Pengalaman menghadapi tank-tank Uni Soviet pada masa Operation Barbarossa dijadikan pengalaman berharga bagi pasukan tank Jerman. Sejumlah pengembangan tank Jerman setelah tahun 1941 dilakukan dengan berdasarkan pengalaman di front Rusia tersebut, termasuk pembuatan tank Panther V yang sedikit banyak rancangannya banyak dipengaruhi oleh T-34 milik Uni Soviet.
Panzer V Panther diawaki lima orang dan menggunakan mesin bensin Maybach HL 230 P30 berkekuatan 700 tenaga kuda. Tank dengan bobot 44,8 ton ini memiliki kecepatan maksimum 46 km/jam dengan jarak tempuh 177 km. Persenjataan utama tank ini adalah sepucuk meriam KwK 42/L70 kaliber 75mm dengan 79 butir amunisi dan dua pucuk senapan mesin ringan MG34 kaliber 7,92mm dengan 5.100 butir amunisi. Kemampuan meriam Kwk 42/L70 sendiri bisa dikatakan sangat bagus dan terbukti handal di lapangan. Usai Perang Dunia II, Perancis mempelajari meriam tersebut dan berhasil membuat meriam high velocity CN75-50 yang kemudian dipergunakan untuk mempersenjatai tank ringan AMX-13 dan panser EBR. Meriam yang sama juga digunakan oleh Israel sebagai senjata utama tank M50 Super Sherman
Debut pertama tank Panther di medan perang bisa dikatakan kurang mengesankan. Diturunkan dalam Battle of Kursk tahun 1943, banyak tank ini yang rontok karena mengalami kerusakan mesin. Beberapa tank Panther juga sempat digunakan di Italia dalam pertempuran melawan pendaratan pasukan Sekutu.
Di front Rusia kemunculan tank ini cukup mengagetkan dan Uni Soveitnya menjawabnya dengan mengeluarkan tank T-34/85 dan heavy tank IS-2 Stalin. Namun di front Eropa Barat bisa dikatakan tank ini tidak menemui lawan. Pasukan tank Inggris bisa dikatakan lebih siap karena mereka memilki meriam 17 pounder yang selain digunakan sebagai meriam anti tank, juga merupakan senjata utama tank Sherman Firelfly. Namun pasukan tank AS bisa dikatakan tidak mengantisipasi kehadiran Panther dalam jumlah besar di Normandia. Meriam 76mm andalan AS pun kalah jauh dan tidak berdaya dalam pertempuran frontal menghadapi Panther. Lapisan baja Panther memang lebih tebal dan satu-satunya cara menghancurkan tank tersebut adalah menembak bagian samping atau bagian belakang tank. Kehadiran Panther di Normandia memang mengejutkan, namun air superioty pasukan AS seringkali membuat pasukan tank Jerman tidak berdaya.
Selain di Italia, Rusia, dan Perancis; tank Panther juga digunakan dalam Battle of the Bulge. Tank ini terus digunakan pasukan Jerman hingga Perang Dunia II usai.
Usai Perang Dunia II, puluhan tank ini berhasil dikuasai oleh Perancis yang kemudian menggunakannya sampai dengan tahun 1950.
No comments:
Post a Comment