pelatihan pilot di semua tingkatan, termasuk pelatihan primer, dasar dan lanjutan; • keselamatan penerbangan dan kehandalan yang tinggi; • pengoperasian yang mudah dan DOCs rendah; • mesin dan sistem avionik yang telah terbukti lulus sertifikasi dan efektivitasnya pada jenis pesawat terbang lain; • Simulator, sestem analisis perencanaan-misi dan pasca-misi penerbangan dibuat sekitar komputer dan terintegrasi dengan pelatih; • sistem pemeliharaan pesawat latih yang bergantung pada potensi produksi-ilmiah dari RAC "MiG" dan infrastruktur yang ada di Snecma Group, Snecma Moteurs, Turbomeca dan Thales AVIONICS.

Specification:

CREW: 2

ENGINE: 2 x GRTS Larzac 04-R20, 14.1kN

WEIGHTS:
Take-off weight: 6800 kg; 14992 lb

DIMENSIONS:
Wingspan: 10.6 m; 34 ft 9 in
Length: 11.2 m; 36 ft 9 in
Height: 4.3 m; 14 ft 1 in
Wing area: 21.0 m2; 226.04 sq ft

PERFORMANCE:
Max. speed: 850 km/h; 528 mph
Ceiling: 15000 m; 49200 ft
Range w/max.fuel: 1250 km; 777 miles
Range w/max.payload: 800 km; 497 miles

C-17 Globemaster III

McDonnell Douglas
(now Boeing)
C-17 Globemaster III
Heavy Transport

Deskripsi:

Perang Vietnam, membuat AU US sadar bahwa pesawat angkutnya saat itu mempunyai banyak kekurangan, sehingga memutuskan dibutuhkannya desain pesawat angkut baru. C-17 Globemaster III ini dirancang untuk mendampingi dan menggantikan peran C-141 StarLifter, dengan mengkombinaskan kemampuan C-5 Galaxy dan C-130 Hercules sehingga dapat mendarat tepat di belakang “garis depan” pada tanah yang buruk dan tidak dipersiapkan.

Desain McDonnell Douglas memenuhi kebutuhan ini dan diterima pada Oktober 1980, tetapi akhirnya dibatalkan pada januari 1982 ketika AU US lebih memilih untuk meningkatkan kemampuan C-5B Galaxy dan KC-10 Extender. Setelah tahun itu, pengembangan C-17 kembali dilakukan dan berhasil membuat 210 contoh pesawat dengan bodi pesawat sirkular, sayap yang besar dan lereng kargo di bagian belakang. Purwarupa pesawat ini mulai terbang pada awal 1990an, tetapi harga produksi mulai meningkat tajam.

Walaupun produksi terlambat, harga produksi tinggi dan mismanagemen program, C-17 merupakan desain yang mengaplikasikan beberapa fitur canggih sehingga dianggap sangat mampu memenuhi keinginan AU. Dengan sebuah kargo berukuran 26,82m x 5,48m x 3,76m, pesawat mampu membawa sampai 18 “cargo pallets”, 144 prajurit, 102 prajurit parasut, atau 48 “litters”. Dengan kapasitas ini, C-17 mampu mengangkut hamper semua peralatan “mobile” tentara US termasuk tank perang utama M1 Abrams, M2/M3 Bradley, sampai 4 helikopter transport UH-60 Blackhawk atau sampai 2 helikopter serang AH-64 Apache. Sebagai tambahan, C-17 menggunakan “blown flaps”, generator vortex dan “thrust reversers” (tenaga dorong kebalikan) untuk pendaratan jarak pendek. C-17 dapat beroperasi pada landasan sepanjang 915 m dengan lebar 27,5 m dan dapat bermanuver untuk membelok menggunakan “a three-point turn”.
Walaupun sebenarnya AU AS mengharapkan untuk memperoleh 210 pesawat C-17, tetapi karena pengembangan yang terlambat dan tingginya biaya produksi, mereka memotong pesanan menjadi 120 saja. Namun demikian, pesawat ini sudah menunjukkan kegunaan dan fungsi pentingnya pada konflik Balkans, Afghanistan, dan Iraq, sehingga kongres AS menyetujui untuk menambah pesawat C-17 menjadi 190 pesawat. Walaupun Boeing sudah memperingatkan prnutupan produksi “multiple line”, AU AS tetap menambah pesanan tiap tahun agar produksi tetap berjalan. C-17 juga membuat beberapa negara lain tertarik.

HISTORY:
First Flight: 15 September 1991
Service Entry: 14 June 1993

CREW:: three: pilot, co-pilot, loadmaster

PASSENGERS: 144 troops, 102 paratroops, or 48 stretchers

ESTIMATED COST: $205 million [1998$]

DIMENSIONS:
Length: 174.00 ft (53.04 m)
Wingspan: 169.83 ft (51.76 m)
Height: 55.08 ft (16.79 m)
Wing Area: 3,800 ft2 (353.02 m[sup]2[/sup])

WEIGHTS:
Empty: 277,000 lb (125,645 kg)
Normal Takeoff: unknown
Max Takeoff: 585,000 lb (265,350 kg)
Fuel Capacity: 181,055 lb (82,125 kg)
Max Payload: 169,000 lb (76,660 kg)

PROPULSION:
Powerplant: four Pratt & Whitney PW2040 (military designation F117-100) turbofans
Thrust: 161,760 lb (719.6 kN)

PERFORMANCE:
Max Level Speed: cruise speed: 515 mph (830 km/h) at 28,000 ft (8,540 m), Mach 0.74; airdrop speed: 130 to 290 mph (215 to 465 km/h) at sea level
Initial Climb Rate: unknown
Service Ceiling: 45,000 ft (13,715 m)
Range: typical: 2,400 nm (4,450 km) with 160,000 lb (72,575 kg) payload; typical: 4,400 nm (8,155 km) with 40,000 lb (18,145 kg) payload; ferry: 4,700 nm (8,710 km)
g-Limits: unknown

ARMAMENT: none

KNOWN VARIANTS:
C-17A: Production transport for the US Air Force able to airlift equipment, troops, paratroops, or casualties over global ranges while operating from rough strips; at least 180 to be built
CC-177 Globemaster: Designation for the C-17 in Canada
KC-17: Proposal for a tanker model using the center wing tank plus a modular tank pallet carried in the fuselage, fuel would be dispensed through a boom on the rear cargo door and/or underwing pods
MD-17: Proposal for a commercial heavylift model with roll-on/roll-off capability and able to carry 170,000 lb (77,110 kg) payloads over ranges of 5,000 nm (9,260 km) or more
BC-17: New designation for the MD-17 concept after McDonnell Douglas merged with Boeing

KNOWN COMBAT RECORD:
Bosnia - Operation Deliberate Force (USAF, 1995)
Kosovo - Operation Allied Force (USAF, 1999)
Afghanistan - Operation Enduring Freedom (USAF, 2001-present)
Iraq - Operation Iraqi Freedom (USAF, 2003-present)

KNOWN OPERATORS:
Australia (Royal Australian Air Force)
Canada (Canadian Armed Forces, Air Command)
United Kingdom (Royal Air Force)
United States (US Air Force)