Monday, December 19, 2011
Helikoper TNI AL Diperkuat Senapan Mesin Kaliber 7,62 mm
20 Desember 2011, Pasuruan (Dispenarmatim): Peralatan tempur milik TNI AL makin diperkuat persenjataannya, khususnya unsur kekuatan Pesawat Udara (Pesud) TNI AL yang dipasangi dengan Senapan Mesin kaliber 7,62 mm buatan PT. Pindad. Senapan Mesin tipe MAG-58M dipasang pada Heli Bolkow-105 milik Skuadron 400 Pusat Penerbangan Angkatan Laut (Puspenerbal) Juanda Surabaya. Peralatan tempur itu sedang di uji kemampuannya dalam uji coba penembakan bertempat di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) TNI AL Grati, Pasuruan Senin (19/12).
Penembakan senapan mesin jenis Door Gun Post (DGP) tipe MAG-58M melalui Helikopter BO-105 disaksikan langsung oleh Sekertaris Dinas Kelaikan Material Angkatan Laut (Sekdismatal) Kolonel Laut (T) Dwi Yuniarso. Kegiatan itu dihadiri juga oleh tim teknis dari PT. Pindad serta perwakilan dari PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI) selaku pembuat rancang bangun Helikopter BO-105. Uji coba itu merupakan pertama kalinya dilaksanakan oleh jajaran TNI AL pada unsur kekuatan udara jenis Helikopter kawal (Escort) BO-105 yang berada di Skuadron-400 Puspenerbal Juanda Surabaya.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dan akurasi senjata tersebut saat ditembakkan dari udara, telah dibentuk tim Pelaksana uji coba penembakan dengan Helikopter BO-105 Escort di Puslatpur TNI AL Grati Pasuruan Jawa Timur. Tim tersebut dipimpin oleh Kolonel Laut (P) Imam Musani yang sehari-hari menjabat sebagai Direktorat Perencanaan dan Pengembangan (Direnbang) Puspenerbal Juanda.
Uji coba penembakan dibagi menjadi tiga tahap, yaitu penembakan percobaan ketika heli masih berada dilandasan (Ground), penembakan saat Heli di udara (Hover) dan penembakan pada ketikaHeli terbang melintasi target (Flying). Jarak penembakan dari Heli ke sasaran kurang lebih sejauh 600 meter dengan ketinggian 300 sampai dengan 350 fit diatas permukaan tanah menggunakan amunisi kaliber 7,62mm.
Kemampuan taktis yang dimiliki Helikopter BO-105 Escort diantaranya adalah mampu melakukan mobilisasi yang tinggi khususnya faktor kecepatan dan pendadakan, memiliki tenaga pendorong yang relatif besar dan kemampuan manufer yang sangat lincah. Dapat mendarat di semua jenis Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) yang memiliki landasan helikopter (Helideck) serta mampu terbang rendah mengikuti bentuk permukaan daratan dan dapat menghindari deteksi radar musuh.
Mobilitas helikopter ini cukup singkat dalam kesiapan terbang, misalnya untuk siap tinggal landas (Take Off) di darat hanya membutuhkan waktu kira-kira 15 menit sedangkan di laut Take Off melalui (Helideck KRI) membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Keunggulan lain yang dimiliki Helikopter BO-105 yaitu dapat terbang dengan kecepatan maksimum 80 knot dengan kecepatan jelajah 70 knot.
Helikopter NBO-105 Escort merupakan helikopter kawal pada pelaksanaan operasi pendaratan Pasukan Pendarat (Pasrat) lintas helikopter dalam operasi amfibi dan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC TNI). Hal ini sangat dimungkinkan, mengingat keunggulan dalam rancang bangun, efektifitas dan kecepatan bermanuver serta memiliki kemudahan untuk memasang dan melepas peralatan persenjataan sesuai tugas yang diemban.
Selanjutnya dari hasil uji coba ini, akan dilaksanakan evaluasi guna lebih menyempurnakan di seluruh aspek, sehingga dari periode waktu yang sudah ditentukan akan memiliki tingkat kesiapan yang handal pada medan operasi. “Rencananya senapan mesin MAG-58M akan dipasang di empat helikopter TNI AL sejenis NBO-105”, kata Direnbang Puspenerbal.
Sumber: Dispenarmatim
Label:
TNI AL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment