Salah satu pesawat tempur Inggris yang cukup sukses dalam Perang Dunia II adalah de Havilland D.H.98 Mosquito. Mengikuti kesuksesan Mosquito, maka team perancang dari de Havilland kemudian merancang pesawat tempur baru yang dikembangkan dari Mosquito untuk memenuhi kebutuhan long range fighter Angkatan Udara Inggris yang akan digunakan untuk melawan Jepang di front Pasifik. Pesawat tempur tersebut adalah de Havilland D.H.103 Hornet yang berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 Juli 1944.
Walaupun berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 Juli 1944, namun Hornet baru diterima oleh RAF pada bulan Juli 1945 sehingga tidak ikut dilibatkan dalam Perang Dunia II. Pada kenyataannya, bahkan skadron Hornet RAF pertama (Skadron No.64) baru dibentuk pada bulan Mei 1946. Hornet kemudian digunakan sebagai kekuatan RAF di Eropa sampai dengan tahun 1951, sebelum kemudian digantikan oleh Gloster Meteor F.8 pada tahun 1951. Namun sejak tahun 1949 fungsi Hornet diubah tidak lagi sebagai long range fighter, namun sebagai ground attack airfcraft.
Setelah digantikan oleh Gloster Meteor F.8 pada tahun 1951, sebagian besar Hornet milik RAF kemudian dipindahkan ke unit-unit tempur di daerah Asia Tenggara. Angkatan Udara Inggris banyak menggunakan Hornet untuk menggempur posisi gerilyawan komunis di Malaya dan Hornet ternyata terbukti jauh lebih bisa dihandalkan daripada Bristol Brigand. De Havilland Hornet merupakan pesawat tempur bermesin piston terakhir yang digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dan dioperasikan sampai dengan tahun 1955. RAF kemudian mengganti Hornet dengan pesawat tempur jet de Havilland Vampire.
De Havilland Hornet juga dibuat dalam versi pesawat tempur angkatan laut yang diberi nama Sea Hornet. Versi Sea Hornet ini memiliki kemampuan untuk dioperasikan dari atas kapal induk dan digunakan oleh Angkatan Laut Inggris dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1951.
Specifications (Hornet F. Mk.3)
Crew : 1
Powerplant : 2 x 2,080 hp Rolls-Royce Merlin 130/131 piston engines
Length : 11.18m
Wingspan : 13.72m
Height : 4.30m
Weight empty : 5,850 kg
Maximum take-off weight : 9,493 kg
Maximum speed : 760 km/h
Range : 4,828 km
Service ceiling : 10,668m
Armament : 4 x 20mm Hispano Mk.V cannons; 8 x RP-3 60-lb rockets; up to 907 kg (2,000 lb) of bombs
No comments:
Post a Comment