Tuesday, April 26, 2011

K-13 TNI AU

K-13 : Rudal Pamungkas MiG-21 AURI

Jauh-jauh hari sebelum TNI AU mengandalkan AIM-9 P4 Sidewinder sebagai rudal pemburu andalan di F-16 Fighting Falcon, pada dekade tahun 60-an AURI (TNI AU-kini) sebenarnya juga sudah memiliki rudal udara ke udara (air to air missile) jarak dekat yang cukup canggih pada masanya. Rudal ini tak lain adalah K-13 buatan Vympel dari Uni Soviet. Pada awal kehadiran MiG-21 di Tanah Air, K-13 menjadi ikon senjata utama yang tak terpisahkan dari MiG-21 Fishbed.

K-13, dalam koden NATO disebut AA-2 Atoll, tak lain dalah rudal jarak dekat dengan jangkauan maksimum 8 Km. Yang paling menarik, desain dan konsep rudal ini memang menyadur Sidewinder, rudal legendaris milik AS. Menurut kisah yang beredar luas, pada 28 September 1958, sebuah AIM-9B yang ditembakkan dari sebuah F-86 Sabre Taiwan dengan target sebuah MiG-17 Republik Rakyat Cina tetapi tidak. Rudal tersebut hanya menancap di ekor pesawat MiG dan dibawa kembali ke pangkalan dan menjadi contoh pengembangan rudal Uni Soviet.

K-13, atau dikenal dengan kode R-3S mulai dikembangkan pada tahun 1958 dan masuk dinas AU Uni Soviet pada tahun 1960. R-3S pertama kali diketahui negara Barat pada 196, lalu diberi kode AA-2A Atoll. Kemudian disusul oleh R-3 jenis pelacak radar semi-aktif (SARH) yang sekelas dengan AIM-9C Sidewinder yang digunakan F-8 Crusader Angkatan Laut Amerika Serikat. R-3 diberi kode NATO AA-2B. Lalu versi yang lebih mutakhir K-13M (R-13M) (IRH) dan K-13R (R-3R) (SARH) dikembangkan pada akhir 1960-an. R-13M secara kasar sekelas dengan AIM-9G Sidewinder yang digunakan oleh Angkatan Udara Amerika Serikat dengan pemicu jarak yang baru, bahan bakar baru untuk jarak yang lebih jauh, manuver yang lebih baik dan pelacak panas yang lebih sensitif. R-3P adalah versi untuk latihan. (P = prakticheskaya, untuk “latihan”).
Tentu performa AA-2 Atoll untuk ukuran saat ini sudah ketinggalan jaman, rudal ini serupa dengan konsep rudal AIM-9 P2 Sidewinder, dimana untuk menembakkan rudal pilot harus membidik musuh didepannya agar rudal dapat menuju pesawat musuh. Ini tak lain karena rudal hanya akan menuju sumber panas yang dikeluarkan dari exhaust jet tempur.

Insiden AA-2 Atoll
Prestasi AA-2 Atoll bisa dibilang tidak terlalu cemerlang, ada sepenggal kisah menarik yang melibatkan AA2-Atoll pada insiden Teluk Sidra di Libya pada 19 Agustus 1981. Saat itu pukul 07.00 waktu setempat, radar kapal induk USS Nimitz mengunci dua sasaran. Kedua target yang mengarah ke posisi armada ke-6 itu tak lain adalah jet tempur Su-22 Fitter AU Libya. Bukan hanya radar dari kapal induk saja, kedua pesawat yang berpangkalan di sekitar Tripoli itu juga terdeteksi oleh sebuah E-2C Hawkeye yang terbang di ketinggian 21.000 meter.

Pada saat yang sama, ada dua jet penyergap F-14 Tomcat asal Skuadron Black Aces (VF-41) tengah berpatroli udara (CAP). Tomcat pertama dengan callsign “Fast Eagle 102″ diawaki CDR Hank Kleeman /LT Dave Venlet. Sedang pesawat lain bercall-sign “Fast Eagle 107″ dikendalikan oleh LT “music”Muczynski/LT JG “Amos” Anderson. Skuadron ini berpangkalan di kapal induk USS Nimitz. Kedua Tomcat tadi lalu diarahkan untuk mencegat Fitter Libya.

Secara umum jelas kemampuan Fitter tak bisa disejajarkan dengan Tomcat. Dari konsep perancangannya saja, kedua jenis jet tadi sudah jauh berbeda. Sukhoi melansir Su-22 Fitter untuk keperluan serang permukaan (Ground Attack). Artinya semua piranti elektronik dan persenjataan yang diusung dipakai untuk menghantam sasaran darat. Memang ,rudal anti pesawat juga dibawa Fitter.Namun,harus diingat bahwa rudal tadi hanya sekedar untuk pertahanan diri.

Sebaliknya Grumman mendesain F-14 Tomcat murni bagi keperluan pencegat dan duel di udara. Urusan avionik dan persenjataan juga dibuat untuk menghajar pesawat lawan. Baik jarak jauh maupun jarak dekat. Hanya dalam hitungan menit saja kedua tipe jet tempur beda konsep dan generasi tadi akhirnya masuk dalam radius tempur. Mereka saling berhadapan, head-on, lalu terjadilah aksi duel di udara ,dua rudal antipesawat AA-2 Atoll berpemandu inframerah diluncurkan oleh Fitter ke Arah Tomcat.

Entah karena nekat, panik atau memang tak mengenal karakter teknisnya, kedua rudal tadi malah diarahkan langsung ke bagian muka target. Padahal, Atoll merupakan rudal pencari panas dan belum berkemampuan all-aspect (menghantam dari segala sudut), alhasil kedua rudal tadi gagal mengenai targetnya.
Gagal merontokkan jet AS, kedua Fitter tadi berbelok tajam, melarikan diri. Dengan keunggulan manuver dan kecepatan maka tanpa bersusah payah kedua Tomcat tadi mengunci sasaran dan bisa ditebak, berakhirlah riwayat dua jet Libya itu .Sebuah Fitter rontok oleh AIM-9L Sidewinder, bola api disertai getaran hebat memenuhi Teluk Sidra. Sebuah Fitter yang lain beruntung dapat kembali ke pangkalan meskipun harus rusak berat terkena hantaman AIM-9 L sidewinder.

AA-2 Atoll dan MiG-21 AURI
Sayang tidak ada informasi yang jelas, berapa unit Atoll yang pernah dimiliki AURI pada tahun 1960-an. Sebagai ilustrasi saja, sebuah MiG-21 umumnya menggotong dua Atoll, nah MiG-21 yang dimiliki AURI kabarnya berjumlaah 10 unit. Jadi bila setiap pesawat dibekali dengan dua Atoll, bisa diperkirakan populasi Atoll setidaknya ada 20 unit di Indonesia. Sebagai informasi, MiG-21 F memperkuat AURI sampai tahun 1967.

Semua varian K-13 secara fisik memang menyerupai Sidewinder dengan diameter 127 mm. Walau berjangkauan 8 kilometer, tapi jarak efektifnya adalah sekitar 1 kilometer. Umumnya negara-negara sekutu Uni Soviet menggunakan Atoll sebagai alutsista andalan. Versi lisensi Atoll dibuat di Rumania dengan kode A-91. Versi Republik Rakyat Cina untuk K-13 adalah PL-2, serta PL-3 dan PL-5 untuk versi yang lebih
mutakhir.

Spesifikasi K-13
Produksi : Vympel
Panjang : 2,8 meter
Lebar Sayap : 0,53 meter
Diameter : 0,12 meter
Kecepatan : 2,5 Mach
Jangkauan : 6,5 – 8 Km
Pengarah : passive infra-red homing or semi-active radar homing
Hulu ledak : proximity-fuzed blast fragmentation, 6 kg
Tenaga : solid propellant rocket motor

Lee-Enfield SMLE

Lee-Enfield SMLE

Senapan standar infantri Inggris dari Perang Dunia I hingga krisis Suez, Lee-Enfield SMLE membangun reputasinya dari akurasi, kehandalan, serta jumlah tembakan per menit yang fenomenal. Magasinnya membawa 10 peluru, jumlah terbanyak dari senapan apapun di 50 tahun awal abad 20.

Bolt actionnya terkokang saat menutup, dan kepala larasnya mencegah debu dan lumpur masuk ke dalam senapan. Di tangan tentara yang terlatih dengan baik, Lee-Enfield bisa melakukan apa yang disebut “mad minute” yaitu, 30 peluru menembak target pada jarak 200 meter dalam satu menit. Jumlah tembakan yang menandingi senapan semi otomatis modern.

Type: Bolt-Action Rifle
Country of Origin: United Kingdom
Caliber: 7.7 x 56 mm (.30 inch)
Cartridge Capacity: 10 rounds
Muzzle Velocity: approximately 2,438 feet per second
Rate of Fire: 15-20 rounds per minute

FLAK-88 Cannon

FLAK-88 Cannon

Flak 88 adalah Meriam Pertahanan Udara Berat yang biasanya digunakan untuk menembak pesawat pada ketinggian. Sejarahnya berhubungan saat perang dunia pertama, dimana meriam2 dengan Muzzle Velocity yang tinggi mencoba menembak jatuh pesawat yang terbang di ketinggian yang tinggi.

Lalu pada awal 1920-an Jerman mengembangkan meriam bersama Bofors-Swedia, lalu jerman mengadopsinya dengan nama Flak18. Flak36 adalah model yang lebih sederhana dari Flak18 dengan Tiga buah laras.

Flak 88 adalah yang pertama kali melihat pertempuran di Spanyol selama Perang Saudara di tahun 1936, di mana ia membuktikan diri tidak hanya baik senjata anti-pesawat tetapi juga pembunuh tank yang ideal karena muzzle velocity yang tinggi dan karma proyektil yang berat. Terbukti Flak 88 merupakan senjata anti-tank yang sangat baik di Perancis pada tahun 1940, terutama terhadap tank berat Prancis B1-Bis Char dan Mk.II Matilda Inggris. Pada waktu ketika sampai di Afrika Utara itu pembunuh tank yang paling ditakuti, yang dapat mengetuk setiap tangki Sekutu pada jarak lebih dari 1000 meter. Ini lagi membuktikan reputasinya di Rusia, di mana itu adalah senjata hanya mampu menghadapi tank Soviet T-34/76 menengah dan KW-1 tank berat, sebelum kedatangan tank Jerman lebih berat. 88mm Flak senjata juga digunakan sebagai artileri medan - misalnya selama Pertempuran Bulge. Satu-satunya masalah dengan 88mm Flak seri itu tinggi dan berat badan, yang memaksa dalam tindakan untuk mengandalkan kekuatan dan jangkauan daripada penyembunyian. Selama perang senjata 88mm Flak seri digunakan selain Angkatan Darat Jerman oleh Italia dan diambil contoh yang sering digunakan oleh Sekutu termasuk US Army pada akhir 1944 di Eropa Barat. Setelah banyak perang 88mm Flak seri senjata yang digunakan oleh banyak negara termasuk bekas Yugoslavia dan Denmark.

Prototipe Flak 18 dikembangkan sejak 1928 oleh Krupp dari Essen bekerjasama dengan Swedia Bofors, tapi masuk produksi setelah Hitler naik berkuasa pada 1933-1934. Itu adalah terpasang pada kereta salib berputar, yang dilakukan oleh dua trailer poros tunggal, yang memungkinkan untuk menjadi cepat turun. Flak 18 telah barel secuil. Berikutnya model Flak 36 pada dasarnya Flak 18 dengan laras multi-bagian dan jenis transportasi baru trailer. Flak 36 diikuti oleh Flak 37, yang merupakan perbaikan Flak 36 dengan sistem pengendalian kebakaran revisi transmisi data, yang membuat senjata lebih cocok untuk statis daripada menggunakan mobile. Flak Flak 36 dan 37 berbeda satu sama lain oleh kereta. Flak 18 adalah diangkut menggunakan trailer ringan (Sonderanhaenger 201) dan lebih ringan dalam transportasi dari model kemudian, yang digunakan oleh 1200kg Sonderanhaenger 202. Ketiga model yang dipertukarkan dan sering Flak 18 barel yang terpasang pada Flak 37 kereta. Juga selama produksi berbagai perubahan diperkenalkan termasuk trailer baru, berbagai kereta api gerbong datar mount (misalnya dan pertahanan pesisir). Pada bulan Agustus tahun 1944, ada beberapa 10.704 Flak 18, 36 dan 37 senjata dalam pelayanan.

Pada tahun 1942, Flak 41 (Geraet 37) diperkenalkan senjata namun jumlah kecil diproduksi oleh Rheinmetall karena probelms teknis awal. Ini adalah senjata rumit dan pengembangan berlanjut sampai 1943. Itu rentan terhadap masalah dengan amunisi, sejak kasus sering macet pada ekstraksi setelah tembak. Dua jenis senapan barel digunakan - tiga dan empat bagian. contoh pertama digunakan di Tunisia, tetapi karena masalah teknis sebagai berikut debut mereka Flak 41 senjata yang digunakan secara eksklusif dalam Jerman, di mana mereka dapat dipelihara dan diservis dengan baik jika diperlukan. Hanya 157 Flak 41 senjata yang digunakan pada Agustus 1944 dan 318 pada Januari 1945. Saat itu berhasil tanpa masalah itu adalah sepotong artileri yang sangat baik dan dari segi teknis ini dipandang sebagai senjata anti-pesawat terbaik Jerman perang.

Model Terakhir Flak 37/41 merupakan kombinasi dari Flak 41 laras senapan dengan Flak 37 kereta, tetapi karena masalah teknis hanya 13 yang diproduksi.

KRI KARANG TEKOK 982

KRI KARANG TEKOK 982

Sebelumnya KRI Karang Tekok adalah Kapal Fery Cepat Mahakam , sebuah kapal fery penumpang yang dioperasikan oleh PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferri (Persero). Pada 15 September 2005 Departemen Perhubungan menghibahkan lima kapal senilai Rp 491 milyar kepada Departemen Pertahanan melalui TNI AL. Kelima kapal tersebut terdiri dari KFC Serayu, KFC Mahakam, KFC Ambulu, KFC Cisadane dan KFC Barito.
(KRI Karang Galang 984 -sama- )
Alasan penghibahan ini adalah kalahnya kapal-kapal ini bersaing dengan angkutan udara yang semakin murah dan jauh lebih cepat. Kapal perang eks feri ini tidak ditempatkan di garis depan bila ada perang. Kapal ini dimasukkan dalam Satuan Kapal Bantu (Satban) dengan tugas mendukung pergerakan pasukan dan peralatan militer yang akan melaksanakan tugas di suatu wilayah. Karena fungsinya juga sebagai kapal angkut peralatan militer , maka kapasitas penumpang kapal ini dikurangi untuk memberi tempat bagi peralatan militer yang akan diangkut. KFC Ambulu diubah menjadi KRI Karang Pilang (981) , KFC Mahakam diubah menjadi KRI Karang Tekok (982) , KFC Serayu menjadi KRI Karang Banteng (983) , KFC Cisadane menjadi KRI Karang Galang (984) , dan KFC Barito menjadi KRI Karang Unarang (985)

Spesifikasi :
Panjang keseluruhan: 69,80 m
Panjang antara garis tegak (LBP) 62,00 m
Lebar 10,40 m
Berat bersih 493 metrik ton
Tangki BBM (FOT total) 54 ton
Kecepatan maksimum 38 knot
Kecepatan jelajah 30 knot
Jarak jelajah maksimum 550 mil laut
Daya mesin penggerak (MPK) 3.805 AW/2 unit.
Daya angkut sebanyak 600 pasukan.

A34 Comet Cruiser Tank

A34 Comet Cruiser Tank

Pengalaman pasukan Inggris pada saat bertempur di Afrika Utara menunjukkan bahwa Crusader yang merupakan cruiser tank pada saat itu memiliki banyak kelemahan. Inggris kemudian membuat cruiser tank baru, yaitu Cromwell. Cromwell sendiri adalah tank yang bagus, namun memiliki kelemahan apabila digunakan dalam pertempuran antar tank. Pemasangan meriam tipe baru tidak dimungkinkan karena keterbatasan rancangan tank tersebut. Akhirnya Inggris memutuskan untuk membuat cruiser tank baru yang memiliki banyak kesamaan komponen dengan Cromwell, namun memiliki kemampuan pertempuran tank yang lebih baik. Cruiser tank baru ini disebut Comet.

Comet diawaki lima orang dan menggunakan mesin Rolls Royce Meteor Mk.3 berkekuatan 600 tenaga kuda. Tank seberat 35,6 ton ini memiliki kecepatan maksimum 51km/jam dengan jarak tempuh 196km. Persenjataan utama tank ini adalah sepucuk meriam high velocity kaliber 77mm (61 butir amunisi) dan dua pucuk senapan mesin Besa kaliber 7,9mm. Meriam kaliber 77mm sendiri adalah hasil pengembangan dari meriam 17 pounder yang digunakan pada tank Sherman Firefly.

Prototype Comet selesai pada bulan Februari 1944 dan mulai diproduksi pada bulan September 1944. Tank ini mulai digunakan Inggris pada bulan Desember 1944. Semasa digunakan dalam Perang Dunia II boleh dikatakan tidak ada pertempuran dalam skala besar yang melibatkan tank Comet, namun bukan berarti tank ini tidak pernah terlibat dalam kontak senjata dengan pasukan Jerman. Tank ini juga digunakan oleh pasukan Inggris saat melakukan operasi penyeberangan sungai Rhine.

Usai Perang Dunia II Comet masih terus digunakan oleh Inggris sampai dengan tahun 1958 dan sempat memperkuat pasukan Inggris dalam Perang Korea. Sementara Afrika Selatan, salah satu pengguna Comet, baru mempensiunkan tank ini pada tahun 1980-an.

A27M Cromwell Cruiser Tank

A27M Cromwell Cruiser Tank

Pada tahun akhir tahun 1940 militer Inggris mulai merancang cruiser tank baru untuk menggantikan tank Crusader (walaupun pada saat itu tank Crusader belum lama diproduksi). Dari rancangan tersebut akhirnya menghasilkan tank Cromwell yang mulai digunakan oleh tentara Inggris pada tahun 1942. Nama Cromwell sendiri diambil dari nama Oliver Cromwell, salah satu jenderal dan pemimpin pada masa perang saudara Inggris di abad ke-17.

Cromwell sering dianggap sebagai salah satu tank terbaik yang dibuat oleh Inggris dalam Perang Dunia II. Tak kurang dari 4.016 unit tank ini berhasil dibuat dalam berbagai varian, termasuk varian tank Centaur sebanyak 950 unit. Tank dengan lima orang awak ini adalah salah satu tank tercepat dalam Perang Dunia II, dengan kecepatan maksimum mencapai 64km/jam. Namun daya tahan suspensi yang memaksa kecepatan maksimum dibatasi pada 51km/jam. Walaupun demikian tetap saja tank ini memiliki kecepatan lebih unggul daripada tank-tank lainnya dalam Perang Dunia II. Semua itu tidak lepas dari penggunaan mesin Rolls Royce Meteor pada tank ini, yang merupakan hasil pengembangan dari mesin Rolls Royce Merlin yang bisa dipakai pesawat tempur Supermarine Spitfire.

Varian awal tank Cromwell masih dipersenjatai dengan meriam 6 pounder, yang kemudian diganti dengan meriam ROQF kaliber 75mm yang merupakan hasil pengembangan dari meriam M3 kaliber 75mm yang biasa digunakan pada M4 Sherman. Cromwell terbukti lebih cepat dan lincah dibandingkan Sherman, namun lapisan bajanya tidak setangguh Sherman. Merian ROQF juga terbukti lebih unggul untuk menembakkan proyektil HE, namun kurang handal dalam melontarkan proyektil AP. Selain meriam 6 pounder atau 75mm, howitzer kaliber 95mm juga digunakan untuk mempersenjatai tank ini. Howitzer tersebut khusus digunakan pada Cromwell versi close support.

Tank Cromwell pertama kali digunakan pada pendaratan di Normandia dan terus digunakan hingga Perang Dunia II usai. Inggris sendiri masih menggunakan Cromwell hingga tahun 1950.Pengguna Cromwell lainnya adalah Finlandia dan Israel. Israel tercatat pernah mengunakan tank ini dalam perang Arab-Israel tahun 1948.

Stereguschiy

Stereguschiy, Siluman Jago Sembunyi

Rusia tampaknya tak mau kalah dengan negara-negara lain yang telah terlebih dahulu memproduksi kapal siluman, setelah Swedia, Belanda bahkan China saling silih berganti merilis kapal-kapal siluman merekan kini giliran Rusia unjuk gigi dengan Stereguschiy, walaupun baru diumumkan kepada publik pada Juli 2007, sejatinya proses pembuatan kapal siluman ini sudah di mulai sejak Desember 2001 dengan sandi Project 20380.

Kapal perang yang mempunyai panjang 94 meter dan berat 2.000 ton ini oleh Angkatan Laut Rusia dimasukkan dalam kapal perang jenis korvet, kapal hasil rancangan biro maritim Almaz yang berlokasi di St. Petersburg, Rusia ini mampu melaju hingga kecepatan 27 knot dengan daya jelajah hingga 4.000 mil laut. Dengan material badan kapal yang terbuat dari serat komposit serta sudut-sudut badan kapal yang didesain lebih dari 7 derajat, termasuk juga desain antena yang terintegrasi dengan masa kapal, sangat memungkinkan bagi Stereguschiy untuk sembunyi dari endusan radar musuh.

Satu hal lagi tentang kelebihan dari kapal kelas Stereguschiy ini adalah, walaupun lambung kapal relatif lebih ramping jika dibandingkan dengan kapal-kapal pesaing di kelasnya, Stereguschiy mampu membawa persenjataan maut yang lumayan canggih pada masa ini. Untuk urusan persenjataan anti kapal permukaan, Stereguschiy dibekali dengan dua pilihan rudal, opsi pertama adalah rudal supersonik Yakhont yang mempunyai daya jangkau hingga 300 km atau rudal subsonik 16 Kh-35E alias Uran-E yang mempunyai jangkauan 130 Km sebagai opsi kedua. Untuk urusan terpedo ada dua tabung kembar diameter 533 mm, yang mampu meluncurkan torpedo kelas berat.

Bagaimana dengan urusan udara? untuk menangkis serangan udara Stereguschiy menggunakan senapan mesin penangkis serangan udara 100 mm type A-190E yang sudah terintegrasi dengan radar dan juga masih di tambah lagi dengan CIWS Kashtan serta rudal jarak dekat Igla. Jika itu semua masih dirasa belum lengkap maka dibagian buritan kapal ada sebuah dek helipad yang dapat ditumpangi oleh helikopter jenis Kamov Ka-27, yang siap berpatroli untuk mengawal di sekeliling kapal siluman maut ini.

Dassault M.D. 454 Mystere IV

Dassault M.D. 454 Mystere IV

Dassault M.D. 454 Mystere IV adalah hasil pengembangan dari M.D 452 Mystere dan merupakan pesawat jet tempur Perancis pertama yang memilki kemampuan terbang dengan kecepatan transonik. Pesawat tempur ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 September 1952 dan mulai digunakan oleh Angkatan Udara Perancis pada tahun 1952. Selain Angkatan Udara Perancis, Mystere IV juga digunakan oleh Angkatan Udara Israel dan India.

Mystere IV AU Perancis sempata digunakan dalam Krisis Suez tahun 1956 dan terus dioperasikan oleh AU Perancis sampai dengan tahun 1980. Sementara Mystere IV milik AU Israel digunakan dalam Krisis Suez tahun 1956 dan Perang Enam Hari tahun 1967. Dalam Perang Enam Hari tahun 1967 Mystere IV AU Israel sempat melakukan serangan yang kontroversial terhadap kapal USS Liberty milik Angkatan Laur Amerika Serikat.

Sama seperti AU Perancis dan Israel, AU India juga tidak mau ketinggalan untuk menggunakan Mystere IV dalam pertempuran. Mystere IV milik AU India digunakan dalam perang dengan Pakistan di tahun 1965 dan 1971. Mystere IV milik AU India dipensiunkan pada tahun 1973.

Specifications (Mystere IVA)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 34.4 kN Hispano Suiza Verdon 350 turbojet engine
Length : 12.89m
Wingspan : 11.12m
Height : 4.46m
Weight empty : 5,870 kg
Maximum take-off weight : 10,200 kg
Maximum speed : 1,120 km/h
Range : 1,310 km
Service ceiling : 15,000m
Armament : 2 x 30mm Hispano DEFA cannons; 2 x Matra rocket pods (each with 18 x SNEB 68mm rockets); up to 1,000 kg (2,200) of bombs

Sunday, April 24, 2011

Kapal Induk Admiral Groshkov

Kapal Induk Admiral Groshkov

Pada tahun 1987 Soviet meluncurkan kapal induk keempatnya yaitu Baku atau yang kemudian diganti namanya menjadi Admiral Grorshkov dan mampu mengangkut sejumlah pesawat tempur yang bisa terbang secara vertikal seperti Yak-141. Tapi, pada perkembangan berikutnya Admiral Grorshkov yang terganjal program produksi Yak-141 pada tahun 1996 dan ketika kapal induk Admiral Grorshkov menjadi beban perekonomian Rusia akibat runtuhnya sistem komunis dan rampungnya Perang Dingin pemerintah Rusia lalu menawarkan kapal induk multi fungsi tersebut kepada India.

Kebetulan India yang sedang mengupayakan kapal induk ketiga demi penghematan akhirnya memutuskan untuk membeli Gorshkov. Sebelum dioperasikan oleh AL India, Gorshkov di upgrade dengan pemasangan persenjataan terbaru seperti rudal jelajah Yakhont (SS-N-26) ASCM.

Selain dilengkapi dengan perlengkapan persenjataan yang mutakhir, Gorshkov juga dilengkapi pelontar pesawat khusus bagi MiG-29K yang bisa dioperasikan untuk meluncurkan pesawat di andasan pendek. Elevator untuk menaruh yang semula berbobot 20 ton akan ditingkatkan lagi sehingga mampu mengangkut barang berbobot 30 ton. Sementara peralatan navigasi dan alat bantu pendaratan pesawat akan diganti dengan sisitem STOBAR.

Sejumlah perangkat yang dibutuhkan Admiral Grorshkov pun diupgrade. Dek untuk pendaratan pesawat diperpanjang dan diperlebar sehingga mampu menampung pesawat tempur dalam jumlah yang lebih banyak. Pesawat tempur yang bisa diangkut antara lain 22 unit MiG-29K, dua MiG-29KUB dan enam helikopter Ka-28 an Ka-31. Angkatan Laut India sendiri menyiapkan nama bagi Gorskhov yang dioperasikan pada tahun 2013, INS Vikramaditya.

British Aircraft Corporation Lightning

British Aircraft Corporation Lightning

Lightning adalah pesawat jet tempur Inggris pertama yang memiliki kecepatan di atas Mach 2 dan seringkali dianggap sebagai puncak dari pencapaian teknologi pesawat tempur Inggris. Pesawat ini dibuat oleh perusahaan English Electric Aviation. English Electric Aviation sendiri pada tahun 1960 melakukan merger dengan tiga perusahaan lainnya ( Vickers-Armstrong, Bristol Aeroplane Company, Hunting Aircrfat) dan membentuk perusahaan baru yang diberi nama British Airfcraft Corporation (BAC). Kelak pada tahun 1977 BAC dinasionalisasi bersama perusahaan Hawker Siddeley dan membentuk suatu perusahaan baru yang sekarang kita kenal sebagai British Aeropsace (Bae).

Pesawat tempur ini sebenarnya sudah mulai dirancang pada tahun 1947 dengan berdasarkan sejumlah data yang diperoleh dari hasil penelitian Jerman pada akhir Perang Dunia II. Prototype pertama pesawat ini diberi nama P.1A yang dibuat sebanyak dua unit dan berhasil melakukan firs flight pada bulan Agustus 1954 serta berhasil menembus kecepatan Mach 1. Prototype kedua adalah P.1B yang dibuat sebanyak tiga unit dan berhasil melakukan first flight pada bulan April 1957 serta mampu menembus kecepatan Mach 2. Prototype kedua inilah yang kemudian mulai diberi nama Lightning dan pesawat ini pun segera memasuki tahap produksi, mulai dioperasikan oleh Angkatan Udara Inggris pada tahun 1959.

Lightning dibuat sebanyak 337 unit dalam berbagai varian dan digunakan oleh Angkatan Udara Inggris, Arab Saudi dan Kuwait. RAF mengoperasikan Lightning dari tahun 1959 sampai dengan tahun 1988 dan menggantinya dengan Panavia Tornado, sementara AU Arab Saudi menggunakan pesawat ini dari tahun 1967 sampai dengan tahun 1986 untuk kemudian digantikan oleh Panvia Tornado dan F-15 Eagle. AU Kuwait sendiri hanya mengoperasikan Lightning dari tahun 1968 sampai dengan tahun 1977 dan selanjutnya digantikan oleh pesawat Mirage F1.

Specifications (Lightning F.6)
Crew : 1
Powerplant : 2 x 71.17 kN Rolls-Royce Avon 301R turbojet engines
Length : 16.80m
Wingspan : 10.60m
Height : 5.97m
Weight empty : 14,092 kg
Maximum take-off weight : 20,752 kg
Maximum speed : 2,100 km/h
Range : 1,370 km
Service ceiling : 16,000m
Armament : 2 x 30mm ADEN cannons, 44 x 51mm rockets or 2 x air-to-air missiles

Centurion Main Battle Tank

Centurion Main Battle Tank

Centurion bisa dikatakan merupakan tank tersukses yang pernah dibuat oleh Inggris. Tank ini mulai dirancang pada tahun 1943, namun baru mulai diproduksi pada tahun 1946. Ketika produksinya dihentikan pada tahun 1962, tercatat sekitar 4.423 unit tank ini dibuat dalam berbagai varian.

Varian awal Centurion masih dipersenjatai dengan meriam 17 pdr, sama seperti tank Sherman Firefly dalam Perang Dunia II. Namun seiring dengan perkembangan teknologi, maka meriam 17 pdr kemudian digantikan dengan meriam 20 dpr dan akhirnya dengan meriam L7 kaliber 105mm. Meriam L7 sendiri adalah meriam tank yang paling sukses dalam sejarah dan masih dipergunakan hingga saat ini. Selain digunakan oleh Inggris, Centurion dengan berbagai variannya juga digunakan oleh banyak negara dan bisa dikatakan menjadi satu-satunya tank Inggris yang terbukti sangat battle proven di lapangan. Negara-negara pengguna Centurion selain Inggris adalah Australia, Austria, Kanada, Denmark, Mesir, India, Irak, Israel, Yordania, Kuwait, Lebanon, Belanda, Selandia Baru, Singapura, Somalia, Afrika Selatan, Swedia, dan Swiss.

Centurion pertama kali digunakan di medan tempur dalam Perang Korea oleh pasukan Inggris dan merupakan tank modern pertama yang digunakan di medan perang. Inggris juga menggunakan tank ini dalam Krisis Suez tahun 1956. Centurion milik Australia digunakan dalam Perang Vietnam, sementara India menggunakan tank ini dalam Perang India-Pakistan tahun 1965 dan 1971.
Namun tidak dipungkiri bahwa tank Centurion melegenda di tangan pasukan Israel. Tank ini menjadi andalan pasukan Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan Perang Yom Kippur tahun 1973. Dalam invansi Israel ke Lebanon Selatan tahun 1982 pun tank ini masih menjadi andalan pasukan Israel.

Saat ini sebagian besar negara-negara pengguna Centurion sudah mempensiunkan tank ini sebagai tank tempur, kecuali dalam varian modifikasi seperti APC Nagmachon milik Israel yang masih digunakan dalan konflik Israel-Lebanon tahun 2006. Walaupun demikian, sejumlah Centurion hasil modifikasi masih digunakan sebagai MBT; seperti yang dilakukan Afrika Selatan dengan Olifant Mk.1 A/B dan Mk.2

Specification (Centurion Mk.13)
Crew : 4
Armament :
Main : 1 x 105mm gun
Co-axial : 1 x 7.62mm machine gun
Anti-aircraft : 1 x 7.62mm machine gun
Combat weight : 51,820 kg
Length : 9.85 m
Width : 3.39 m
Height : 3.00 m
Powerpack : 650 hp Rolls Royce Meteror Mk.IV B Meteor petrol engine
Maximum road speed : 34 km/h
Range : 190 km

Carro Valoce CV33 Tankette

Carro Valoce CV33 Tankette

CV33 adalah tankette (tank ringan yang biasanya berukuran kecil, bersenjata ringan, dan dengan lapisan baja yang tipis. Digunakan untuk tugas-tugas dukungan infantri dan pengintaian) milik pasukan Italia. Diproduksi pada tahun 1933-1935 dengan jumlah produksi mencapai lebih dari 2.000 unit.

CV33 diawaki dua orang. Ranpur seberat 3,4 ton ini menggunakan mesin SPA CV3 berkekuatan 43 tenaga dengan kecepatan maksimum 42km/jam dan jarak tempuh 125km. Pada varian awal ranpur ini hanya dipersenjatai dengan sepucuk senapan mesin kaliber 6,5mm. Namun pada varian selanjutnya dipersenjatai dengan senapan mesin laras ganda kaliber 8mm. Selain varian standar dengan persenjaatan senapan mesin, CV 33 juga dibuat dalam versi flame thrower.

Ranpur ini pertama kali digunakan dalam perang saudara Spanyol, kemudian digunakan dalam Perang Dunia II. Banyak digunakan dalam operasi militer Italia di Afrika Utara dan daerah Balkan. Namun ranpur ini tidak berdaya menghadapi pasukan lapis baja Inggris. Lapisan baja yang tipis dan hanya dipersenjatai dengan senapan mesin menjadi kelemahan utama ranpur ini.

Boeing / Sikorsky RAH-66 Comanche

Boeing / Sikorsky RAH-66 Comanche

Helikopter RAH-66 Comanche adalah helikopter masa depan Angkatan Perang AS untuk menggantikan helikopter UH-1, AH-1 Cobra, OH-6 dan OH-58 Kiowa. RAH-66 didesain sebagai helikopter “stealth” pertama di dunia dan diklasifikasikan sebagai “light attack”. Heli ini beroperasi dengan internal bay berisi misil anti-udara dan anti-lapisan baja serta menggunakan material “stealth” untuk mengaburkannya dari radar musuh. Heli ini akan menjadi heli terbaik di dunia.

Purwarupa heli ini pertama kali terbang pada 1996 dan purwarupa kedua pada akhir 1990an. Garis tajam pada desain heli ini diambil dari pesawat F-117 dan mempunyai sudut tajam dan “cross section” radar yang rendah.

RAH-66 mempunyai sistem rotor dengan 5-daun (blade) besar dan rotor yang lebih kecil pada bagian ekornya yang terlindung, seperti halnya heli Gazelle milik Perancis. Heli ini mempunyai penyimpanan senjata internal dan sayap (“terpotong”) opsional yang memungkinkan stabilitas penambahan persenjataan, dengan resiko (jika sayap opsional dipasang) akan lebih terdeteksi oleh radar. Persenjataan standar heli ini adalah meriam General Electric tiga barel 20mm dalam sebuah sistem turret Giat. Pilot dan co-pilot (gunner) duduk bersebelahan pada kokpit dengan visibilitas yang baik.

Sistem penerbangan dan kontrol pada RAH-66 terdiri dari kontrol “helmet-mounted”, kontrol siklik “sidestick”, display peta 3D, sistem fly-by-wire dengan sebuah fitur “triple redundancy”, pelacak Laser dan FLIR serta radar gelombang milimeter yang ditiru Apache Longbow.

Pada simulasi medan pertempuran, sistem RAH-66 akan sangat mendukung pertempuran dengan menembak kendaraan lapis baja dan pesawat musuh pada jarak jangkaunya. Akan tetapi proyek heli ini dibatalkan oleh AS karena dana pengembangan yang terlalu besar.

Specifications:
Mode: Boeing / Sikorsky RAH-66 Comanche
Length: 43.31 ft ; 13.20 m
Width: 0.00 ft ; 0.00 m
Height: 11.06 ft ; 3.37 m
Engine(s): 2 x LHTEC T800-LHT-801 turboshafts generating 1,563 shp each and driving a five blade main rotor with an eight blade fan-in-fin shrouded tail rotor.
Empty Weight: 20,503 lbs ; 9,300 kg
MTOW: 12,359 lbs ; 5,606 kg
Max Speed: 201 mph ; 324 km/h ; 175 kts
Max Range: 1,382 miles ; 2,224 km
Ceiling: 14,980 ft ; 4,566 m ; 2.8 miles
Climb Rate: 895 ft/min (272.8 m/min)
Hardpoints: 4 (2 x internal bays; 2 x optional wing stubs)
Crew:2
Operators the United States of America

Armament:
1 x 20mm Cannon
6 x Hellfire anti-tank missiles (held in two internal bays)
6 x Stinger air-to-air missiles (held in two internal bays)
4 x Hellfire anti-tank missiles (on optional external wing stubs)
8 x Stinger air-to-air missiles (on optional external wing stubs)

HMS Ambush

HMS Ambush

HMS Ambush, Kapal Selam Terbesar Buatan Inggris
Inggris meluncurkan kapal selam terbarunya HMS Ambush pada Kamis (16/12/10) di Barrow-in-Furness di Cumbria. Kapal selam berbiaya 1,2 miliar poundsterling atau sekitar Rp 22,5 triliun itu diklaim sebagai kapal selam terbesar yang pernah dibuat Inggris.

Kapal selam bernama Ambush ini memiliki ukuran 50 persen lebih besar dari pendahulunya, Swiftsure dan Trafalgar. Panjangnya lebih kurang 291 kaki, setara dengan panjang lapangan sepak bola.

Hebatnya, kapal selam ini mampu mengubah air laut menjadi oksigen dan air tawar sehingga mampu mempertahankan 98 kru-nya tetap hidup. Selain itu, kapal selam ini juga nyaris tak bersuara sehingga tak mudah dideteksi musuh.
Sonar dan radar kapal selam Ambush bisa mendeteksi kapal lain yang berjarak 3.000 nautikal mil (5.556 kilometer). Jadi, jika berada di wilayah laut yang memisahkan Inggris dengan Perancis, kapal selam ini bisa mendeteksi kapal yang berada di New York, AS.

Kapal selam ini tak butuh pengisian ulang bahan bakar dan bisa menyerang menggunakan misilnya hingga sejauh 1.000 mil (1.609 kilometer). Yang terhebat, misi kapal selam biasanya hanya 10 minggu, tetapi secara teori kapal selam ini bisa bertahan di dalam air tanpa perlu muncul ke permukaan seumur hidupnya, 25 tahun.
Ambush nantinya akan membawa 38 misil, yakni misil penjelajah Tomahawk yang punya daya jelajah hingga 1.240 mil (1.996 kilometer). Selain itu, kapal selam ini juga akan dilengkapi dengan torpedo kelas berat untuk menghancurkan kapal dan kapal selam lain.

Mesinnya yang bertenaga nuklir bisa menggerakkan kapal dengan kecepatan hingga 20 knot, memungkinkan kapal menempuh jarak 500 mil (805 kilometer) sehari. Saking besarnya, energi nuklirnya dikatakan bisa menghidupi seluruh kota Southampton.
Ambush akan diluncurkan dan dinamai secara resmi oleh Lady Anne Soar, istri Kepala Panglima Angkatan Laut Sir Trevor Soar. Selanjutnya, kapal selam berukuran 7.400 metrik ton ini akan diujicobakan.

Sekadar diketahui, kapal selam ini bisa membawa 98 kru. Selain itu, Ambush juga dilengkapi gudang yang bisa menyimpan makanan untuk kebutuhan selama tiga bulan, terdiri dari 18.000 sosis dan 4.200 bungkus sereal Weetabix.

BAC TSR-2

BAC TSR-2

TSR-2 adalah pesawat serang dan intai taktis yang dirancang oleh perusahaan British Aircraft Corporation (BAC) sebagai pengganti pesawat pembom ringan English Electric Canberra. Dirancang untuk melakukan misi penyerangan jauh ke dalam wilayah musuh dengan kecepatan tinggi pada ketinggian rendah, prototype pesawat ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 27 September 1964.

BAC TSR-2 bisa dikatakan merupakan salah satu puncak pencapaian teknologi pesawat tempur Inggris. Pesawat ini dirancang untuk mampu membawa persenjataan sampai seberat 4,5 ton dan mampu membawa persenjataan nuklir seperti bom WE.177 yang memiliki kekuatan ledak sampai 450 kiloton. Sayangnya Amerika Serikat tidak suka dengan kemajuan teknologi Inggris ini dan mereka melakukan pendekatan kepada para politikus Inggris agar membatalkan proyek TSR-2 ini dan mengajukan tawaran penjualan 50 uni pesawat F-111. Faktor politis dan perubahan kebijakan pertahanan Inggris akhirnya mengakibatkan proyek TSR-2 ini dibatalkan pada tahun 1968. Banyak pihak yang kecewa terhadap keputusan ini, termasuk Sir Sydney Camm yang merupakan salah satu perancang pesawat kenamaan Inggris (Camm antara lain ikut merancang Hawker Hurricane, Hawker Typhoon, dan Hawker Hunter). Sir Sydney Camm sampai mengeluarkan pernyataan “All modern aircraft have four dimensions: span, length, height and politics. TSR-2 simply got the first three right.”
Specifications (TSR-2)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 136.7 kN Bristol Siddeley Olympus B.OI.22R (Mk.32) afterburning turbojet engines
Length : 27.13m
Wingspan : 11.32m
Height : 7.25m
Weight empty : 24,834 kg
Maximum take-off weight : 46,980 kg
Maximum speed : Mach 1.75
Range : 4,639 km
Service ceiling : 12,000m
Armament : up to 4,500 kg (10,000 lb) of bombs, rockets, and missiles

BMP-2

BMP-2 : Tank Amfibi “Sangar” & Battlle Proven

Tak banyak alustsista (alat utama sistem senjata) milik TNI yang berkualifikasi ”sangar,” khususnya di segmen kavaleri. Lebih modern mungkin ada, tapi yang benar-benar sangar hanya bisa dihitung dengan jari. Yang dimaksud sangar pada tulisan ini yakni dilihat dari segi desain, persenjataan dan battle proven (terbukti handal dalam medan perang). Dimana kesemua unsur tadi bila digabungkan mampu menciptakan daya getar (deteren) bagi lawan.

Ketimbang alutisista kavaleri buatan barat, seperti tank Scorpion, AMX-10 dan Stormer dipandang kurang punya daya getar ketimbang produk tank dan panser buatan Uni Soviet/Rusia. Pasalnya produk dari barat masih minim ”pengalaman perang” dan berdesain lebih mungil. Terkait kata sangar, Korps Marinir TNI-AL adalah institusi kavaleri yang paling beruntung, Korps Marinir hingga kini punya arsenal sangar (walau sebagian jadoel dan jumlah terbatas) macam tank amfibi PT-76, BTR-50, panser amfibi BTR-80 dan BMP-2

Yang disebut terakhir, BMP-2 adalah tank tipe APC (armored personel carrier) berkualifikasi amfibi. BMP-2 sejatinya bukan produk baru, tank ini dibeli bekas oleh pemerintah RI dari Ukraina dan Slovekia pada tahun 1998 dalam beberapa gelombang pengiriman. Menurut Kerry Plowright dari lembaga riset ADF 2008, disebutkan Indonesia kini mempunyai 40 unit BMP-2.

Tank Sangar Korps Marinir

Apa yang membuat BMP-2 disebut sangar? Tak lain karena desain tank dan persenjataan yang diadopsi. Sebagai sebuah APC, BMP-2 punya bekal senjata utama kanon otomatis 2A42 kaliber 30 mm. Selain manjur menghantam sasaran di darat, kanon 30 mm sangat efektif untuk menghajar sasaran di udara, seperti helikopter dan pesawat berkecepatan rendah. Sebagai gambaran, kanon 30 mm BMP-2 dapat memuntahkan 200 – 300/550 peluru per menit. BMP-2 dapat membawa 340 amunisi High Explosive kaliber 30 mm.

Canggihnya lagi, kanon 30 mm dilengkapi stabililizer sehingga dapat membidik sasaran secara akurat saat melaju dengan kecepatan 35 km per jam. Sudut kubah dapat berputar secara cepat 360 derajat, dan sudut elevasi laras hingga 74 derajat. Semua ini menjadikan BMP-2 handal untuk menghajar sasaran helikopter. Untuk itu Korps Marinir menempatkan tank ini pada resimen artileri pertahahan udara (Arhanud), walau sejatinya BMP-2 lebih pas berada di satuan kavaleri, pasalnya BMP-2 tak punya radar penjejak sasaran udara.

Kesan sangar BMP-2 bertambah dengan adanya bekal rudal anti tank AT-5 Spandrel yang ditempatkan pada sisi atas kubah. Sebagai senjata tambahan, ada senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm dengan jumlah amunisi 2000 peluru. Tank angkut personel ini dapat membawa 7 – 8 personel dengan jumlah kru 3 orang.

Ketimbang tank-tank amfibi masa lalu, BMP-2 punya kehebatan mampu berenang tanpa persiapan yang rumit. Unik memang, tak ada bekal water jet ataupun baling-baling untuk berenang, tenaga untuk mengarungi air berasal dari putaran arah gerak rantai. Sekilas mirip dengan pola di panser V-150 TNI-AD, yang kemampuan renangnya dihasilkan dari arah gerak roda.

Dengan kemampuan mobilitas yang tinggi, tak pelak BMP-2 amat populer digunakan di banyak negara. Pengalaman tempur tank ini sudah mendunia, mulai dari medan salju hingga padang pasir terbukti mampu dilahap tank ini. BMP-2 mulai digunakan oleh Uni Soviet pada tahun 1982. Beberapa konflik dunia yang melibatkan tank ini antara lain perang di Afghanistan, perang Irak-Iran, perang Teluk tahun 1991, perang saudara di Georgia dan operasi militer Rusia di Chechnya.

Sejak satu dasawarsa hadir di Tanah Air, BMP-2 sudah terjun ke medan konflik, contohnya pengamanan konflik SARA di Maluku dan penumpasan GPK GAM. Tak jarang saat melawan GAM, BMP-2 melakukan bantuan tembakan langsung ke kubu lawan. Di kawasan ASEAN, hanya Vietnam yang memiliki tank jenis ini, jumlahnya cukup besar yakni 600 unit. Beberapa negara sekutu Rusia mendapat kesempatan untuk memprokusi tank ini, seperti India dan Ukuraina. Dengan segala kesangarannya, tak salah bila BMP-2 Marinir bisa disejajarkan dengan APC andalan US Army, M2 Bradley.

Spesifikasi BMP-2
Kru : 3 + 7
Senjata Utama :
Main : 1 x 30mm cannon
Co-axial : 1 x 7.62mm machine gun
Anti-tank : 1 x AT-5 Spandrel Anti-Tank Guided Missile launcher
Berat Tempur : 14,300 kg
Panjang : 6.73 m
Lebar : 3.15 m
Tinggi : 2.45 m
Mesin : 300 hp Type UTD-20 6-cylinder diesel engine
Kecepatan Maksimum : 65 km/h
Kecepatan Maksimum di Air : 7 km/h
Jangkauan : 600 km

Saturday, April 9, 2011

BTR-152

BTR-152

BTR-152 adalah Armoured Personnel Carrier standar pasukan Uni Soviet dan negara-negara Pakta Warsawa pada tahun 1950-an. Digunakan pula oleh banyak negara sekutu Uni Soviet di Asia dan Afrika.

Pada dasarnya BTR-152 adalah truk ZiS-151 atau ZiL-157 yang diberi lapisan baja. APC ini diawaki 2 orang dan bisa mengangkut 18 tentara bersenjata lengkap. Varian standar BTR-152 biasanya dipersenjatai dengan senapan mesin 7,62 atau 12,7mm.

BTR-152 digunakan oleh tentara Mesir serta Suriah mulai dari konflik Suez tahun 1956 hingga Perang Yom Kippur tahun 1973. Beberapa unit juga masih digunakan dalam konflik di Lebanon tahun 1982.

Type Armored personnel carrier
Place of origin Soviet Union
In service 24 March 1950 - present
Used by See Operators
Wars See Service History
Weight 9.91 tonnes
Length 6.55 m
6.83 m for BTR-152V
Width 2.32 m Height
2.04 m (without the mg)
2.36 m (with the mg)
2.41 m (BTR-152V with the mg)
Crew 2 (+18 passengers)
Power/weight 11.1 hp/tonne (8.3 kW/tonne)
10.8 hp/tonne (8.1 kW/tonne) for BTR-152V
Secondary armament 2x7.62mm SGMB light machine guns (1,250-1,750 rounds) on side pintel mounts (optional)
Primary armament 7.62mm SGMB light machine gun (1,250 rounds) (12.7 mm DShK 1938/46 heavy machine gun (500 rounds) can be used instead)
Ground clearance 300 mm
Fuel capacity 300 l (79 gal)
Operational range 650 km (404 miles)
Speed 75 km/h
65 km/h for BTR-152V

Kapal selam kelas Sjöormen

Kapal selam kelas Sjöormen (Sea Serpent)

Kapal selam kelas Västergötland pertama kali diperkenalkan oleh AL Swedia pada 1987, ditujukan mengemban misi penyerangan di lingkungan perairan yang dingin laut Baltik. AL Swedia mengakuisisi empat kapal selam dari kelas ini antara tahun 1987 dan 1990. HMS Västergötland diluncurkan 19 Juli 1986 dan bertugas 27 November 1987, HMS Helsingland (31 Agustus 1987/20 Oktober 1988), HMS Södermanland (12 April 1988/21 April 1989) dan Östergötland (9 Desember 1988). Kedua kapal selam terakhir diremajakan menjadi kelas Södermanland 2003 – 2004 dan masih aktif bertugas di AL Swedia.

Kapal selam Archer didisain oleh perusahaan Swedia, Kockums AB, berlunas tunggal, dobel kompartemen, kapal selam optimum meredam suara dan gelombang magnetik. Kapal selam dilengkapi sistem Air Independent Propulsion (AIP), membuat kapal selam mampu menyelam lebih lama dan menghasilkan bunyi lebih senyap. Hal ini menjadikan kapal selam mempunyai kemampuan siluman.

Spesifikasi
Panjang: 60,5 meter
Lebar: 6,1 meter
Tinggi: 11,8 meter
Bobot: 1400 ton (dipermukaan), 1500 ton (saat menyelam)
Persenjataan: 9 torpedo
Sistem: Aktif dan passif sonar, sistem kontrol komando dan senjata, AIP, sistem navigasi terintegrasi
Awak: 28 orang

T-10 Heavy Tank

T-10 Heavy Tank

Pada saat Perang Dunia II, pasukan tank Rusia menggunakan taktik gabungan medium tank dan heavy tank. Heavy tank IS-2/IS-3 Stalin digunakan sebagai direct fire support untuk mendukung gerak maju medium tank T-34/85. Taktik ini sebetulnya memiliki kelemahan karena heavy tank lebih lamban daripada medium tank, sehingga di lapangan sering jauh tertinggal dari pasukan medium tank. Walaupun demikian, taktik ini masih digunakan hingga akhir tahun 1960-an dan Rusia tetap mengembangkan varian lebih lanjut dari heavy tank IS-2/IS-3 Stalin.

T-10 heavy tank pada dasarnya adalah hasil pengembangan dari IS-3 Stalin. Tank ini mulai dirancang pada tahun 1948 dan diproduksi sebanyak 8.000 unit pada tahun 1953-1966. T-10 adalah heavy tank terakhir yang dibuat oleh Rusia karena setelah produksinya dihentikan, Rusia tidak membuat heavy tank baru karena dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan taktik pertempuran modern. Setalah tahun 1960-an Rusia memilih untuk mengembangkan konsep Main Battle Tank dan rudal anti-tank.

Posisi heavy tank sebagai fire support pasukan tank digantikan oleh rudal-rudal anti tank. Walaupun demikian, Rusia tercatat tetap menggunakan T-10 sampai akhir tahun 1970-an. Selain Rusia, T-10 juga digunakan oleh Mesir dan Suriah
Varian awal T-10 dipersenjatai dengan sepucuk meriam D-25TA kaliber 122mm (30 butir amunisi) dan dua pucuk senapan mesin DShKM kaliber 12,7mm (1.000 butir amunisi). Pada akhir tahun 1950-an muncul varian T-10M. Pada varian ini senapan mesin DShkM digantikan dengan senapan mesin KPV kaliber 14,5mm.
T-10 digunakan oleh Suriah dan Mesir dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan Peran Yom Kippur tahun 1973.

Specification (T-10)
Crew : 5
Armament :
Main : 1 x 122mm gun
Co-axial : 1 x 12.7mm machine gun
Anti-aircraft : 1 x 12.7 mm machine gun
Combat weight : 52,000 kg
Length : 10.60 m
Width : 3.57 m
Height : 2.43 m
Powerpack : 700 hp V-12-IS diesel engine
Maximum road speed : 42 km/h
Range : 250 km

Gepard (Hungaria)

Gepard (Hungaria)

Senapan runduk anti material (AMR) Hungaria dikeluarkan oleh Landimex, diproduksi dalam lima model, umumnya menembakan munisi kaliber 12.7 x 107mm, sementara satu modelnya Gepard M3 yang dikenal dengan sebutan Destroyer menembakan munisi kaliber 14.5 x 114mm.

Dikalangan pengamat persenjataan, AMR Gepard dinilai sangat presisi dan memiliki akurasi tinggi. Model handal lainnya adalah Gepard M4 SA1 semi otomatis yang memiliki kamar peluru kaliber 12,7mm NATO maupun blok Timur. Amunisi diisi melalui kotak peluru berisi lima butir atau 10 butir (helical magazine). Disusul dengan Gepard M5 jenis self-loader dengan laras yang lebih panjang - ukuran laras Gepard M4 SA1 adalah 800mm, sedangkan M5 berukuran 1,1 meter.

Bearn

Bearn

Designation: Bearn
Classification Type: Conventionally-Powered Aircraft Carrier
Ship Class: Bearn-class
Country of Origin: France
Initial Year of Service: 1927
Number in Class: 1

Kapal induk Perancis Bearn dibuat dari hull kapal perang Prancis kelas-Normandie dan dirancang sebagai sebuah kapal induk eksperimental dari awal. Muncul pada waktu yang relatif damai, kapal dioperasikan di bawah samaran hingga mendapat tekanan untuk dioperasionalkan secara penuh sebagai kapal induk tempur saat invasi Jerman di Perancis. Mati-matian untuk membendung invasi dengan resiko apapun, pemerintah Perancis menggali dalam untuk menemukan cara mensuksekan sistem pertahanan Perancis meskipun berarti harus memakai sistem yang sudah usang dan maupun kalah kelas yang diawaki oleh personal, tanpa pesawat atau taktik untuk memenuhi permintaan.

Tata letak Bearn terlihat konvensional pada masa itu. Island-nya terletak di bagian depan samping kanan dan memiliki cerobong asap, derek kargo dan tiang komunikasi utama ke dalam rancangan. Geladak penerbangan memakai hampir semua ruang di bagian atas yang tersedia dan memiliki setidaknya tiga elevator pesawat di bagian depan, belakang dan tengah kapal. Tenaganya diberikan oleh 2x turbin bergigi Parsons dan 2x turbin perluasan tripel reciprocating ( yang berasal desain kapal kelas Normandie) memberikan 36.200 shp dengan kecepatan maksimum 21,5 knot.

Awaknya dapat terdiri dari antara 865 dan 875 personil sesuai keperluan dan dapat membawa antara 35 dan 40 pesawat terbang dari berbagai jenis. Persenjataannya merupakan gabungan dari sistem ofensif dan defensif, 8 x meriam 155/50mm, 6 x meriam anti pesawat 75/50mm dan 4 x tabung torpedo anti-kapal 550mm. Pada 1935, persenjataannya diperbaiki, termasuk 8 x meriam anti pesawat 37mm dan 16 x senapan mesin anti pesawat 13.2mm. Pada 1944, perbaikan senjata lanjutan yang terdiri dari 4 x senjata utama 5" DP (Dual Purpose), 24 x meriam anti pesawat 40mm dan 26 x meriam anti pesawat 20mm.

Selama Perang Dunia Kedua, Bearn memberikan peran yang relatif kecil dalam menghadapi Jerman langsung, dengan tindakan yang paling penting adalah saat perburuan dari Admiral Graf Spee bersama dengan AL Inggris yang sementara berbasis dari Brest. Namun, kapal ini diturunkan perannya menjadi kapal transportasi pesawat terbang (kecepatannya yang lambat secara keseluruhan mengharuskannya menjalankan peran sekunder) dan sebagai tempat pelatihan pilot AL sesuai kebutuhan. Dalam satu contoh peran ini, Bearn melakukan pengangkutan persenjataan dari AS untuk keperluan Perancis. Pada saat itu, Perancis telah mengkapitulasi invasi Jerman dan Bearn telah efektif dilantarkan. Dengan dukungan dari Amerika Serikat, Bearn bermarkas di pulau kecil Karibia di Martinique, dalam upaya menjaga dia dari ancaman Jerman.

Walaupun dia dikategorikan sebagai kapal induk, Bearn secara keseluruhan kalah kelas pada Perang Dunia 2. Dia tetap menjalankan tugas transportasi dan tidak pernah benar-benar digunakan sebagai platform ofensif. Bagaimanapun juga, Bearn tetap berguna dan dan mempunyai peran penting-walaupun yang lebih tertinggal-memastikan kemenangan Sekutu di Eropa. Cerita terus berjalan dengan sebagian besar kapal yang berkaitan dengan Perang Dunia 2, Bearn beroperasi dalam waktu yang singkat setelah perang, terutama sebagai platform pelatihan dan depot samudera, serta selama keterlibatan Prancis-Indochina.

Pembuatan Bearn dimulai pada 1914 di bawah La Seyne dan diluncurkan pada 1920. Bearn beroperasi secara resmi pada tahun 1927 sampai 1967, dia dibongkar dan menjadi rongsokan. Namanya dilepas pada tahun yang sama.

Specifications: Bearn

Dimensions:
Length: 599ft (182.58m)
Beam: 88ft (26.82m)
Draught: 31ft (9.45m)

Performance:
Surface Speed: 22kts (25mph)
Submerged Speed: 0kts (0mph)
Range: (14,824km)

Structure:
Complement: 875
Displacement: 28,400tons

Power:
Engine(s): 2 x Shaft Parson geared turbines and 2 x Shaft reciprocating turbines delivering 36,200shp.

Weapons Suite:
Initial:
8 x 155/50mm cannons
6 x 75/50mm anti-aircraft cannons
4 x 550mm torpedo tubes

1935 Addition:
8 x 37mm anti-aircraft cannons
8 x 13.2mm anti-aircraft machine guns

1944:
4 x 5" Dual Purpose (DP) main guns
24 x 40mm anti-aircraft cannons
26 x 20mm anti-aircraft cannons

Air Arm:
40 aircraft of various makes.

Hawker Hunter

Hawker Hunter

Hawker Hunter adalah salah satu pesawat tempur legendaris Inggris dan merupakan pesawat tempur buatan Inggris yang memiliki masa operasional paling lama. Dirancang sebagai pengganti Gloster Meteor, prototype pesawat tempur ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 21 Juli 1951 dan mulai digunakan oleh Angkatan Udara Inggris pada tahun 1956. Hawker Hunter diproduksi sebanyak 1.972 unit dalam berbagai varian dan digunakan oleh 22 negara.

Persenjataan standar Hawker Hunter adalah empat pucuk kanon ADEN kaliber 30mm yang tersimpan dalam sebuat removable pack. Pada varian awal Hunter F.Mk 1, kanon tersebut hanya boleh ditembakkan pada ketinggian di bawah 9.150 meter karena gas sisa penembakan kanon tersebut dapat mengakibatkan mesin pesawat mengalami flame out. Selain itu, selongsong peluru kanon dapat mengakibatkan kerusakan pada badan pesawat atau bahkan dapat terhisap masuk ke dalam air intake. Untuk mengatasi masalah tersebut maka kemudian dipasang semacam link connector yang mulai digunakan sejak varian Hunter F.Mk 4.

Hawker Hunter dibuat dalam lebih dari 12 varian, termasuk varian jet latih dan jet intai. Namun varian yang paling banyak diproduksi adalah varian clear weather interceptor Hunter F.Mk 6 dan varian ground attack Hunter FGA.9 yang tidak lain merupakan hasil pengembangan dari Hunter F.Mk6. RAF pada awalnya memang mengoperasikan Hunter sebagai interceptor, namun setelah kehadiran jet tempur Lightning dan F-4 Phantom II, maka fungsi Hunter dialihkan untuk misi-misi serangan darat.

Angkatan Udara Inggris sendiri menggunakan Hawker Hunter sejak tahun 1956 dan turut digunakan dalam sejumlah operasi militer seperti Krisis Suez tahun 1956, penumpasan pemberontak di Aden pada tahun 1964, dan penumpasan pemberontakan di Brunei pada tahun 1962. Hunter juga digunakan oleh team aerobatik Black Arrows, salah satu team aerobatik RAF sebelum dibentuknya Red Arrows pada tahun 1965. Hawker Hunter terakhir kali digunakan sebagai pesawat latih oleh RAF dan baru dipensiunkan pada awal tahun 1980-an.

Selain Inggris, negara-negara pengguna Hawker Hunter lainnya juga banyak yang mempergunakan pesawat ini dalam sejumlah konflik bersenjata. Misalnya saja dalam Perang Enam Hari tahun 1967 di mana Hawker Hunter digunakan oleh Angkatan Udara Irak, Pakistan, Lebanon, dan Yordania untuk menghadapi Angkatan Udara Israel. Kemudian Hawker Hunter juga digunakan oleh Angkatan Udara India dalam Perang India-Pakistan tahun 1965 dan 1971. Dalam perang tahun 1971, Hawker Hunter AU India berhasil menembak jatuh delapan F-86 Sabre milik AU Pakistan. AU India sendiri baru mempensiunkan Hawker Hunter pada tahun 2001.

Specifications (Hunter F.Mk.6)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 42.0 kN Rolls-Royce Avon RA.7R/114 afterburning turbojet engine
Length : 14.00m
Wingspan : 10.20m
Height : 4.01m
Weight empty : 5,795 kg
Maximum take-off weight : 8,062 kg
Maximum speed : 1,150 km/h
Range : 715 km combat radius
Service ceiling : 13,725m
Armament : 4 x 30mm ADEN cannons; up to 908 (2,000 lb) of bombs, missiles, or rockets

Bom Napalm

Bom Napalm

Bom jenis ini sebenarnya sudah dipake oleh pihak sekutu pada tahun 1944 ketika digunakan untuk menekan pasukan Nazi Jerman yang sudah sangat terdesak. Bom ini berbeda dengan jenis bom-bom konvensional lainnya, dimana daya hancurnya sangat mengerikan, ibarat seperti disiram oleh lautan api yang sangat dahsyat. Bom ini juga digunakan di perang Vietnam untuk menghancurkan dan membakar pemukiman gerilyawan Vietcong yang bersembunyi di balik lebatnya hutan vietnam. Yang digunakan di vietnam sebenarnya berbeda dengan digunakan pada Perang Dunia II, dimana daya bakarnya jauh lebih lama (hingga 10 menit!) sehingga daya rusaknya jauh mengerikan. Dan suhu yang tercipta dari pembakarannya hingga mencapai 1.200 derajat celcius! Sungguh mengerikan...

Tersusun dari unsur low-octane gasoline, benzene dan polystyrene, bom jenis ini jadi jauh lebih berbahaya manakala pembuatannyapun sangat mudah sehingga orang biasa saja bisa membuatnya! Karena itulah senjata ini akan sangat berbahaya bila jatuh ke tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

M24 Chaffee Light Tank

M24 Chaffee Light Tank

M24 adalah tank ringan buatan AS yang digunakan pada masa-masa akhir Perang Dunia II dan merupakan tank ringan terbaik yang digunakan dalam Perang Dunia II. Tank ini diberi nama Chaffee untuk mengenang Jenderal Adna R. Chaffer Jr, salah satu tokoh yang mengembangkan konsep pasukan lapis baja di Angkatan Darat AS dan dikenal sebagai “Father of The Armored Forces.”

Pada saat Perang Dunia II, tank ringan yang digunakan oleh pasukan AS adalah tank M3/M5 Stuart. Walaupun masih terus digunakan hingga akhir Perang Dunia II, namun pada tahun 1943 dirasakan perlunya ada tank ringan baru yang lebih handal. Semula direncanakan hanya untuk mengganti persenjataan tank M5A1 dengan meriam kaliber 75mm, namun hasil uji coba menunjukkan hal tersebut tidak mungkin sehingga diputuskan untuk merancang tank ringan baru yang akhirnya menghasilkan tank ringan M24 Chaffe pada tahun 1944.

Karena dirancang pada masa-masa akhir Perang Dunia II, M24 lebih mengakomodasi perkembangan teknologi yang ada dan tank ini dianggap sebagai lompatan teknologi jika dibandingkan dengan tank M3 atau M5A1 yang akan digantikannya. M24 diawaki lima orang dan memiliki berat 18,3 ton. Menggunakan dua mesin bensin Cadillac 44T24 yang masing-masing berkekuatan 110 tenaga kuda, tank ini memiliki kecepatan maksimum 54 km/jam dengan jarak tempuh 160 km. Jika tank-tank ringan lainnya hanya dipersenjatai dengan meriam kaliber 37mm, maka M24 dipersenjatai dengan meriam M6 kaliber 75mm (48 butir amunisi). Selain itu, tank ini juga dipersenjatai dengan dua pucuk senapan mesin Browning M1919A4 kaliber 0.30 (3.750 butir amunisi) dan sepucuk senapan mesin Browning M2HB kaliber 0.50 (440 butir amunisi).

M24 mulai digunakan pada akhir tahun 1944 oleh pasukan AS di Eropa. Dalam Battle of the Bulge, sejumlah tank ini digunakan untuk menahan serangan Jerman dan terbukti sukses di lapangan. Walaupun lapisan baja tank ini tidak terlalu tebal, namun tank ini jauh lebih cepat dan lincah dibandingkan dengan tank M5A1. M24 banyak digunakan untuk tugas-tugas intai dan dengan meriam kaliber 75mm yang digunakannya, tank ini juga mampu bertempur melawan kendaraan lapis baja Jerman dan memberikan bantuan tembakan bagi pasukan infantri. Namun karena tergolong sebagai tank baru, maka tidak semua pasukan AS di Eropa menerima tank ini. Bahkan tidak sedikit unit-unit pasukan AS yang baru menerima tank ini setelah perang selesai.

Usainya Perang Dunia II bukan berarti akhir bagi tank yang diproduksi sebanyak 4.070 unit ini. Tank ini kemudian banyak dipergunakan oleh negara-negara lain seperti Perancis dan Pakistan. AS masih menggunakan tank ini dalam Perang Korea, sementara Perancis menggunakan tank ini dalam operasi militer di Indo China. Sepuluh unit M24 digunakan Perancis dalam Battle of Dien Bien Phu. Tank-tank M24 Perancis yang tersisa di Indo China kemudia dialihkan kepada pasukan Vietnam Selatan, yang menggunakannya pada masa-masa awal Perang Vietnam. Sementara itu Paksitan menggunakan M24dalam perang dengan India pada tahun 1971.

Beberapa negara juga kemudian memodifikasi tank ini dan mengoperasikannya hingga puluhan tahun setelah Perang Dunia II usai. Misalnya saja milik Norwegia yang dimodifikasi menjadi NM-116 Panserjager (dengan mesin diesel, fire control modern, serta meriam kaliber 90mm buatan Perancis) dan digunakan hingga tahun 1993. Sementara M24 milik Chili dimodifikasi dengan persenjataan kanon IM-OTO kaliber 60mm dan digunakan hingga tahun 1999. M24 hasil modifikasi milik pasukan Uruguay bahkan masih digunakan hingga saat ini.

Finnish Lahti L-39

Finnish Lahti L-39 Anti-tank rifle

Lahti L-39 merupakan Anti-material/Anti-tank rifle yang cukup terkenal dan digunakan pada era perang dunia 2, mempunyai sebutan "ELEPHANT GUN" (Yang mungkin juga cocok dengan penampilannya yang gede) mempunya bobot berkisar 50kg dan selama perang diproduksi sebanyak 1900...pembuatnya Aimo Lahti pada awalnya hanya akan membuat Anti-tank rifle dengan kaliber berkisar 13mm, namun setelah beberapa uji coba pada akhirna kaliber 13mm diganti menjadi kaliber 20mm..karena kekuatan penetrasinya yang jauh lebih baik dibanding kaliber 13mm...

pada saat Finlandia turun dalam palagan perang dunia 2, L-39 hrus berhadapan dengan tank soviet sejenis T-34 & KV-1...namun ternyata L-39 kurang efektif untuk melayani kedua jenis tank tersebut, sehingga L-39 dialihkan penggunaan nya dari AT-Rifle menjadi penghancur Bunker/persembunyian, penembakan jarak jauh, hingga penangkis serangan udara..

Saat ini Lahti L-39 masih digunakan dalam skala kecil dan juga disimpan di museum seperti museum Sgt. Richard Penry Medal of Honor Memorial Military Museum di Petaluma, California...

SAIC/ATI Vigilante

SAIC/ATI Vigilante

Ikut berpartisipasi dalam demonstrasi VTOL UAV AL pada 1998, Vigilante dimulai sebagai optionally piloted vehicle (OPV) yang dapat diterbangkan dengan tiga mode, yaitu diawaki, remote pilot atau sistem kontrol misi/autopilot pintar. Dikembangkan secara bersama oleh SAIC (Science Applications International Corporation) dan ATI (Advanced Technologies Inc.), Vigilante didasarkan pada desain helikopter ekperimental Ultrasport Model 496 (dikembangkan oleh divisi American Sportscopter milik ATI), dua tempat duduk dengan sebuah mesin Hirth 95hp yang mampu mengangkut beban 260 kg. Pada awalnya, pesawat ini dibuat untuk Ballistic Missile Defense Organization (BMDO) dan Jet Propulsion Laboratory (JPL) yang menghasilkan pesawat tanpa awak stabil untuk memonitor pengujian misil anti-balistik. Diberi kode Vigilante 496, setelah dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan AL.

Karena banyaknya masalah kendali penerbangan pada Vigilante 496 di tahun 1998, ATI dan SAIC melakukan pengembangan pada UAV ini dengan kode baru Vigilante 500, model dengan kendali penerbangan yang disempurnakan, dengan bodi yang lebih kecil untuk mengurangi “drag” (gaya seret), perbaikan efisiensi dan untuk mengurangi cross section pada radar. 

Mesin berbehan bakar besar yang dibutuhkan AL juga sedang direncanakan, dan pesawat ini diberi nama ulang menjadi Vigilante 600. Vigilante diharapkan mempunyai ketahanan terbang selama 16 jam, dengan radius operasi 925 km dan kecepatan maksimal 250 km/jam. SAIC akhirnya memutuskan untuk tidak menandatangani proposal untuk kompetisi VTUAV karena jumlah kontrak yang terlalu kecil. Akan tetapi Vigilante akan digunakan sebagai pesawat demonstrasi terbang NASA untuk menguji penerbangan helikopter “swashplateless" dan memperoleh penghargaan dalam program Revolutionary Concepts (REVCON).

HMAS Manoora

HMAS Manoora

HMAS Manoora L52 merupakan kapal perang bekas pakai Angkatan Laut Amerika Serikat, USS Fairfax County jenis Landing Ship Tank (LST) kelas Newport Landing Ship. Kapal ini dibuat 1971 dengan mesin dan teknologi era tahun 1950-an dan disain era tahun 1960-an. AL Australia (RAN/ Royal Australia Navy) mengakuisisi USS Saginaw dari kelas yang sama, diubah menjadi HMAS Kanimbla L51. RAN mengolongkan kedua kapal ini sebagai kelas Kanimbla.

HMAS Manoora dan HMAS Kanimbla berbobot 8500 ton ditenagai 6 mesin diesel 16v ALCO 251C yang mampu dipacu hingga 20 knot. Kedua kapal mampu mengangkut 450 prajurit bersenjata lengkap berikut kendaraan dan peralatannya; dilengkapi fasilitas ruang kelas untuk pelatihan personil ADF selama berlayar; mampu membawa empat unit helikopter Blackhawk milik AD atau tiga unit Sea King milik AL sedangkan landasan helikopter mampu menampung dua unit helikopter serta dilengkapi fasilitas untuk dukungan pekerjaan perbaikan pesawat; tersedia rumah sakit dengan 40 tempat tidur berikut fasilitas operasi dan pemulihan, dimana dapat digunakan untuk bantuan kemanusian korban bencana alam atau operasi evakuasi warga negara Australia di luar negeri; dua kapal jenis LCM-8 (Landing Craft Medium) diletakkan di depan kapal; kapal hanya dipersenjatai sepucuk Phalanx Mk 15 CIWS kaliber 20 mm sebagai senjata bela diri dari serangan rudal atau pesawat.

Setelah pasukan diturunkan dari kapal, kedua kapal masih dapat memberikan supplai logistik pada pasukan di darat. Kapal mampu memproduksi ratusan liter air bersih hasil pengolahan air laut setiap harinya. Sistim Komando, Kontrol dan Komunikasi (K3) dapat digunakan oleh Komandan Pasukan mengendalikan operasi dari kapal.

Hotchkiss H39

Hotchkiss H39

Tank ringan buatan Perancis ini adalah pengembangan dari tank Hotckiss H35. Diawaki tiga orang (commander, gunner, driver) dan dipersenjatai dengan sepucuk kanon SA 18 kaliber 37mm (100 butir peluru) dan sepucuk senapan mesin Reibel kaliber 7,5mm (2.400 butir peluru).

Hotchkiss H39 banyak dipergunakan dalam masa-masa awal Perang Dunia II. Polandia menggunakan tank ringan ini menghadapi invasi Jerman pada tahun 1939, sementara Perancis mempergunakannya dalam Battle of France tahun 1940. Tank ini juga dipakai oleh pasukan Norwegia, sementara Finlandia juga menggunakan tank ini untuk menghadapi pasukan Uni Soviet.

Setelah Perancis jatuh, Jerman juga menggunakan tank ini untuk tugas-tugas keamanan dan juga menggunakannya dalam Operasi Barbarossa. Sementara di Timur Tengah tank ini dipakai oleh pasukan Vichy France yang sempat mempergunakannya untuk menghadapi pendaratan pasukan Sekutu di Afrika Utara.

Usai Perang Dunia II, Pasukan Perancis masih menggunakannya untuk tugas-tugas keamanan sampai dengan tahun 1952. Pada tahun 1948, sedikitnya sebanyak 10 unit tank ini dijual secara rahasia kepada milisi Israel yang kemudian mempergunakannya dalam Perang Arab-Israel tahun 1948. Tank ini digunakan oleh milisi Yahudi asal Rusia dan karena kesulitan amunisi, pasukan Israel mengganti senapan mesin Reibel kaliber 7,5mm dengan senapan mesin Besa kaliber 7,9mm

Spesifikasi
Crew : 3
Armament :
Main : 1 x 37mm gun
Co-axial : 1 x 7.5mm machine gun
Length : 4.22m
Width : 1.95m
Height : 2.15m
Weight : 12,100 kg
Engine : 1 x 120 hp Hotchkiss 6 cylineder
Maximum speed : 37km/h
Range : 120km