Jika dilihat dari luar, tidak ada yang menyangka pabrik berukuran sekitar 10 x 25 meter itu telah menghasilkan mobil perang yang telag diekspor hingga ke Srilangka.
Dari luar, hanya terlihat gerbang besi setinggi dua meter menutupi aktifitas karyawan di dalamnya. Namun saat masuk ke dalam, terlihat jejeran panser dan kendaraan tempur lainnya siap dijalankan.
Produk terbaru yang telah diekspor ke luar negeri oleh perusahaan ini adalah P2 Armored Personnel Carrier (APC), sebuah kendaraan lapis baja ringan.
“Beberapa waktu lalu kami mengirimkan lima unit P2 APC ke Srilangka untuk digunakan oleh Special Task Force Police Srilangka,” ujar Gatot Kalbuadi, Direktur PT Sentra Surya Ekajaya.
P2 APC adalah sebuah kendaraan lapis baja ringan yang didesain untuk membawa pasukan yang akan melakukan misi penyerangan. Menurut Gatot, pasnser ini memiliki mobilitas yang tinggi, serta memiliki teknologi tingkat atas dan sistem persenjataan yang lengkap.
Ada sensasi tersendiri saat duduk di belakang kemudi kendaraan tersebut. Dengan mesin diesel enam silinder segaris kapasitas 4.200 cc dilengkapi turbo buatan Toyota, kendaraan perang ini sangat asyik dibawa ngebut.
Monde dibuat terkejut dengan akselerasi kendaraan ini . Kecepatan puncak kendaraan ini cukup lumayan. Sekali geber, bisa melaju hingga 150 km/jam dan bisa mencapai kecepatan 100 km per jam (dari keadaan diam) dalam waktu 15 detik.
Pengoperasiannya pun terbilang mudah, karena menggunakan transmisi otomatis. Hanya saja kemudi kendaraan agak keras sehingga perlu keahlian khusus untuk bermanuver di medan perang.
Layaknya sebuah kendaraan perang, P3 APC memiliki kaca anti peluru dengan ketebalan 36 mm atau 14 cm. Sementara untuk rangka, kendaraan ini menggunakan baja ringan setebal 7 mm yang diimpor langsung dari Swedia.
“Sebenarnya kami ingin menggunakan lebih banyak komponen lokal, termasuk baja yang dipakai untuk rangka. Sayangnya PT Krakatau Steel belum mampu menyediakan baja yang kami minta,” kata Gatot.
Untuk kelas sejenis, menurut Gatot, P3 APC belum memiliki saingan. “Baru pabrik mobil Renault di Perancis yang bikin seperti gini. Tapi kelasnya juga lebih kecil,” ujar pria yang mengaku pernah berbisnis jalan tol itu.
P3 APC memang dirancang sebagai kendaraan yang tahan gempuran peluru. Namun kalau dilihat penggunaan baja ringannya, Monde sangat khawatir jika harus menumpanginya di pertempuran.
Sumber kami di kalangan Kopassus bahkan langsung tertawa melihat spesifikasi kendaraan tempur ini. “Paling penyok kalau ditembak dengan kaliber 5,56 mm. Dengan catatan nembaknya dari jarak dua kilometer!”
Sang sumber yang makan asam garam di beragam palagan itu menuturkan. Dengan ketebalan hanya 7 mm sudah pasti APC ini bakal jadi saringan tahu ketika berhadapan dengan pelor ukuran 5,56 mm jenis full metal jacket.
Tapi pendapat sang mantan anggota Kopassus itu ditampik Gatot menurutnya kendaraan ini telah mendapatkan uji balistik oleh Dephan. Ketika itu P2 APC tahan digempur peluru 5,56 hingga 7,62 mm dari jarak 20-30 meter.
Jadi dengan konfigurasi ini panser sangat aman jika hanya digunakan untuk melaju menembus hujan batu para demonstran. Kelebihan yang lain ada pada penggunaan ban jenis run flat
Ban dengan teknologi Run Flat Tyre Protection System bisa melaju kencang karena di dalam bannya dilapisi dengan pelindung alumuniun, sehingga ban meski bocor masih bisa melaju.
Keistimewaan lain dari panser ini adalah cat yang anti infra red. “Jadi jika berjalan di malam hari, kendaraan ini tidak akan terdeteksi musuh yang menggunakan teropong infra red,” jelas Gatot.
Sensasi lain dari P3 APC adalah penggunaan mesin 4200 cc yang memiliki peredam mumpuni sehingga tidak berisik. Suara mesinnya termasuk halus untuk ukuran mesin perang.
Jika untuk patroli, P3 Ransus dengan kondisi full tank bisa menempuh jarak hingga 500 kilometer.
Beberapa komponen kendaraan ini murni produk dalam negeri yang menggunakan komponen lokal, seperti gardan, pelek, serta portal.
Dengan harga sekitar Rp 3 miliar – Rp 4 miliar, P3 APC sangat nyaman dikendarai. Walaupun dibungkus baja tebal, saat 10 personil plus supir dan asistennya masuk ke dalamnya udara taka akan gerah karena adanya pendingin udara.
Selain itu di kokpitnya, pengendara disuguhi layar LCD yang bisa menampilkan posisi panser di jalanan lewat pantauan penjejak posisi (GPS). Untuk penumpang, joknya bisa disetel menghadap atau membelakangi jendela.
Saat ini PT Sentra Surya Ekajaya yang memproduksi P2 APC yang berada di depan sebuah restoran soto itu memiliki karyawan sekitar 50 orang, dan memiliki kapasitas produksi sekitar 30 unit per tahun.
“Beberapa waktu lalu angkatan bersenjata India juga sudah menghubungi kami untuk menggunakan kendaraan ini di perbatasan Nepal,” tandasnya.
Spesifikasi Teknis P2 APC :
- Kapasitas : 10 orang
- Konfigurasi : 4 x 4
- Panjang : 4.750 mm
- Lebar : 2.064 mm
- Tinggi : 2.010 mm
- Turning radius : 9.000 mm
- Berat : 5590 kg
- Berat (Dengan Senjata) : 6.600 mm
- Mesin : Turbo diesel 6 silinder
- Daya Mesin : 165 tenaga kuda
- Suspensi : Coil Spring
- Transmisi : Manual / Otomatis
- Sistem Rem : rem cakram (depan dan belakang)
- Max Road Speed : 100 km/jam
- Kaca : anti peluru 36 mm
- AC : Double Blower
- Kapasitas Tanki : 120 liter (diesel)
No comments:
Post a Comment