Merupakan MBT buatan Prancis, dan termasuk dalam jajaran MBT tercanggih yang ada saat ini. Tank ini dibuat untuk menggantikan peran AMX-30 di AB Prancis. Selain dipakai Prancis sebanyak 406 unit, tank ini juga dipakai oleh Uni Emirat Arab sebanyak 388 unit.
Sejarah tank ini dimulai pada 1964, dimana rencana untuk mengganti AMX-30 mulai menyeruak. Pada 1971, seiring dengan makin canggihnya tank-tank Soviet yang menjadi musuh potensial NATO pada waktu itu, Direktorat Persenjataan AD (Direction des Armements Terrestres) memerintahkan pengembangan proyek tank masa depan. Awalnya, Prancis bekerjasama dengan Jerman Barat untuk membuat MBT. Namun akibat adanya permasalahan yang cukup fundamental antara 2 negara tersebut, kerjasama tersebut akhirnya berakhir pada 1982 dan Prancis memutuskan untuk mengembangkan MBT sendiri melalui proyek EPC(Engin Principal de Combat). Sejumlah terobosan yang berbeda dengan MBT Barat pada umumnya diaplikasikan pada proyek ini, antara lain penghematan bobot, penekanan pada system perlindungan aktif, dan penggunaan autoloader. Akhirnya, nama proyek tersebut berubah menjadi Leclerc pada 1986.
Produksi massal batch pertama dimulai pada 1990, kebanyakan dipakai untuk tes di luar negeri. Batch kedua dan ketiga kemudian dikirim, dengan perbaikan pada turret dan lapisan baja pada bodi tank. Sayangnya, kelemahan lain di bagian suspensi dan mesin pun ditemukan, sehingga tank pada batch ini terpaksa ‘pensiun dini’. Kelemahan ini akhirnya bisa diatasi pada batch selanjutnya. Saat ini yang menjadi standart Prancis adalah batch 9, dengan kelengkapan bidik elektronik dari SAGEM. Batch 10 sendiri sudah diperkenalkan pada 2004, dilengkapi dengan system manajemen pertempuran terbaru sehingga tiap-tiap tank mampu bertempur secara lebih terkoordinasi.
Untuk persenjataannya, Leclerc dilengkapi dengan kanon GIAT (Nexter) CN120-26 kaliber 120mm. Secara teoretis, kanon ini mampu menembakkan peluru 120mm standart NATO. Kelengkapan lain meriam ini adalah fume extractor dan autoloader yang dirancang khusus. Kecepatan menembak meriam ini cukup tinggi, sekitar 12 peluru/menit. Autoloader ini sendiri mampu menyimpan cadangan peluru sebanyak 22 peluru, dan 18 peluru lainnya tersimpan pada sasis. Dengan meriam ini, Leclerc mampu menghantam sasaran sejauh 4 km sambil ngebut sampai sekitar 50 km/jam. Sedangkan sebagai senjata pendukung, tank ini dilengkapi senapan koaksial 12,7mm dan senapan 7,62mm yang dikontrol dengan remote.
Untuk proteksi, tank ini menggunakan Galix protection system buatan GIAT. Sistem ini merupakan pelontar granat yang mampu menembakkan berbagai jenis granat asap, tabir anti IR, bahkan granat antipersonnel. Bodi dan turret terbuat dari baja yang diperkeras dan armour yang bersifat moduler. Pada pengembangan terbaru, tank ini dilengkapi dengan NERA untuk menyesuaikan dengan perkembangan lapisan pelindung tank dewasa ini. Dengan bobot hanya sekitar 56 ton (bandingkan dengan Abrams yang ±60 ton) dan dorongan dari mesin V8X-1500 1,500 hp yang dimilikinya, tank ini termasuk memiliki perbandingan power-to-weight ratio yang sangat baik. Jadi secara umum, jika dibandingkan dengan tank-tank NATO yang lain, maka Leclerc sendiri dapat dikatakan setara kualitasnya walaupun belum banyak terjun dalam kondisi peperangan yang sesungguhnya.
Spesifikasi :
Crew : 3 (commander, driver, gunner)
Dimensions:
Hull Length : 6.9m
Overall Length : 9.9m
Width : 3.7m
Height : 2.5m
Combat Weight : 56t
Performance:
Road Speed : 70km/h
Cross Country Speed : 50km/h
Reverse Speed : Over 35km/h
Unfuelled Range : Over 500km
Power-to-Weight Ratio : 27hp/t
Acceleration : 0-32km/h in under 6 seconds
Guns:
Main Gun : 120mm, 52-calibre
Rounds : APFSDS and HEAT
Engagement : 6 targets in just over 30 seconds
No comments:
Post a Comment