Friday, September 30, 2011

Raider Bebaskan Dosen Undiksha yang Disandera

(Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/11)

1 Oktober 2011, Singaraja ( Bali Post): Suasana di kampus Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Undiksha di Jalan Ahmad Yani, Singaraja, Jumat (30/9) kemarin pagi, sangat menegangkan. Jalan di depan kampus dan areal kampus dipenuhi batalion Infantri Yonif 900 Raider. Lalu lintas di Jalan Ahmad Yani pun lumpuh. Di dalam kampus, sejumlah mahasiswa dan dosen disandera oleh sekelompok orang bersenjata.

Batalion Infantri Yonif 900 Raider berupaya untuk membebaskan sandera. Pasukan Raider itu bergerak cepat dan berhasil membebaskan mahasiswa dan dosen yang disandera. Ketegangan itu terjadi ketika TNI-AD menggelar simulasi pembebasan sandera kampus FBS Undiksha, Jumat (30/9) kemarin.

Dalam simulasi itu pasukan batalion Infantri Yonif 900 Raider memperagakan gerak cepat pembebasan sandera di dalam kampus. Simulasi itu mengundang perhatian masyarakat. Dua unit mobil pertempuran jarak dekat juga dikerahkan, termasuk beberapa sepeda motor jenis trail yang memperagakan pengejaran terhadap bus yang membawa sandera.

Saat digelar simulasi, Jalan Ahmad Yani ditutup dari arah barat maupun timur. Simulasi itu dimulai dengan adegan penyanderaan mahasiswa dan dosen di dalam kampus. Pasukan TNI-AD bersenjata lengkap laras panjang langsung terjun menyelamatkan mahasiswa yang tersandera.

Tim negosiator 900 Raider sempat berupaya melakukan pendekatan dengan penyandera. Dalam negosiasi itu, kelompok bersenjata tersebut meminta uang tebusan senilai Rp 2 miliar. Meski permintaannya telah dipenuhi, namun penyandera yang belum diketahui dari kelompok mana tetap menyandera seorang mahasiswi dan dosen, yang selanjutnya dibawa kabur dengan menggunakan bus.

Pasukan TNI-AD dengan dikomandoi Dan Yonif 900 Raider, Letkol Agustinus Dedy Prasetya, langsung menurunkan tim penanggulangan teror, Gultor 900 Raider. Adegan kejar-kejaran antara pasukan loreng dengan kelompok bersenjata itu terjadi di sepanjang Jalan Ahmad Yani, Singaraja, hingga terjadi macet.

Selanjutnya, bus pihak penyandera berhasil dicegat di depan Pasar Mumbul. Tanpa perlawanan, pasukan bersenjata tersebut berhasil dilumpuhkan. Dan Yonif 900 Raider Letkol Agustinus Dedy Prasetya mengatakan simulasi ini dilakukan sebagai bentuk uji kemampuan dan evaluasi Tim Gultor 900 Raider. ''Simulasi ini juga kami lakukan sebagai bentuk kesiapan dalam mengamankan KTT ASEAN,'' ujarnya.

Dandim 1609 Buleleng, Letkol Inf. Nugroho, juga mengatakan hal senada. Menurutnya, simulasi ini dilakukan sebagai bentuk kesiapan TNI-AD dalam menjaga wilayah teritorial. ''Upaya seperti ini juga bagian untuk meningkatkan kewaspadaan TNI-AD,'' katanya.

Sumber: Bali Post

US DoD Approved the Sale of FMU-139 C/B Bomb Fuzes to Australia and Malaysia

01 Oktober 2011

The FMU-139 C/B Bomb Fuze is an electronic impact/impact delay fuzing system developed for use by both the U.S. Navy and the Air Force in the MK 80 series and M117 low drag and high drag, guided or unguided, high-explosive bombs. In addition to impact/impact delay, the fuze is capable of accepting a signal from a separate proximity sensor. (photo : L3)

L-3 Fuzing and Ordnance Systems, Inc., Cincinnati, Ohio, is being awarded a $35,990,703 firm-fixed-price contract for the procurement of 20,000 FMU-139C/B electronic bomb fuzes; 200 FMU-139 C/B D-2 dummy fuzes; 100 FMU-139 C/B D-5 cutaway fuzes; and 3,000 accessory kits for the U.S. Navy and the governments of Australia, Turkey, Pakistan, Korea, Bahrain, Malaysia, Finland, and Spain.

Work will be performed in Cincinnati, Ohio (50 percent), and Orlando, Fla. (50 percent), and is expected to be completed in September 2014.

Typical weapon configuration for Mk-80 bomb series (image : ATK)

Contract funds in the amount of $20,927,389 will expire at the end of the current fiscal year. This contract was competitively procured via an electronic request for proposals; two offers were received.

This contract combines purchases for the U.S. Navy ($20,927,389; 58.15 percent); and under the Foreign Military Sales Program, the governments of Australia ($6,076,900; 16.88 percent), Turkey ($4,052,014; 11.26 percent), Pakistan ($2,386,981; 6.63 percent), Korea ($1,341,157; 3.73 percent), Bahrain ($396,093; 1.1 percent), Malaysia ($345,292; 0.96 percent), Finland ($268,630; 0.75 percent), and Spain ($196,247; 0.55 percent). The Naval Air Systems Command, Patuxent River, Md., is the contracting activity (N00019-11-C-0090).

PT DI Persiapkan Produksi dan Pemasaran Pesawat Amfibi

30 September 2011

Pesawat amfibi Seastar yang akan dibuat PT DI dengan lisensi Dornier, Jerman(photo : Airpigz)

PT DI Akan Produksi Pesawat Amfibi

BANDUNG, (PR).-PT Dirgantara Indonesia (PT DI) akan memproduksi pesawat amfibi melalui kerja sama under license dengan perusahaan pesawat Jerman Dornier Seawings.

"Saat ini, PT DI sedang mempersiapkan produksi dan customer support untuk mendukung layanan purnajual. Dan, pesawat amfibi tersebut akan mulai dipasarkan tahun 2012," kata Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dirgantara Indonesia, Andi Alisyahbana di Bandung kemarin.

Menurutnya, pesawat amfibi memiliki potensi ekonomis dan cocok dengan kondisi Indonesia yang 62% konsentrasi dan perekonomian masyarakatnya ada di wilayah pesisir laut, danau, dan sungai. Selain itu, 70% wilayah nasional merupakan perairan.

"Jadi, apa pun kendaraan yang bisa memiliki kemampuan water base transportation pasti akan memiliki potensi ekonomi yang sangat besar," ujarnya.

Market penggunaan pesawat amfibi sangat besar. Menurutnya, bupati yang biasanya sulit mencapai pelosok dan membutuhkan waktu hingga 2-3 hari menjangkau daerahnya dengan pesawat itu nantinya mereka hanya membutuhkan waktu kurang dari sejam.

Andi menuturkan pesawat amfibi itu mampu mendarat di darat dan di air sehingga bisa jadi solusi bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Menurutnya, bila membuat landasan pesawat dan airport kan membutuhkan biaya sangat mahal dan lahan yang luas.

"Pesawat amfibi tersebut membutuhkan amphibiport untuk tempat menurunkan penumpang dengan luas lahan hanya sebesar pesawat itu sendiri. Rasio perbandingannya dengan pembuatan airport biasa adalah sekitar 1 : 8," tuturnya.

Pesawat amfibi dirancang dengan menggunakan composite material atau sejenis fiberglass khusus (tahan karat dan air laut). Pesawat diperuntukkan empat belas penumpang dan dilengkapi dua mesin dan dapat melewati ombak tinggi (stage 3 operation) dengan jarak take-off dan landing relatif pendek yaitu take- off 770 meter, sedangkan landing memerlukan 385 meter. (A-190)***

Kapal Perang TNI AL Akan Ditambah Lagi

30 September 2011

Perusahaan Prancis ECA Robotics telah menawarkan kapal hidro oseanografi modern yang dapat diperlengkapi dengan UUV dan USV kepada TNI AL (photo : ECA)

Jurnas.com TENTARA Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa kapal perang dalam rangka menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut Indonesia.

TNI AL telah melakukan penjajakan ke sejumlah negara untuk pengadaan kapal dan persenjataannya tersebut. "Kami sudah lakukan tinjauan ke Eropa untuk melihat langsung (alutsista yang akan dibeli)," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno usai menghadiri Gelar Hiburan Prajurit menyambut HUT TNI ke-66, 5 Oktober di Mabes AL Jakarta, Jumat (30/9).

Beberapa Angkatan Laut dunia membeli kapal tipe tallships untuk training ship pada galangan kapal dari Astilleros Celaya, Bilbao. Spanyol (photo : Astilleros Celaya S.A)

KSAL menuturkan, dirinya telah melakukan perjalanan selama 10 hari ke negara-negara Eropa untuk meninjau langsung lokasi produsen alutsista terkait pengadaan alutsista bagi AL. "Ke Inggris untuk kapal perang jenis fregate, Spanyol kapal layar latih, Perancis kapal oseanografi," katanya.

Kapal oseanografi ini diperuntukkan bagi dinas hidrografi untuk menunjang tugasnya seperti membuat peta wilayah laut Indonesia. Selama ini, dinas hidrografi minim perhatian, padahal memiliki fungsi penting untuk mengetahui batas-batas wilayah laut Indonesia.

Seiring pengurangan anggaran pertahanan, Inggris akan segera melakukan dekomisioning atas 4 fregat Type 22 batch 3 masing-masing HMS Cornwall, HMS Chatham, HMS Campbeltown, dan HMS Cumberland (photo : mer et marine).

Untuk pengadaan mesin kapal, KSAL menambahkan, dirinya telah meninjau produsen alutsista di Jerman, sedangkan persenjataan untuk melengkapi kapal perang AL nantinya, dia telah melakukan peninjauan ke Belanda.

Dia berharap, pengadaan alutsista sebagai alat dukung AL dalam melaksanakan tugasnya ini dapat berjalan lancar dengan waktu tidak terlalu lama.

Tim Paskhas Diterjunkan ke Lokasi Pesawat

Sejumlah prajurit Paskhas TNI AU menyiapkan peralatan untuk mengevakuasi korban kecelakaan pesawat Cassa milik PT Nusantara Buana Air (NBA) yang jatuh, di Lanud Polonia Medan, Sumut, Jumat (30/9). Pihak TNI AU rencananya akan mengevakuasi dengan menggunakan helikopter setelah berhasil menemukan lokasi jatuhnya pesawat CASA 212 di kawasan Bahorok Kab Langkat, Sumut. (Foto: ANTARA/Septianda Perdana/Koz/Spt/11)

30 September 2011, Langkat (SURYA Onlin): Empat personel Pasukan Khas TNI Angkatan Udara diberangkatkan ke lokasi jatuhnya pesawat CASA 212-200 di kawasan Bahorok, Jumat (30/9/2011), sekitar pukul 14.15 WIB. Mereka akan menjadi tim pertama yang turun membuka jalan untuk proses evakuasi lebih lanjut.

Keempat personel dikirim Paskhas dikirim ke lokasi kecelakaan menggunakan helikopter TNI AU tipe HA-5103. Masing-masing yaitu Riyadi, Danar, Dian, dan Welrijohn. Keempatnya dibekali tali rappelling dan gergaji mesin.

Mereka diberangkatkan dari Lapangan SMPN 1 Bahorok. Kira-kira membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai ke lokasi jatuhnya pesawat Casa.

Pesawat Cassa 212 NBA Tersangkut di Pohon Kondisi pesawat secara umum utuh dan tidak terbakar. Hanya bagian depan mengalami kerusakan. (Dok. Paskhas TNI AU)

Danar, seorang anggota Paskhas mengaku penyelamatan kecelakaan pesawat menggunakan jalur udara kali ini bukan pengalaman pertama baginya. “Kalau rappelling seperti ini sudah pernah beberapa kali, kalau di Sumut baru kali ini,” ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, lokasi jatuhnya pesawat telah diketahui. Pesawat masih terlihat utuh dengan moncong yang rusak di pepohonan. Namun, beberapa helikopter yang sempat memantau belum bisa menurunkan personel karena kondisi medan yang terjal dan tidak ada lapangan untuk mendarat.

Sumber: Surya

Tiga Kapal Selam TNI dari Korea

Kapal selam milik AL Korsel melakukan manuver. (Foto: South Korean Navy)

30 September 2011, Jakarta (Jurnas.com): Pengadaan tiga kapal selam untuk Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan disediakan dari Korea Selatan.

Pengadaan kapal selam yang sempat tertunda 2-3 tahun ini akan dipercepat untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AL dalam rangka pengamanan wilayah laut Indonesia. "Pengadaannya kami datangkan dari Korea Selatan," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno usai menghadiri Gelar Hiburan Prajurit dalam rangka HUT TNI yang jatuh pada 5 Oktober di Mabes AL Jakarta, Jumat (30/9).

KSAL menjelaskan, Korea dipilih untuk pengadaan kapal selam ini karena memiliki kemampuan sama dengan Eropa dalam menyediakan kebutuhan kapal selam yang diperlukan TNI AL. "Tapi harganya lebih murah," kata KSAL.

Sebelumnya, Kementerian Pertahanan (Kemhan) melalui Sekretaris Jenderal Kemhan Marsekal Madya Eris Herryanto mengatakan, pengadaan kapal selam ini sudah terlambat 2-3 tahun. Karenanya, pengadaan kapal selam ini akan dipercepat dari 30 bulan menjadi hanya 1,5 tahun. Alokasi kapal selam untuk mendukung TNI AL ini berjumlah tiga unit. "Harganya dalam rupiah Rp9,5 triliun untuk tiga unit," kata KSAL.

Kapal Perang Ditambah Lagi


Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) akan melakukan pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) berupa kapal perang dalam rangka menegakkan hukum dan menjaga keamanan wilayah laut Indonesia.

TNI AL telah melakukan penjajakan ke sejumlah negara untuk pengadaan kapal dan persenjataannya tersebut. "Kami sudah lakukan tinjauan ke Eropa untuk melihat langsung (alutsista yang akan dibeli)," kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Soeparno usai menghadiri Gelar Hiburan Prajurit menyambut HUT TNI ke-66, 5 Oktober di Mabes AL Jakarta, Jumat (30/9).

KSAL menuturkan, dirinya telah melakukan perjalanan selama 10 hari ke negara-negara Eropa untuk meninjau langsung lokasi produsen alutsista terkait pengadaan alutsista bagi AL. "Ke Inggris untuk kapal perang jenis fregate, Spanyol kapal layar latih, Perancis kapal oseanografi," katanya.

Kapal oseanografi ini diperuntukkan bagi dinas hidrografi untuk menunjang tugasnya seperti membuat peta wilayah laut Indonesia. Selama ini, dinas hidrografi minim perhatian, padahal memiliki fungsi penting untuk mengetahui batas-batas wilayah laut Indonesia.

Untuk pengadaan mesin kapal, KSAL menambahkan, dirinya telah meninjau produsen alutsista di Jerman, sedangkan persenjataan untuk melengkapi kapal perang AL nantinya, dia telah melakukan peninjauan ke Belanda.

Dia berharap, pengadaan alutsista sebagai alat dukung AL dalam melaksanakan tugasnya ini dapat berjalan lancar dengan waktu tidak terlalu lama.

Sumber: Jurnas

Thursday, September 29, 2011

Sistem Pertahanan Udara Mersad Dioperasikan Iran


30 September 2011, Tehran (Berita HanKam): Iran mempersenjatai satuan pertahanan udara dengan sistem rudal pertahanan udara Mersad yang diproduksi di dalam negeri. Sistem ini meningkatkan kemampuan pertahanan defensif dalam menghadapi serangan udara musuh.

Perisai pertahanan udara Mersad dikembangkan oleh para ahli dan teknisi Iran tanpa bantuan pihak asing. Sebelumnya, Iran mengoperasikan rudal Hawk buatan Amerika Serikat yang diterima sebelum revolusi islam. Mersad dilengkapi teknologi radar modern, peluncur mutakhir dan perbaikan sistem pemandu dan akuisisi sasaran.

Sistem telah lolos uji coba dan telah menjadi bagian dari jaringan terintegrasi pertahanan udara Iran.

Sistem Mersad dilengkapi rudal Shahin dimana mampu melacak dan menghancurkan sasaran udara pada ketinggian 70 hingga 150 km. Satu unit sistem Mersad dipersenjatai tiga rudal Shahin.

Iran Tuntut Moskow


Rusia harus mengembalikan uang pembayaran pembelian sistem rudal permukaan-ke-udara S-300 ke Iran setelah menolak mengirimkan ke Iran. diberitakan kantor berita IRNA, Rabu (28/9).

Menteri Pertahanan Iran mengatakan negaranya meminta kompensasi dari pembatalan kontrak senilai 800 juta dolar. Iran telah mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Internasional atas wanprestasi Rusia mengirimkan sistem rudal S-300 pada awal bulan ini.

Moskow ditekan oleh Washington D.C. dan Tel Aviv untuk membatalkan penjualan S-300. Kemampuan S-300 mengancam kekuatan udara Tel Aviv, jika melakukan serangan udara pada fasilitas nuklir Iran.

Presiden Rusia Dmitry Medvedev meneken peraturan larangan penjualan sistem rudal S-300, kendaraan tempur, pesawat terbang, helikopter dan kapal perang ke Iran, 22 September 2010. Pelarangan ini mengadopsi Resolusi 1929 Dewan Keamanan PBB, melarang penjualan senjata konvensional ke Iran termasuk rudal, sistem rudal, tank, helikopter tempur, pesawat terbang dan kapal perang.

Tehran mengklaim telah mengembangkan sistem pertahanan udara sendiri setaraf dengan kemampuan S-300. Para ahli pertahanan meragukan kemampuan Iran membuat sistem S-300.

Percobaan Penembakan rudal Shahin dari Sistem Mersad






Sumber: FNA

CAE Upgraded RAAF's C-130J Simulator

30 September 2011

External and internal view of RAAF C-130J simulator (photo : Aus DoD)

RAAF C-130J Hercules full-flight and mission simulator upgraded to provide enhanced tactical training capabilities

Sydney, Australia – (NYSE: CAE; TSX: CAE) – CAE Australia today announced that it has upgraded the Royal Australian Air Force’s (RAAF) C-130J Hercules full-flight and mission simulator (FFMS) to provide additional tactical training capabilities. The upgrade was completed on budget and without taking the simulator out of service.

CAE Australia, prime contractor under the Management and Support of the Australian Defence Force’s (ADF) Aerospace Simulators (MSAAS) contract, upgraded the C-130J simulator with a new radar warning receiver (RWR) simulation, which will be used to provide RAAF C-130J aircrews with early warning and threat detection alerts during training. Instructors will also be able to insert various radar threats into the simulator training sessions to provide RAAF aircrews with realistic tactical mission training scenarios.

“The addition of the RWR simulation to the C-130J simulator is consistent with the Commonwealth’s objective to ensure the Royal Australian Air Force’s training systems are concurrent with the platforms they simulate,” said Peter Redman, acting Managing Director, CAE Australia Pty Ltd. “We completed this simulator upgrade without any downtime to current training, and in advance of the upgrades being completed on the actual aircraft. The RAAF C-130J aircrews will now be well-trained and prepared as the RWR-capable Hercules aircraft re-enter service.”

The addition of the RWR simulation not only ensures the ongoing fidelity of the C-130J simulator, but also enhances the tactical training capabilities of the C-130J aircrew training system. The C-130J FFMS includes CAE’s Interactive Tactical Environment Management System (ITEMS) for creating complex tactical environment scenarios, as well as Distributed Interactive Simulation (DIS) functionality so the C-130J FFMS can be networked with the C-130H FFMS co-located at RAAF Base Richmond.

CAE Australia performed the upgrade under CAE’s Authorised Engineering Organisation (AEO) Letter of Authority. As a certified AEO, CAE is delegated design approval authority for engineering upgrades on in-service simulators for the Australian Defence Forces.

(CAE)

KSAU Resmikan Penggunaan Simulator Helikopter NAS-332

30 September 2011


Pengembangan simulator ini dilakukan atas kerja sama empat pihak yaitu PT Dirgantara Indonesia (perakitan, desain, instrumen avionik), DSL Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik, visual sistem), Belanda ("motion system") dan Amerika Serikat (radar). (photo : Antara)

Jurnas.com KEPALA Staf TNI Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Imam Sufaat meresmikan penggunaan Simulator Helikopter NAS-332 Super Puma yang dikelola Fasilitas Latihan (Faslat) Wing 4, Lanud Atang Senjaya, Bogor, Kamis (29/9).

Dalam siaran pers Kadispenau, Marsekal Pertama TNI Azman Yunus, yang diterima Jurnal Nasional, Kamis (29/9), KSAU mengatakan simulator NAS-332 Super Puma adalah full flight simulator jenis rotary wing pertama dimiliki TNI AU dan ditempatkan di Lanud Atang Sendjaja.

Menurutnya, pembuatan Simulator NAS-332 mengacu pada pesawat NAS-332 Super Puma type L1 konfigurasi VIP dari SkadronUdara 17.

Pesawat helicopter ini merupakan buatan PT Dirgantara Indonesia, Bandung yang menggunakan engine Makila 1A1. Selain konfigurasi VIP ada penambahan fasilitas latihan dalam simulator yaitu berupa latihan hoist, sling, fast rope dan para troop yang merupakan kemampuan dari pesawat NAS-332 Super Puma type L1/C1 dengan konfigurasi tactical transport.

“Dengan adanya Simulator kita dapat mengurangi resiko kecelakaan dan efisiensi penggunaan jam terbang serta ekonomis,” kata KSAU.

Simulator NAS-332 mempunyai beberapa fungsi antara lain familirisasi konfigurasi cockpit pesawat NAS-332 Super Puma type L1/C1, familirisasi checklist normal dan emergency procedur mulai dari engine start sampai dengan engine shutdown, memberikan penerbangan dengan misi dan situasi tertentu, memberikan latihan navigasi serta memberikan latihan terbang instrument.

“Kemampuan lain dari simulator NAS-332 Super Puma adalah mampu mensimulasikan adanya kerusakan pada sistem atau komponen utama pada saat latihan penerbangan dilaksanakan,” katanya.

Full Flight simulator NAS-332 Super Puma merupakan peralatan elektronika yang terdiri dari hardware dan software yang bekerja secara integrasi untuk mengelola berbagai program data sehingga mensimulasikan performa pesawat NAS-332 Super Puma secara real time seperti instrument system, avionic system, visual system, motion system, aural cue system menyerupai performa pesawat yang sesungguhnya.

RSS Tenacious (71)

Royal Singaporean Ship (RSS) Tenacious Three Australian Warships attend the Indonesian Fleet Review in Manado, Indonesia to celebrate the 64th Anniversary of Indonesian Independence. (Photo: Australia DoD)

HMAS Darwin (FFG 04)

HMAS Darwin (FFG 04) Three Australian Warships attend the Indonesian Fleet Review in Manado, Indonesia to celebrate the 64th Anniversary of Indonesian Independence. Chief of Navy, Vice Admiral Russ Crane, AM, CSM was joined by 450 sailors and Officer's from HMA Ships Success, Darwin and Leeuwin. (Photo: Australia DoD)

Indonesia Akan Bangun Simulator Sukhoi

29 September 2011

Simulator Sukhoi akan memudahkan TNI AU dalam melatih pilot yang akan mengawaki pesawat Su-27/30 (photo : Ashad keypublishing)

Bogor (ANTARA) - Indonesia akan segera membangun simulator pesawat jet tempur Sukhoi untuk menempa keterampilan dan kemampuan para pilot pesawat tempur tersebut secara intensif, efektif dan efisien.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA usai peresmian simulator Super Puma NAS 332 di Bogor, Kamis mengatakan, "penjajakannya sudah lama dan akan mulai dimantapkan pada 2012,".

Ia menambahkan, pembangunan simulator itu akan diusahakan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dengan beberapa perusahaan mancanegara.

"Perusahaan mancanegara kemungkinan bisa dari Rusia, China atau Kanada. Ini semua kita jajaki," kata Kasau.

Ia menegaskan, dengan adanya simulator tersebut maka keahlian dan kemampuan para pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dapat terus diasah dan ditingkatkan dengan efektif dan efisien.

"Bayangkan jika kita berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan...bisa ratusan juta rupiah. Di Rusia pun pesawat Sukhoi tidak dipakai setiap hari," tutur Kasau.

Ia menambahkan, pembangunan simulator Sukhoi akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar.

"Ini untuk memudahkan para penerbang menjangkau simulator. Tidak seperti para penerbang Hawk yang berada di Pontianak yang harus ke Pekanbaru karena simulatornya di sana. Itu tidak efektif dan efisien. Jadi kita upayakan simulator dibangun tidak jauh dari pangkalan pesawat atau heli dimaksud," ujar Imam.

Indonesia selama ini mengirimkan penerbang Sukhoinya ke Rusia selaku produsen dan pengguna, atau China yang telah memiliki pabrik dan simulator Sukhoi.

Indonesia telah memiliki Sukhoi sejak 2003 dan kini telah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi dengan berbagai jenis. Kini Indonesia tengah menjajaki pembelian enam unit lagi pesawat sejenis untuk memperkuat skuadron tempurnya.

(
Antara)

AWD Simulator Contract for Kongsberg

29 September 2011

Australia’s AWD crews will train on simulators provided by Kongsberg. (photo : taskforce72)

Kongsberg Defence & Aerospace (KDA ) has been awarded a Command Team Trainer Simulation Infrastructure contract under which KDA will support Raytheon Australia Pty Ltd (AWD Systems Engineer) in the delivery of this central component of the Air Warfare Destroyer Command Team Trainer (CTT).

The Simulation Infrastructure is based on Kongsberg’s PROTEUS Naval Training Technology and will provide the CTT with exercise control and a common synthetic environment for integration of the Aegis Weapon System and the other Hobart Class sensors and effectors.

The Simulation Infrastructure also provides LINK 11/16 and DIS interfaces for external joint collaborative training.

The contract is an extension of the Australian Tactical Interface (ATI) contract for the Air Warfare Destroyer signed in June 2009 between KDA and Raytheon Australia, on behalf of the AWD Alliance.

(ADM)

Israel's Iron Dome Gains Anti-Aircraft Role

29 September 2011

The Iron Dome (photos : xairforces, csmonitor, noah eshel)

The "Iron Dome" system deployed to protect the Israeli population from short-range rockets is also efficient against aircraft up to an altitude of 32,800ft (10,000m).

A Rafael source said that during the deployment of the first three systems the Israeli air force has learned about the extra capability.


"It will serve as another layer in our anti-aircraft deployment that consists of upgraded Hawk and Patriot missiles," the source said.

In the past few months, Iron Dome batteries have intercepted more than 90% of the BM-21 Grad and Kassam rockets launched from Gaza into Israel.


A mobile defence system aimed at intercepting short-range rockets and artillery shells, Iron Dome avoids causing collateral damage by detonating a target warhead away from the defended area. Its interceptor has an effective range up to 70km (38nm), according to Rafael.

Foreign sources have indicated that Singapore has already purchased the Iron Dome system, with other countries also likely to show interest.

(FlightGlobal)

Yonif 700 Gelar Simulasi Pembebasan Sandera

Sejumlah anggota pasukan Raider Yonif 700 Kodam VII Wirabuana, membebaskan seorang sandera di Gedung Menara Bosowa, Makassar, Sulsel, Kamis (29/9). Simulasi pembebasan sandera dilakukan dalam rangka menyambut HUT TNI ke-66, untuk meningkatkan kemampuan pasukan raider dalam menjaga NKRI dari ancaman dalam negeri dan luar negeri. (Foto: ANTARA/Sahrul Manda Tikupadang/Koz/mes/11)

29 September 2011, Makassar (Fajar): Sedikitnya 20 teroris yang menamakan diri Gerakan Separatis Sulawesi Merdeka beraksi dan menyandera Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin di kantor Wali Kota Makassar, Kamis, 28 September.

Setelah disandera sekitar 30 menit di ruang kerjanya, Ilham akhirnya berhasil diselamatkan pasukan antiteror Yonif 700 Raider, setelah melalui baku tembak dengan 20 teroris yang melakukan penyanderaan. Para teroris yang melakukan penyanderaan itu dilumpuhkan hingga tewas dalam operasi penyelamatan yang dilakukan puluhan anggota Yonif 700 Raider.

Ilham berhasil dievakuasi menggunakan kendaraan militer jenis PJD, dengan pengawalan ketat. Sementara para teroris terkapar di lantai setelah ditembak mati. Aksi yang sama dilakukan pasukan Yonif 700 di menara Bosowa yang melakukan penyanderaan terhadap Manajemen Bosowa. Mereka juga dilumpuhkan dalam operasi yang berlangsung cepat.

Operasi militer bukan perang inilah menjadi gambaran dalam Latihan Pemeliharaan Raider Yonif 700 Raider, yang dilakukan Yonif 700 Raider di kantor Wali Kota dan Menara Bosowa. Latihan ini menyita perhatian ratusan pegawai dan warga yang sedang melintas di depan kantor waki kota dan menara Bosowa, apalagi dalam latihan itu diwarnai aksi tembak menembak menggunakan peluruh hampa.

Kendati sekadar latihan, namun pegawai maupun warga tetap dibuat kaget dan berdebar, begitu mendengar suara tembakan maupun ledakan yang dilakukan personil yang terlibat latihan. Pagi sebelumnya, mereka juga melakukan operasi militer di Pulau Lae-lae.

Asisten Operasi Kasdam VII Wirabuana, Kolonel Dwi Wahyu W menegaskan latihan tersebut menggambarkan skenario pembasmian teroris, yang lari ke wilayah kota saat upaya pembasmian di daerah tertentu dengan melakukan penyusupan.

"Ini adalah sikap penangkalan terhadap berbagai ancaman, karena tanpa adanya latihan berkala, ancaman yang muncul tidak akan bisa dituntaskan dengan baik. Makanya, latihan ini diarahkan bagaimana prajurit mengantisipasi teror yang mungkin terjadi," kata Wahyu.

Dia menyebut, TNI harus selalu siap untuk membantu pemerintah menciptakan daerah kondusif dan aman dari berbagai ancaman. Karena dengan terciptanya situasi kondusif, proses pembangunan bisa berjalan dengan baik.

Danyonif 700 Raider, Mayor Inf Febriel Buyung Sikumbang menambahkan kegiatan ini sebagai bentuk antisipasi terhadap berbagai ancaman radikalisme terhadap wilayah. "Kita harus membackup semua pihak, sehingga radikalisme bisa diantisipasi. Sulsel sendiri sejauh ini aman dan kita harapkan tetap aman," kata Febriel.

Wali Kota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin menyatakan simulasi TNI merupakan bukti kesiapan anggota TNI dalam mengamankan dan menghadapi gejolak bangsa. "Kita tidak perlu ragukan kemampuan TNI, sekalipun ini hanya simulasi, tapi ini adalah bukti TNI siap dalam menghadapi berbagai ancaman," kata Ilham.

Operasi militer bukan perang ini rencananya akan ditutup Yonif 700 Raider di gedung FAJAR Graha Pena Jumat hari ini. Di lokasi ini, prajurit Yonif juga akan melakukan simulasi yang sama.

Sumber: Fajar

Wednesday, September 28, 2011

Indonesia Akan Bangun Simulator Sukhoi


29 September 2011, Bogor (ANTARA): Indonesia akan segera membangun simulator pesawat jet tempur Sukhoi untuk menempa keterampilan dan kemampuan para pilot pesawat tempur tersebut secara intensif, efektif dan efisien.

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat kepada ANTARA usai peresmian simulator Super Puma NAS 332 di Bogor, Kamis mengatakan, "penjajakannya sudah lama dan akan mulai dimantapkan pada 2012,".

Ia menambahkan, pembangunan simulator itu akan diusahakan melibatkan PT Dirgantara Indonesia dengan beberapa perusahaan mancanegara.

"Perusahaan mancanegara kemungkinan bisa dari Rusia, China atau Kanada. Ini semua kita jajaki," kata Kasau.

Ia menegaskan, dengan adanya simulator tersebut maka keahlian dan kemampuan para pilot pesawat jet tempur Sukhoi TNI Angkatan Udara dapat terus diasah dan ditingkatkan dengan efektif dan efisien.

"Bayangkan jika kita berlatih dengan pesawat yang sesungguhnya. Berapa biaya yang harus dikeluarkan...bisa ratusan juta rupiah. Di Rusia pun pesawat Sukhoi tidak dipakai setiap hari," tutur Kasau.

Ia menambahkan, pembangunan simulator Sukhoi akan ditempatkan di Skuadron Udara 11 Pangkalan Udara Sultan Hassanuddin, Makassar.

"Ini untuk memudahkan para penerbang menjangkau simulator. Tidak seperti para penerbang Hawk yang berada di Pontianak yang harus ke Pekanbaru karena simulatornya di sana. Itu tidak efektif dan efisien. Jadi kita upayakan simulator dibangun tidak jauh dari pangkalan pesawat atau heli dimaksud," ujar Imam.

Indonesia selama ini mengirimkan penerbang Sukhoinya ke Rusia selaku produsen dan pengguna, atau China yang telah memiliki pabrik dan simulator Sukhoi.

Indonesia telah memiliki Sukhoi sejak 2003 dan kini telah memiliki 10 unit pesawat Sukhoi dengan berbagai jenis. Kini Indonesia tengah menjajaki pembelian enam unit lagi pesawat sejenis untuk memperkuat skuadron tempurnya.

Sumber: ANTARA News

Simulator NAS-332 Dioperasikan, Awak Penerbang Makin Mahir

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat dan Komandan Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya Kolonel Pnb Eding Sungkana menjajal simulator hellikopter Super Puma NAS 332 di Kompleks Pangkalan Udara Atang Sendjaya, Bogor, Kamis (29/9). (Foto: ANTARA/DispenAU-Eko ES/HO/ed/pd/11)

29 September 2011, Bogor (ANTARA News): Indonesia salah satu negara pertama Asia Tenggara yang mengoperasikan helikopter buatan Aerospatiale, Perancis, dari seri Puma. Bahkan kita juga membuat mereka dalam lisensi. Kini efektivitas dan efisiensi menuju peningkatan kemahiran pilot dan navigatornya semakin baik karena simulator helikopter sedang itu sudah ada.

Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat, meresmikan pemakaian simulator seri Super Puma (NAS-332) di dalam Gedung Simulator di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Atang Sandjaja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis.

"Simulator NAS-332 Super Puma ini merupakan yang pertama dimiliki TNI-AU. Ini sangat berguna, selain menghemat biaya latihan juga untuk melatih emerjensi, dan latihan terbang sesuai dengan silabus yang diajarkan," kata Sufaat.

Situasi dan kondisi yang ditampilkan layar monitor setara pandangan 3 dimensi dan efek-efek sejati bisa dihadirkan. Dengan begitu, awak pesawat terbang itu bisa berada dalam keadaan yang sangat mendekati kenyataannya sejatinya.

Ada keistimewaan dari simulator buatan Perancis yang dibeli Indonesia itu. Simulasi enam situasi dan kondisi penerbangan dengan berbagai variannya --terutama cuaca buruk dan pendaratan darurat di laut ataupun darat-- bisa dilakukan.

TNI AU Resmi Punya Simulator Heli Super Puma

TNI Angkatan Udara resmi memiliki simulator helikopter Super Puma NAS 332 untuk mendukung keterampilan dan kemampuan para penerbang helikopter matra udara.

Peresmian dilakukan di Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaya oleh Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Bogor, Kamis.

Pembangunan simulator helikopter Super Puma itu dilakukan oleh empat pihak yakni PT Dirgantara Indonesia (perakitan, desain, instrumen avionik), DSL, Inggris (pengerjaan sistem komputer avionik, visual sistem), Belanda ("motion system") dan Amerika Serikat (radar).

Imam mengatakan, setelah lima tahun pembangunan simulator tersebut sangat bermanfaat untuk membina kemampuan dan keterampilan para penerbang helikopter. "Sangat efektif dan efisien termasuk untuk mengantisipasi situasi 'emergency'," katanya.

Ia mengatakan, penerbang yang sudah lama tidak terbang juga bisa menggunakan simulator untuk menempa kembali kemampuannya. Begitu juga, katanya, untuk penerbang baru, bisa menabung jam terbang sebelum menggunakan pesawat atau helikopter yang sesungguhnya.

"Simulator NAS-332 Super Puma ini merupakan yang pertama dimiliki TNI AU," kata Imam. Ia mengatakan, keberadaan Simulator NAS-332 Super Puma merupakan salah satu terobosan strategis dalam meningkatkan keahlian personel TNI AU khususnya helikopter.

Usai meresmikan simulator, Kasau didampingi Danlanud Marsekal Pertama TNI Tabri Santoso, pilot Danwing 4 Kolonel Pnb Eding menjajal simulator tersebut selama 20 menit.

Sumber: ANTARA New/Republika

HMNZS Canterbury (L 421)

HMNZS Canterbury and Republic of Vanuatu Ship (RVS)Tukoro rafts up to resupply the patrol boat during Exercise Croix Du Sud. (Photo: Australia DoD)

HMNZS Canterbury (L 421)

HMNZS Canterbury off the Northern Coast of New Caledonia during Exercise Croix Du Sud. Exercise Croix Du Sud, held in the vicinity of Northern New Caledonia. (Photo: Australia DoD)

FNS Jacques Cartier (L 9033)

Landings on the coast at Poum, northern New Caledonia. Pictured is the French amphibious landing ship, Jacques Cartier about to discharge men and vehicles ashore. (Photo: Australia DoD)

FNS Jacques Cartier (L 9033)

French Navy Ship (FNS) Jacques Cartier prepares to conduct a beach landing to offload vehicles and troops, off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. Australian, French Armed Forces New Caledonia (FANC) and Papua New Guinean Forces conduct exercises off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. (Photo: Australia DoD)

FNS Jacques Cartier (L 9033)

French Navy Ship (FNS) Jacques Cartier prepares to conduct a beach landing to offload vehicles and troops, off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. Australian, French Armed Forces New Caledonia (FANC) and Papua New Guinean Forces conduct exercises off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. (Photo: Australia DoD)

FNS Jacques Cartier (L 9033)

French Navy Ship (FNS) Jacques Cartier prepares to conduct a beach landing to offload vehicles and troops, off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud, with HMAS Kanimbla in the background. Australian, French Armed Forces New Caledonia (FANC) and Papua New Guinean Forces conduct exercises off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. (Photo: Australia DoD)

FNS Jacques Cartier (L 9033)

French Navy Ship (FNS) Jacques Cartier conducts a beach landing to offload vehicles and troops, off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. Australian, French Armed Forces New Caledonia (FANC) and Papua New Guinean Forces conduct exercises off the coast of Noumea during Exercise Croix Du Sud. (Photo: Australia DoD)

HMS Campbeltown (F 86)

HMS Campbeltown basks in the late afternoon sunlight while patrolling near Iraq’s Khawr al Amaya Oil Terminal in the North Arabian Gulf. On her stern sits the ship’s Lynx helicopter as it prepares for an evening mission. HMS Campbeltown is one of two Coalition frigates assigned to Task Force 158, the other being HMAS Arunta. (Photo: Captain Cameron Jamieson)

FNS La Glorieuse (P686)

French Navy Audacious Class patrol boat FNS La Glorieuse (P686) 480 tons 54.8m x 8m x 2.54m Crew: 29. (Photo: Australia DoD)

Thailand's Cabinet Approves Fennec Procurement

29 September 2011

Eurocopter AS 550 Fennec (photo : Militaryphotos)

Flustered PM baffles press with incorrect comment

Prime Minister Yingluck Shinawatra apparently forgot which items were on the cabinet agenda yesterday, causing confusion when she confirmed the navy's submarine procurement project had received cabinet approval before retracting her statement hours later.

Emerging from the cabinet meeting at 2pm yesterday, Ms Yingluck appeared confused when asked about the navy's second-hand submarine procurement plan and the army's Black Hawk helicopter procurement plan.

"I don't remember. The cabinet considered 37 items today. The submarine procurement project has already been approved," she said.

Ms Yingluck later assigned the government spokesman team to address the blunder.

Deputy government spokesman Chalitrat Chandru-beksa braved the rain to correct Ms Yingluck's statement.

He told the media that the prime minister misunderstood a reporter's question about the submarines and helicopter projects. The cabinet yesterday approved the army's proposal to buy eight French-made helicopters, not the navy's submarine project, said Mr Chalitrat.

The army's Black Hawk helicopter procurement plan has yet to be considered by the Budget Bureau. The deputy spokesman said the navy's proposal was not on yesterday's cabinet agenda.

A source said government spokeswoman Thitima Chaisaeng immediately called a meeting with members of the spokesman team following Ms Yingluck's confusing remark.

The spokesman team tried to explain to reporters that the prime minister may have been referring to the Marine Department's plan to buy boats for use in the exercise of using their propellers to speed up the flow of water out of flooded areas, the source said.

However, the propeller boats were not on yesterday's meeting agenda.

Mr Chalitrat said the cabinet approved a tied-over-budget for the army's project to procure eight Eurocopter AS 550 helicopters at 1.59 billion baht.

Ms Yingluck had reportedly asked the army to review the 2.8-billion-baht Black Haw procurement plan. She wanted the army to study details and technical issues of the US helicopters.

HMAS Townsville (FCPB 205)

HMAS Townsville departs Darwin to commence a 4 week patrol in North Austrailan waters in support of Operation RESOLUTE. This was the last time a Fremantle Class Patrol Boat sailed from Darwin. HMAS Townsville was decommission on the 7 May 2007 in Cairns, QLD. This was a joint decommissioning with HMAS Ipswich.

HMAS Advance (P 83)

Sea Power week 2006. Decommissioned Attack Class Patrol Boat, HMAS Advance (P 83), enters Darling Harbour as part of Pacific Sea Power Conference and Exposition 2006.

HMAS Pirie (ACPB 83)

HMAS Pirie (ACPB 83) arrives home The Royal Australian Navy (RAN), Armidale Class Patrol Boat (ACPB), HMAS Pirie, arrived home today to Darwin Naval Base after a deployment to the Southwest Pacific. The state of the art vessel has just completed the five week long journey with her sister ship HMAS Launceston. Launceston and Pirie were fortunate to visit Vanuatu, Samoa, the Cook Islands and Tonga, during their deployment to the region. This opportunity allowed the ACPBs the opportunity to engage Australia’s regional neighbours and strengthen international ties. (Photo: Australia DoD)

HMAS Pirie (ACPB 83)

HMAS Pirie (ACPB 83) arrives home The Royal Australian Navy (RAN), Armidale Class Patrol Boat (ACPB), HMAS Pirie, arrived home today to Darwin Naval Base after a deployment to the Southwest Pacific. The state of the art vessel has just completed the five week long journey with her sister ship HMAS Launceston. Launceston and Pirie were fortunate to visit Vanuatu, Samoa, the Cook Islands and Tonga, during their deployment to the region. This opportunity allowed the ACPBs the opportunity to engage Australia’s regional neighbours and strengthen international ties. (Photo: Australia DoD)

HMAS Pirie (ACPB 83)

HMAS Pirie (ACPB 83) arrives home The Royal Australian Navy (RAN), Armidale Class Patrol Boat (ACPB), HMAS Pirie, arrived home today to Darwin Naval Base after a deployment to the Southwest Pacific. The state of the art vessel has just completed the five week long journey with her sister ship HMAS Launceston. Launceston and Pirie were fortunate to visit Vanuatu, Samoa, the Cook Islands and Tonga, during their deployment to the region. This opportunity allowed the ACPBs the opportunity to engage Australia’s regional neighbours and strengthen international ties. (Photo: Australia DoD)

HMAS Pirie (ACPB 83)

HMAS Pirie (ACPB 83) arrives home The Royal Australian Navy (RAN), Armidale Class Patrol Boat (ACPB), HMAS Pirie, arrived home today to Darwin Naval Base after a deployment to the Southwest Pacific. The state of the art vessel has just completed the five week long journey with her sister ship HMAS Launceston. Launceston and Pirie were fortunate to visit Vanuatu, Samoa, the Cook Islands and Tonga, during their deployment to the region. This opportunity allowed the ACPBs the opportunity to engage Australia’s regional neighbours and strengthen international ties. (Photo: Australia DoD)

RVS Tukoro

Patrol Boat, Republic of Vanuatu Ship (RVS)Tukoro anchored at Puom, Northern New Caledonia during Exercise Croix Du Sud. (Photo: Australia DoD)

Latma Elang Malindo Ditutup

Komandan Yon 465 Paskhas Lanud Supadio, Mayor Psk Rana Nugraha (kanan), dan Komandan Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM), Major Mohd Zairul Hisham B Muhammad Ibrahim (kiri), diangkat oleh sejumlah anggota Yon 465 Paskhas dan Paskau TUDM, usai upacara penutupan Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo ke-24 di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Rabu (28/9). Latma Elang Malindo ke-24 yang digelar oleh TNI AU dan TUDM selama sepuluh hari tersebut, melaksanakan sejumlah kegiatan bersama terkait operasi anti teror. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/ama/11)

28 September 2011, Pontianak (Pos Kota): Setelah 7 hari berturut-turut melaksanakan latihan bersama (latma), akhirnya Latihan antara TNI Angkatan Udara (TNI AU) dengan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDB) dengan sandi Latma Elang Malindo XXIV/11 ditutup secara resmi oleh Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Sunaryo, didampingi Panglima Divisi Udara 2 TUDM Major General Sabri Bin Adam pada suatu upacara militer di Apron Hanggar Lanud Supadio, Rabu (28/9).

Dalam sambutan tertulisnya Pangkoopsau I mengatakan Latma Elang Malindo XXIV/11 yang telah dilaksanakan mempunyai arti yang sangat penting dalam membina hubungan persahabatan antar kedua Angkatan Udara pada umumnya dan kedua Negara pada umumnya.

“Latihan bersama yang telah kita laksanakan. Tentunya memiliki berbagai manfaat bagi kedua Angkatan Udara, oleh karena itu program latihan bersama Elang Malindo diharapkan secara periodik tetap diadakan dengan tempat latihan bergantian,” tambah Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Sunaryo.

Disisi lain, lanjut Pangkoopsau I Marsekal Muda TNI Sunaryo, ini menjadi suatu momen penting untuk menjalin hubungan persahabatan antara kedua Angkatan Udara, TNI AU dan TUDM yang semakin erat. Saya yakin, latihan bersama ini memberikan kesempatan berharga bagi para prajurit serta personel pendukung lainnya untuk saling bertukar pengalaman dan bertukar informasi, baik dalam konteks latihan maupun kehidupan sebagai bangsa serumpun.

Sementara itu Panglima Divisi Udara 2 TUDM Major General Sabri Bin Adam mengatakan banyak sekali manfaat yang dapat kita petik dari Latihan Bersama ini salah satuanya adalah adanya kesamaan pandang antara TNI AU dengan TUDM dalam upaya meningkatkan kemampuan personel di kedua negara dan saling menjaga perbatasan di masingh-masing wilayah.

“Melalui latihan bersama ini, bukan saja menjadikan kerjasama antara TNI AU dan TUDM menjadi lebih lancar, tetapi lebih dari itu juga menjadikan hubungan diplomatik pemerintah Indonesia dan Malaysia akan terjaga dengan baik,” tambah Major General Sabri Bin Adam.

Hadir pada upacara penutupan Latma Elang Malindo XXIV/11 antara lain para pejabat TNI AU dan TUDM, Konsulat Malaysia,Asops Kodam XII/TPR, Asintel Kodam XII/TPR, Danlanal Pontianak, Dir Sabhara Polda Kalbar, General Manager Bandara Supadio, Kepala Sar Pontianak, para Komandan Satuan di jajaran Lanud Supadio,

Sumber: Pos Kota

Iran Berencana Bangun Kapal Induk

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memperkenalkan rudal Ghader di Tehran, Agustus lalu. (Foto: AP)

28 September 2011, Tehran (Berita HanKam): Wakil KASAL Iran Captain Mansour Maqsoudlou mengumumkan negaranya berencana merancang dan membuat kapal induk.

Rancangan awal kapal induk telah disetujui dan proses riset, rancang dan pembangunan kapal segera dimulai, ungkap Maqsoudlou dikutip IRNA, Rabu (28/9).

Angkatan Laut Iran telah membuat agenda untuk memproduksi kapal perang dari berbagai kelas, sebagian telah diproduksi massal dan sebagian dalam pengkajian.

Maqsoudlou menegaskan AL Iran mampu melakukan upgrade peralatan dan sistem di kapal perang.

Iran telah membangun kapal perusak 1420 ton pertama Jamaran, kapal dilengkapi radar modern dan sistem peperangan elektronik. Kapal telah dioperasikan angkatan laut melakukan patroli di perairan Teluk Persia.

Rudal Ghader Diproduksi Massal

Iran memproduksi massal rudal anti-kapal Ghader dan mengirimkan ke Angkatan Laut dan Korps Penjaga Revolusi Iran.

Rudal Ghader mempunyai jarak jelajah lebih dari 200 km. Rudal dirancang, dibuat dan diproduksi massal oleh para ahli dan teknisi Iran untuk menghancurkan kapal perang berukuran besar dan kapal induk.

Rudal dapat ditembakan dari udara, darat dan laut. Dilengkapi dengan auto-pilot digital, anti-jamming dan dapat diprogram. Ghader mampu melacak dan menemukan sasaran di laut pada ketinggian rendah dan mengkaramkan sasaran.

Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pertama kali memperkenalkan rudal Ghader pada 23 Agustus 2011 di Tehran. Ahmadinejad mengklaim militer negaranya dapat melumpuhkan musuh ditanahairnya setelah Iran mengoperasikan rudal Ghader.

Produksi massal rudal Ghader oleh Iran membantah keraguan media Barat akan kemampuan Iran memproduksi rudal anti-kapal. Sebelumnya media Barat menuduh rudal Ghader bukan diproduksi oleh industri pertahanan Iran.

Sumber: Press TV/MEHR

Upgraded BTR-82-A Armored Personnel Carrier Hits Targets at Speed

28 September 2011

BTR-82A Armored Personnel Carrier (photo : Army News)

Experts from the Arzamas Engineering Plant have unveiled their brand-new Tigr-6A armored truck and BTR-82-A armored personnel carrier.

Gaz 2330 Tigr-6A (photo : Oplatsen)

The developers say the revamped Tigr-6A armored vehicle is the largest Russian-made off-road vehicle to date. Although the Tigr-6A was designed in 2010, the Russian Army has yet to adopt it. This vehicle features double-layer special-steel armor and additional Kevlar-type protection against fragmentation munitions.


See Also :

BTR-82

The BTR-82 and BTR-82A are an upgraded version of the BTR-80 and BTR-80A wheeled armored vehicles. The BTR-82 wheeled armored vehicle features energy absorbing structures, a more powerful diesel engine developing 300-hp of power, crew and passengers special suspension seats, a sophisticated fire suppression system, reinforced floor protection against mines and improvised explosive devices (IEDs), higher rate of firepower, improved ballistic protection, command, increased survivability by 20 percent, reliability and mobility. All in, the new wheeled armored vehicles results heavier than its predecessors. In December 2008, Russia's Military Industrial Company (MIC) was already testing the prototypes which were unveiled in December 2009. In April 2010 MIC was marketing the BTR-82 and BTR-82A as a modernization program for existing BTR-80 operators.

The BTR-82 firepower has been enhanced installing an unified fighting module with electric drive and two stabilized arms with the main gun either a 14.5mm (BTR-82) or a 2A72 30mm (BTR-82A) cannon and the 7.62mm coaxial machine gun. The primary gun ammo feed system has been modified replacing the 10 50-round boxes by a single 500-round box eliminating the need of switching the ammunition box once the rounds have been fired. The gunner gets a new stabilized fire control system TKN-4. In addition to the new engine, the BTR-82 is also fitted with a new transmission components and suspension allowing an increased average speed in rough terrain. The vehicle command system is equipped with advanced communications, topographic maps and a surveillance camera (TKN-AI) for the vehicle's commander. Besides, the BTR-82 can be equipped with turrets and other equipment from third party vendors following the customers requirements.

Paskhas dan Paskau Gagalkan Pembajakan Pesawat

Sejumlah anggota Tim Aksus Detasemen Bravo (Den Bravo) 90 Pasukan Khas (Paskhas) TNI AU dan Counter Terrorist Unit (CTU) Pasukan Khas Udara (Paskau) Tentara Udara Diraja Malaysia (TUDM) melakukan parameter tempur penyergapan saat Simulasi Operasi Pembebasan Sandera di Lanud Supadio, Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Selasa (27/9). Simulasi yang diikuti sejumlah anggota Tim Aksus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU dan CTU TUDM tersebut, merupakan puncak kegiatan dari Latihan Bersama (Latma) Elang Malindo ke-24. (Foto: ANTARA/Jessica Wuysang/ss/AMA/11)

27 September 2011, Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News): TNI Angkatan Udara dan Tentara Udara Diraja Malaysia menggagalkan serangan teroris yang melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker di Bandara Supadio Pontianak.

"Beberapa teroris yang menyamar sebagai teknisi dan awak pesawat berhasil melakukan pembajakan pesawat F-27 Fokker yang melaksanakan penerbangan dari Malaysia dengan tujuan Jakarta," kata Komandan Lanud Supadio, Kolonel Penerbang, Kustono, di Sungai Raya, saat latihan bersama Elang Malindo di upron Lanud Supadio, Selasa.

Dia mengatakan, di tengah perjalanan, teroris memaksa pilot untuk mengubah tujuan ke Bandara Supadio Pontianak. Setelah pesawat "landing" di Bandara Supadio Pontianak, maka teroris membawa dua pilot menuju ke VIP room Bandara Supadio untuk dijadikan sandera.

Tiba-tiba, di kejauhan tepatnya melintas di atas runway pesawat Fokker F-27 yang membawa lima orang peterjun gabungan yang terdiri dari tiga orang sniper dari Den Bravo Paskhas dan tiga orang sniper dari CTU Paskau TUDM.

Mereka akan melaksanakan infiltrasi melalui "free fall day" DC yang telah ditentukan untuk melaksanakan pengamatan dan pengamanan dini terhadap area sasaran yang akan diserbu oleh unit anti teror.

"Kemudian masing-masing penerjun mendarat dan melanjutkan infiltrasi ke titik-titik yang dapat melingkupi sasaran tempat sandera ditahan. Setelah unit sniper menempatkan diri, unit sniper akan menghubungi pusat dan melaporkan situasi dan kondisi," katanya.

Sementara area sasaran yang sangat berguna dalam mendukung proses pembebasan sandera yang akan dilaksanakan unit AKSUS, kata Kustono yang agkan di udara, lanjutnya, pesawat CN 235 TUDM yang membawa unit gabungan Den Bravo Paskhas dan CTU Paskau melakukan strategi penyerangan.

Unit pembebasan sandera langsung keluar melalui ramp door dan bergerak dengan teknis menuju daerah sasaran. Sementara Pesawat CN 235 melaksanakan parking menghadap ke runway dengan tujuan untuk segera melaksanakan eksfiltrasi, sementara itu, unit pengaman akan melindungi pesawat dari ancaman.

Kedua unit tersebut melaksanakan serbuan secara serentak dengan mengutamakan unsur pendadakan, kecepatan dan ketepatan. Dan setelah gedung berhasil dikuasai dan sandera berhasil dibebaskan, unit ini langsung melaksanakan escape menuju pesawat CN 235 dengan di cover oleh sniper dan FPU.

Aksi teroris tersebut berhasil digagalkan berkat kerja sama dua negara (Indonesia-Malaysia) melalui pasukan khusus Den Bravo 90 Paskhas TNI AU (Indonesia) dan Unit CTU Paskau dari satuan khusus TUDM (Malaysia).

"Ini merupakan rangkaian simulasi pelaksanaan latihan bersama Elang Malindo XXIV/2011 di Lanud Supadio. Dalam operasi antiteror ini, unit ini melaksanakan infiltrasi dengan cara air landed dan kemudian melaksanakan pembebasan sandera," tuturnya.

Unit itu terdiri dari Counter Terorist Unit dan Force Protectino Unit. Dalam hal itu, CTU bertugas untuk melaksanakan pembebasan sandera dan FPU bertugas untuk melaksanakan pengamanan di sekitar pesawat.

Infiltrasi udara dilakukan dengan menggunakan pesawat Foker 27-01 TNI AU dan pesawat CN 235 TUDM.

"Hari ini merupakan latihan teakhir dari Elang Malindo 2011. Dan besok pagi, kita akan melakukan upacara penutupan," kata Kustono.

Sumber : Antara