Pengalaman pasukan Inggris pada saat bertempur di Afrika Utara menunjukkan bahwa Crusader yang merupakan cruiser tank pada saat itu memiliki banyak kelemahan. Inggris kemudian membuat cruiser tank baru, yaitu Cromwell. Cromwell sendiri adalah tank yang bagus, namun memiliki kelemahan apabila digunakan dalam pertempuran antar tank. Pemasangan meriam tipe baru tidak dimungkinkan karena keterbatasan rancangan tank tersebut. Akhirnya Inggris memutuskan untuk membuat cruiser tank baru yang memiliki banyak kesamaan komponen dengan Cromwell, namun memiliki kemampuan pertempuran tank yang lebih baik. Cruiser tank baru ini disebut Comet.
Comet diawaki lima orang dan menggunakan mesin Rolls Royce Meteor Mk.3 berkekuatan 600 tenaga kuda. Tank seberat 35,6 ton ini memiliki kecepatan maksimum 51km/jam dengan jarak tempuh 196km. Persenjataan utama tank ini adalah sepucuk meriam high velocity kaliber 77mm (61 butir amunisi) dan dua pucuk senapan mesin Besa kaliber 7,9mm. Meriam kaliber 77mm sendiri adalah hasil pengembangan dari meriam 17 pounder yang digunakan pada tank Sherman Firefly.
Prototype Comet selesai pada bulan Februari 1944 dan mulai diproduksi pada bulan September 1944. Tank ini mulai digunakan Inggris pada bulan Desember 1944. Semasa digunakan dalam Perang Dunia II boleh dikatakan tidak ada pertempuran dalam skala besar yang melibatkan tank Comet, namun bukan berarti tank ini tidak pernah terlibat dalam kontak senjata dengan pasukan Jerman. Tank ini juga digunakan oleh pasukan Inggris saat melakukan operasi penyeberangan sungai Rhine.
Usai Perang Dunia II Comet masih terus digunakan oleh Inggris sampai dengan tahun 1958 dan sempat memperkuat pasukan Inggris dalam Perang Korea. Sementara Afrika Selatan, salah satu pengguna Comet, baru mempensiunkan tank ini pada tahun 1980-an.
No comments:
Post a Comment