05 Oktober 2011
indosiar.com, Jakarta Timur - Sikap itu disampaikan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono dalam keterangan pers di Markas TNI Cilangkap, Jakarta Timur. "Dengan membeli, alokasi anggaran lebih besar dibanding meretrofit pesawat hibah, jadi kita arahnya ke sana," ujar Agus kepada wartawan.
Panglima TNI menjelaskan, anggaran yang diberikan untuk pengadaan alut sista pesawat telah disetujui DPR sebesar 430 juta Dollar. Namun sejauh itu jauh dari harga 6 pesawat baru F-16 blok 52 asal Amerika yang berkisar 700 juta Dollar.
Dengan perhitungan anggaran yang diberikan DPR, menurut Panglima TNI, memungkinkan untuk meretrofit 24 pesawat F-16 blok 24 hibah dari Amerika. "Angaran yang disetujui DPR, bisa meretrofit pesawat hibah menjadi setara dengan pesawat F-16 blok 32," kata Agus.
Kepala Staff Angkatan Udara Marsekal Imam Sufaat di tempat sama membenarkan keinginan TNI untuk tetap memilih menerima hibah F-16 dari Amerika. "Jauh hasil yang akan didapat dari membeli dengan menerima hibah, meski harus meretrofit pesawat F-16 dulu, kemampuan dari hibah bisa menambah jumlah pesawat lebih besar jumlahnya,' ujar Imam.
Sebelumnya Komisi I DPR memberikan opsi kepada mabes TNI dalam menerima atau membeli pesawat F-16 dalam pengadaan alutsista TNI AU setelah adanya tawaran dari Amerika Serikat. Pertama, pemerintah diminta membeli enam pesawat tempur F-16 Block 52 yang merupakan pesawat jenis baru untuk menampilkan efek getar dan daya tangkal yang cukup. Kedua, menerima hibah dengan syarat bisa di-up grade dengan melibatkan BUMN industri pertahanan. (Her)
(Indosiar)
No comments:
Post a Comment