Standoff Land Attack Missile - Expanded Response (SLAM-ER), sebuah upgrade evolusioner dari SLAM yang sudah terbukti dalam peperangan, adalah misil siang/malam, adverse weather over-the-horizon, misil serangan presisi
Sejarah
Akar Slam-ER kembali ke misil anti-kapal Harpoon original yang dipakai oleh armada pada akhir tahun 1970-an. Karena munculnya kebutuhan operasional, misil untuk penyerang darat dikembangkan sebagai turunan Harpoon. SLAM dikembangkan dan digunakan dalam waktu kurang dari 48 bulan dan telah berhasil digunakan oleh F/A-18 dan A-6 pada operasi Desert Storm bahkan sebelum pengujian operasional telah dimulai. Potensi SLAM memicu pengembangan lebih lanjut untuk kemampuan standoff, untuk meningkatkan jarak jangkau, akurasi, penetrasi hulu-ledak, sudut selam dan perencanaan misi. Karena AL AS fokus pada persenjataan pesisir, Inisiatif program Slam-ER diresmikan pada bulan Desember 1994 ketika Asisten Sekretaris AL untuk Riset, Pengembangan dan Akuisisi memberi ijin untuk melanjutkan pengembangan teknik dan manufaktur dan mempercepat produksi Slam-ER dan pemakaiannya ke armada.
Deskripsi
Slam-ER memenuhi persyaratan AL untuk Senjata Luar Wilayah Pertahanan Standoff Presisi Berpemandu. SLAM-ER meningkatkan efektivitas tempur sistem senjata, menyajikan serangan efektif, jarak jauh, presisi; menjadi pilihan untuk misi serangan terencana maupun dadakan. Yang paling signifikan di antara pengembangan senjata ini adalah: sangat akurat, sistem pandu berbantuan-GPS; meningkatkan karakteristik kinerja aerodinamik misil yang memungkinkan jangkauan lebih baik dan lebih efektif untuk menyerang target; bagian meriam/moncong didesain ulang untuk meningkatkan daya penetrasi dan letalitas; dan interfacenya lebih user-friendly untuk Man-in-the-Loop control dan perencanaan misi. SLAM-ER akan menjadi senjata pertama yang memiliki fitur Automatic Target Acquisition (ATA), sebuah terobosan teknologi revolusioner yang akan meng-otomatis-kan dan meningkatkan akuisisi target, dan mengatasi hamper semua countermeasures dan hambatan kondisi lingkungan.
No comments:
Post a Comment