Thursday, January 27, 2011

Wolf Armoured Vehicle

Wolf, Serigala Besi Yang Serba Bisa

Nama lengkapnya Wolf Armoured Vehicle tapi biasa dipanggil dengan Wolf saja. Kendaraan taktis multifungsi yang berasal dari Israel ini merupakan generasi kendaraan taktis lapis baja terbaru yang di miliki oleh Angkatan Bersenjata Israel, mulai di produksi dan di perkenalkan ke publik tahun 2007 lalu. Kendaraan taktis yang di desain oleh perusahaan Hatehof ini merupakan kombinasi antara truk komersil yang mempunyai kecepatan dan kelincahan dengan kendaraan angkut personel lapis baja yang mampu di gunakan untuk medan konflik intensitas rendah, yang di sesuaikan dengan kondisi konflik di Israel. 

Pada perkembangan selanjutnya Wolf, di produksi bersama antara Hatehof dan RAFAEL keduanya merupakan produsen peralatan militer asal Israel.

Sebagai platform Wolf menggunakan chasis truk Ford F-550 yang di lengkapi dengan mesin V8 dengan kapasitas 6 liter, transimisi otomatis 5 kecepatan, serta menggunakan penggerak 4 roda. Sebagai kendaraan taktis multifungsi, Wolf yang mempunyai berat 8 ton, panjang 5.75 m, dan lebar 2.38 serta tinggi 2.35 meter ini dapat di gunakan untuk berbagai keperluan sesuai kebutuhan, mulai dari kendaraan angkut personel, kendaraan tempur ringan lengkap dengan turet dan senapan mesinnya hingga ambulan, saat ini Wolf telah di produksi hingga 150 unit.

North American F-82 Twin Mustang

North American F-82 Twin Mustang

North American F-82 Twin Mustang adalah fighter dengan mesin piston terakhir yang dikembangkan oleh Angkatan Udara AS. Walaupun tampaknya pesawat ini hanya merupakan dua pesawat P-51 Mustang yang digabungkan menjadi satu pesawat, namun sebetulnya pesawat ini adalah hasil rancangan yang benar-benar baru. Hanya saja pihak pabrikan Norh American memang mengembangkan pesawat ini dengan berdasarkan P-51H Mustang.

F-82 Twin Mustang menjadi tulang punggung Air Defense Command AS pada masa-masa awal perang dingin. Pesawat ini banyak ditempatkan di Alaska untuk mengantisipasi serangan pembom Tupolev Tu-4 Bull milik Uni Soviet. Pada saat pecah Perang Korea, F-82 adalah pesawat tempur AS pertama yang dikirim ke Korea dan sekaligus menjadi pesawat AS pertama yang berhasil menembak jatuh pesawat milik pasukan Komunis.
Pada masa-masa awal Perang Korea, F-82 banyak digunakan untuk misi-misi pengintaian dan pertempuran udara. Namun fungsinya dalam pertempuran udara kemudian digantikan oleh pesawat-pesawat jet seperti F-80 Shooting Star sehingga F-82 kemudian banyak digunakan untuk misi-misi serangan darat bersama F-51 Mustang dan B-26 Invader. F-82 digunakan dalam Perang Korea sampai dengan tahun 1952 dan kemudian digantikan oleh F-94 Starfire.
F-82 Twin Mustang dibuat sebanyak 270 unit dan digunakan oleh Angkatan Udara AS dari tahun 1946 sampai dengan tahun 1953.

Specifications (F-82G)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 1,600 hp Allison V-1710-143/145 V-12 piston engines
Length : 12.93m
Wingspan : 15.62m
Height : 4.22m
Weight empty : 7,256 kg
Maximum take-off weight : 11,608 kg
Maximum speed : 742 km/h
Range : 3,605 km
Service ceiling : 11,855m
Armament : 6 x 12.7mm machine guns and up to 1,800 kg of bombs or rockets

AK-101

AK-101

Tipe Senapan serbu
Negara asal Rusia
Digunakan oleh Indonesia
Perancang Mikhail Kalashnikov Tahun 1994
Varian AK-103, AK-104, AK-105, AK-106, AK-107, AK-108
Berat 3,4 kg
Panjang 943 mm
Panjang Laras 415 mm
Magazen NATO kal. 5.56 x 45 mm
Mekanisme Penggerak gas, grendel putar Rata² tembakan 600 butir/menit
Kecepatan peluru 910 m/detik
Jarak efektif 450 m
Amunisi Magazen 30 butir
Alat bidik Pembidik yg bisa disetel, dilengkapi dengan plat optik guna penempatan teropong

AK-101 adalah senapan serbu jenis terbaru dari seri Kalashnikov. Jenis paling terkenal dari seri ini adalah AK-47, yang dipopulerkan industri perfilman Hollywood lewat film-film action-nya. AK-101 dibuat untuk pasar ekspor, dan menggunakan peluru berkaliber, kal. 5.56 x 45 mm NATO, yang merupakan kaliber peluru standar NATO. AK-101 diharapkan bisa menggabungkan kehandalan senapan Kalashnikov dengan kelaziman peluru kal. 5.56, dan calon pembelinya mungkin adalah negara-negara yang mencari kombinasi tersebut. Senapan ini dibuat menggunakan bahan komposit modern, antara lain polimer yang menjadikannya jauh lebih ringan dari versi terdahulunya. Pembaruan yang terdapat pada AK-101 juga di terapkan pada seri AK-103 dan seri AK-10X lainnya. Salah satu negara pemakainya adalah Uni Emiret Arab dengn tambahan peralatan peluncur granat jenis GP-36 pada senapan serbu tersebut.

AGM-88 Harm

AGM-88 Harm

AGM-88 Harm (bahasa Inggris: High-speed Anti Radiation Missile) (HARM) adalah sebuah peluru kendali udara ke darat taktis yang dirancang untuk menuju ke trasmisi elektronik yang datang dari sistem radar permukaan ke udara. Asalnya, AGM-88 dikembangkan oleh Texas Instruments (TI) untuk menggantikan rudal AGM-45 Shrike dan AGM-78 Standard ARM. Produksinya kemudian telah diambil alih Raytheon Corporation (RAYCO)
Versi terakhir AGM-88 adalah AGM-88E Advanced Anti Radiation Guided Missile (AARGM), yang mana merupakan usaha patungan antara Kementerian Pertahanan Italia dengan Departemen Pertahanan Amerika Serikat.

Versi AARGM akan memiliki fitur berikut; kemampuan dipertingkatan yang bertujuan untuk melawan penutupan radar, radar pasif dan pencari gelombang milimeter aktif.
Rudal HARM disetujui untuk produksi penuh pada Maret 1983 dan ditempatkan di akhir 1985 dengan VA-72 dan VA-46 kapal kapal induk USS Amerika. Itu segera digunakan dalam pertempuran; Maret 1986 terhadap situs SA-5 Libya di Teluk Sidra, dan kemudian Operasi Eldorado Canyon pada bulan April. Rudal HARM digunakan secara luas oleh Angkatan Laut Amerika Serikat dan Angkatan Udara Amerika Serikat untuk Operasi Badai Gurun selama Perang Teluk 1991.

Type : Air-to-surface anti-radiation missile
In service : 1985 – present
Used by USA and others
Wars Gulf War, Kosovo War, Iraq War
Designer : Texas Instruments
Designed : 1983
Manufacturer : Texas Instruments, then Raytheon Corporation
Unit cost US$284,000 Produced 1985–present
Weight : 355 kilograms (780 lb)
Length : 4.1 metres (13 ft)
Diameter : 254 millimetres (10.0 in)
Warhead : WDU-21/B blast-fragmentation in a WAU-7/B warhead section, and later WDU-37/B blast-framentation warhead.
Warhead weight 66 kilograms (150 lb)
Detonation : mechanism FMU-111/B laser proximity fuze
Engine : Thiokol SR113-TC-1 dual-thrust rocket engine 64,000 pounds-force (280 kN)
Wingspan : 1.1 metres (3.6 ft)
Propellant Solid Fuel
Operational range 57 nautical miles (66 mi; 106 km)

Speed 2,280 kilometres per hour (1,420 mph)
Guidance system : Passive radar homing with home-on-jam, EHF active radar homing in E variant. 500-20,000 MHz for AGM-88C
Launch platform F/A-18, F-4G, F-16, Tornado IDS, F-35 and others

KRI Jalanidhi (933)

KRI Jalanidhi (933)

KRI Jalanidhi (933) merupakan kapal perang Indonesia jenis kapal pemetaan yang bertugas untuk pemetaan wilayah-wilayah di Indonesia.

Kapal KRI Jalanidhi milik Indonesia merupakan kapal pemetaan. KRI Jalanidhi memenuhi kebutuhan pemetaan Indonesia untuk tujuan militer dan pengawasan wilayah-wilayah Indonesia. KRI Jalanidhi dibangun oleh Sasebo Heavy Industries, Jepang.

KRI Jalanidhi memiliki 87 orang anak kapal tambahan 26 staf pemetaan. KRI Jalanidhi dilengkapi untuk misi pengawasan, pemetaan dan penelitian.

Kapal KRI Jalanidhi sepanjang 53.9 m; 9.5 meter * 4.3 meter (176.8 kaki panjang * 31.2 kaki * 14.1 kaki) memiliki kecepatan pada 12.7 mil nautikal. KRI Jalanidhi memiliki seseran 985 ton penuh.
Fasilitas

KRI Jalanidhi memiliki fasilitas balon cuaca dan pukat tunda.
Dorongan

Kapal KRI Jalanidhi memiliki satu mesin disel yang dihubungkan ke satu gandar yang menghasilkan 1,000 bhp secara berkelanjutan dan mampu bergerak pada kecepatan 12.7 mil nautikal.

Friday, January 21, 2011

VA-111 SHKVAL

VA-111 SHKVAL TERPEDO SI PENJAGGAL KAPAL INDUK

Pada pertengahan dasawarsa 1990-an, Rusia melansir torpedo anyar. Namun yang di tebalkan cukup mengetarkan nyali, VA-111 Shkval alias “Hujan Badai”. Shkval adalah karya institut Riset NII-24 pimpinan Mikhail Murkulov yang di tugasi merancang rudal bawah air berkecepatan tinggi, ia sanggup melibas armada kapal selam nuklir AS yang stealth. Shkval di perkenalkan pada 1977 lewat tangan Y.Rakov dan G.Logvinovich.

Wujud Shkval mengejutkan kebanyakan orang, wujud fisiknya kerucut panjang. pada buritan terdapat dua pasang sirip penstabil arah lintasan dan beberapa corong knalpot. Bisa di katakan Shakval lebih mirip rudal ketimbang torpedo konvensional.

Kesaktian Shkval yang bikin gentar NATO adalah kecepatan jelajah yang mencapai 230 knot empat kali kecepatan torpedo Mk 48 (AS). Dengan kecepatan jelajah sedemikian besar, energi kinetik yang dihasilkan pasti juga besar. Itu sebab, Shkval sanggup menjebol lambung semua kapal perang biarpun tanpa bermodal hulu ledak nuklir atau hulu ledak biasa bobotnya 210 kg. Hingga kini AS belum punya pamungkas apapun guna menangkal monster ini.

Gelembung Pamungkas
Apa rahasia kesaktian shkval ..? tak lain adalah aplikasi cabang ilmu fisika soal gerakan benda padat yang “terbungkus” rongga hampa udarra dalam sejumlah besar massa air (body motion under cavitation). Shakval dirancang bisa melejit dari tabung peluncur berdiameter 21 inci (533 mm) pada kedalaman 100 m. Saat ia melesat keluar dari tabung peluncur dengan kecepatan sekitar 50 knot, motor roket pendorong mulai di hidupkan. Meski ia belum sepenuhnya telah mencuat dari dalam badannya. Pada tiap sisi sirip yang yang tekanan udaranya rendah terjadi penyedotan udara sehingga timbul gelembung udara bertekanan tinggi. Sekujur tubuh terpedo terbungkus wadah berongga yang cukup gede.

Bahannya ialah lapisan udara tipis yang tak lain aliran gelembung udara dalam jumlah besar (supercavitating bubles). Alhasil, kulit Sykval tidak tersentuh air lau dan segala bentuk gesekan maupun hisapan (drag) dapat di minimalkan.

Berkat motor roket pendorong berkecepatan tinggi, proyektil yang terbungkus total (full cavitating) dan sedang bergerak mengalami rotasi hingga ekor proyektil berbenturan dengan pembungkus. Akibatnya arah lintasan dan kesetabilan gerak proyektil acap kali “terganggu”.

Shkval dipandu dengan sistem auto pilot dan buka dengan hulu pencari (homing head) seperti umumnya terpedo. Awalnya, shkval tidak punya sistem pemandu apapun. Namun, belakangan Rusia melansir varian yang punya hulu pencari dan hulu ledak nuklir taktis yang sanggup melejit sejauh 16 kilometer ini.

Pengembangan
Varian shkval berikut punya sistem penentu sasaran terpandu (guided targeting system) dan berhulu ledak konvensional (1997) dan diuji coba pada musim semi tahun 1998. Rusia juga melangsir Shkval-E untuk ekspor yang kemampuannya sedikit lebih rendah (1999) dan telah di miliki oleh RRC, Iran dan Prancis. RRC juga membeli enam unit KS kelas Victor III untuk wahana peluncuran Shkval-E. Generasi kedua shkval muncul tahun 1998 dengan kecepatan jelajah 391 knot hingga sejauh 96 kilometer.

Kapal Selam RESOLUTION

Kapal Selam RESOLUTION

Urusan kapal selam pelontar rudal nuklir, inggris punya jenis yang senada dengan Francis. Terbukti kerajaan ini lantas ikutan mengadopsi kapal selam AS kelas lafayette sebagai basis untuk membangun kapal selam Resolution. Keputusan tadi dibuat lantaran Paman Sam melimpahkan sejumlah rudal balistik Polaris pada era 60-an sebanyak setengah lusin kelas Resolution rencananya akan di bangun. Sayang, angan-angan itu tak mulus terwujud. Tahun 1964 terjadi perubahan politik di dalam negeri inggris. Kapal keenam batal untuk dibuat. Sementara sisa nyta yang telah terlanjur jadi, diubah tugasnya menjadi kapal selam serang.

Spesifikasi
Kru : 143 orang.
Bobot Selam : 8.400 ton
Bobot Permukaan : 7.500 ton
Panjang (P) : 129,5 Meter
Beam (b) 10,1 Meter
Drought : 9,1 Meter
Mesin : Sebuah Reaktor PWR 1 Baling-baling tunggal
Kecepatan Mks : 24 Knots
Persenjataan : 16 rudal vertikal balistik polaris A-3TK; Enam, Tabung Terpedo

Kapal Selam Walrus

Kapal Selam Walrus

Walrus bisa di golongkan sebagai wakil kapal selam konvensional modern. Tak perulah membedah soal jeroan kapal Belanda ini untuk membuktikannya. Dilihat dari tahun peluncuran pertamanya saja sudah bisa. Walrus diluncurkan pertama kali pada di galangan kapal pada bulan Oktober 1985. Ia merupakan jawaban atas kebutuhan armada kapal selam AL Belanda. Basis yang dipakai pengembangan adalah kelas Zvaardvis. Tentu saja setelah mendapat pembenahan disana-sini

Spesifikasi
Kru : 50 orang.
Bobot Selam : 2.800 ton
Bobot Permukaan : 2.450 ton
Panjang (P) : 67,7 Meter
Beam (b) : 8,4 Meter
Drought : 7 Meter
Mesin : Tiga Motor Disel, motor elektrik dan dua baling-baling tunggal
Kecepatan selam Mks : 21 Knots
Kecepatan permukaan Mks : 12Knots
Persenjataan : Empat Tabung Torpedo Multi Fungsi ke arah depan

KRI Pulau Rupat (712)

KRI Pulau Rupat (712)

Kapal KRI Pulau Rupat milik Indonesia merupakan kapal kelas penyapu ranjau. KRI Pulau Rupat memenuhi kebutuhan Indonesia dan berperan mempertahankan Indonesia dari kapal-kapal musuh. KRI Pulau Rupat dibangun oleh van der Giessen-de Noord, Alblasserdam pada tahun 1988.

KRI Pulau Rupat dilengkapi untuk misi membersihkan area perairan dari ranjau yang mungkin di tanam oleh pihak musuh. Antara kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Pulau Rengat 711 dan KRI Pulau Rupat 712.

Kapal KRI Pulau Rupat dilengkapi dengan sistem pendeteksi dan penlupus ranjau seperti berikut: -

* Rantai Sapu Ranjau Mekanikal OD3 Oropesa
* Sapu Ranjau Magnetik Fiskars F-82
* Sapu Ranjau Akuatika SA Marine AS 203
* Sistem Pemburu Ranjau Ibis V

MERIAM
KRI Pulau Rupat dilengkapi dengan 2 pucuk meriam anti-pesawat (PSU) Rheinmetall 20 mm yang memiliki kecepatan menembak 1000 tembakan menit dengan jarak efektif 2 km dengan kepala peledak 0.24 kg,
Detektor

KRI Pulau Rupat juga memiliki sonar pendeteksi pada badan kapal (kemungkinannya jenis PHS-32 ('ML')).

RI Ratulangi

RI Ratulangi

RI Ratulangi adalah kapal kawal, perawatan, tender, kapal selam ex don class uni soviet tiba di indonesia tahun 1962 dan termasuk dalam kapal perang Uni Soviet jenis Atrek class submarine tender.
KRI RATULANGI berfungsi sebagai logistik dan dia juga merupakan perawatan bagi torpedo SEAT 50 yg pada waktu itu menjadi senjata utama whiskey class

General caharateristic

dispplacement, tons : 4,750 standart; 6,000 full
dimnesion, feet : 450x 49 x 17
guns : 4-3.9 in ; 12-37 mm AA
main engine : 4 diesel engines, 8000hp
speed : 21 knot approx
complement : 300

SS 1-V5 Automatic Carbine TNI

SS 1-V5 Automatic Carbine TNI

Gara-gara USA kurang menunjukkan respon yang baik maka Indonesia tak jadi mengambil lisensi pembuatan senapan serbu M-16. Namun, ini ada hikmahnya. Ini terbukti ketika FN Belgia buru-buru menyambut keinginan RI dengan tangan terbuka. Hasilnya FNC (Fabrique Nationale Carbine) diproduksi Pindad dengan label SS 1. Secara historis FNC merupakan pengembangan lanjut dari senapan FN CAL yang gagal merebut sukses di pangsa pasar senapan serbu dunia. Bila dibedah, sistem aliran gas (gas drive) dan rotasi kokang (rotating bolt) FNC punya kesamaan cara kerja dengan senapan legendaris asal Rusia AK-47. 

Nah, oleh pihak FN sistem tadi lantas diproduksi ulang denagn sentuhan teknologi tinggi plus sejumlah modifikasi. Divisi persenjataan PT. Pindad sebenarnya melansir tak kurang dari setengah lusin tipe SS 1. Mulai dari keperluan paramiliter hingga penegak hukum, sementara bagi kepeluan Raider tipe yang dicomot adalah SS1-V5. Ini merupakan varian berdimensi paling kompak. Dengan demikian senapan ini cocok bagi keperluan operasi intelijen militer

SPESIFIKASI
Kaliber: 5,56 x 45 mm NATO
Panjang Total: 0,77 m
Berat: 3,37 kg
Jarak TEmbak Efektif: 100-200 m
Daya Tembak: 600-700 peluru permenit..

Kashtan-M

KASHTAN-M, Jika Meriam Dan Rudal Bersatu

Kashtan-M merupakan senjata pertahanan udara yang bisa di masukkan ke dalam keluarga Close-in weapon system (CIWS) yang menggabungkan antara meriam dan peluru kendali kedalam satu sistem persenjataan. Umumnya Kashtan-M ditempatkan di kapal perang, seperti yang ada di kapal induk Admiral Kuznetsov atau kapal fregat dari kelas Neustrashimy. Kashtan-M yang di produksi oleh pabrik KBP Instrument Design Bureau ditujukkan sebagai senjata untuk menangkis rudal anti kapal, rudal anti-radar dan juga tidak ketinggalan tentunya pesawat terbang atau helikopter bahkan bisa juga digunakan untuk menghancurkan sasaran berupa kapal permukaan ukuran kecil seperti kapal cepat serta juga mampu di gunakan untuk menghancurkan target yang ada di pantai.

Kashtan-M dilengkapi dengan meriam dari jenis GSh-30k (AO-18K) 6 tabung dengan kaliber 30 mm yang mempunyai jarak tembak 500 hingga 4.000 meter dengan ketinggian 3.000 meter, dalam setiap sistem Kashtan-M biasanya terpasang 2 atau lebih meriam yang mempunyai rate of fire 10.000 hingga 12.000 putaran per menit ini. Sedangkan untuk peluru kendali Kashtan-M menggunakan 2 buah peluncur peluru kendali jenis SA-N-11 dengan masing-masing peluncur mempunyai 4 buah tabung siap luncur dengan jarak tembak 1.500 - 10.000 meter dengan ketinggian 6.000 meter, serta untuk cadangan ada 24 peluru kendali dalam kontainer siap pasang yang membutuhkan waktu 90 detik untuk setiap pemasangan dalam 4 buah tabung peluncur secara bersamaan. Untuk mengendus sasaran Kashtan-M menggunakan sistem radar atau optronic control, yang mampu mendeteksi lebih dari 6 target secara simultan dengan ketinggian 5 meter hingga 4.000 meter.

Thursday, January 20, 2011

J-20 China

J-20 China

Jet tempur siluman pertama China melakukan uji coba di landasan pacu, dan mungkin melakukan penerbangan pertama Kamis ini, demikian laporan media China. Edisi bahasa Inggris dan China dari Global Times memuat artikel di halaman muka tentang foto-foto yang bocor dari sebuah jet tempur J-20, serta laporan panjang tentang kehebohan di luar negeri terkait dengan kemunculan foto-foto itu. Foto-foto pesawat itu muncul pada situs-situs berita tidak resmi militer dan blog-blog hobi pekan lalu dan masih dapat dilihat hari Rabu.

Global Times tidak mengomentari keaslian foto-foto tersebut. Namun, mengingat pemerintah China menerapkan kendali ketat atas media pemerintah, kemunculan laporan itu dan fakta bahwa foto-foto itu tidak dihapus dari situs-situs tersebut, menguatkan dugaan bahwa foto-foto itu memang sengaja dibocorkan ke ruang publik.

Hal itu, pada gilirannya, mencerminkan adanya kepercayaan diri yang tumbuh dari Tentara Pembebasan Rakyat China yang selama ini dikenal tradisional. Tentara Pembebasan Rakyat China sedang berupaya menguatkan pengaruh serta menambahkan anggarannya.

Situs-situs web penerbangan mengatakan, foto-foto itu diambil dari luar pagar bandara Institut Desain Pesawat Chengdu di China barat daya. Pesawat itu tampaknya sedang menjalani uji coba di landasan (taxiing test) yang mendahului tes terbang sesungguhnya.

Pesawat tempur siluman masa depan bagi China telah lama dianggap sebagai suatu keniscayaan. Wakil kepala angkatan udara, He Weirong, mengatakan kepada CCTV pada November 2009 bahwa generasi keempat pesawat tempur China, suatu referensi ke teknologi siluman, akan memulai uji terbang segera dan sudah bisa dipakai dalam waktu delapan sampai 10 tahun.

Industri penerbangan China, baik militer maupun sipil, telah membuat kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi masih sangat bergantung pada teknologi impor. Teknologipropulsion (tenaga penggerak) menjadi sebuah masalah khusus: mesin-mesin buatan Rusia masih digunakan dalam jet-jet tempur J-10 dan J-11 buatan China, yang merupakan kopian dari jet tempur Su-27 Rusia.

Teknologi pesawat siluman lebih sulit untuk dikuasai karena teknologi itu mengandalkan sistem yang dapat menyembunyikan kehadiran pesawat. Sementara itu, pesawat memperlengkapi pilot dengan informasi yang cukup untuk menyerang musuh. Emisi juga harus disembunyikan dan badan pesawat harus mampu menghindari deteksi radar dan inframerah.

Analisis terhadap foto-foto jet tempur J-20 itu menunjukkan bahwa pesawat itu lebih besar daripada pesawat Sukhoi T-50 Rusia atau F22 Raptor milik AS. Hal itu akan memungkinkan pesawat tersebut untuk terbang lebih jauh dan membawa senjata berat.

LVTP-7 Korps Marinir TNI-AL

LVTP-7 : Pendarat Amfibi Korps Marinir TNI-AL

“Mendarat dan menang..,” itulah misi utama Marinir di seluruh dunia dalam menjalankan tugas sebagai pasukan pendarat, pembuka gerbang untuk operasi militer lanjutan. Bagi Korps Marinir TNI AL adalah hal lumrah untuk berjibaku dan mempertaruhkan nyawa dalam tiap operasi pendaratan militer di seluruh wilayan Nusantara.

Tapi “beban berat” Korps Marinir yang malang melintang dalam berbagai konflik, mulai dari Dwikora, Timor Timur sampai Aceh kebanyakan masih mengandalkan kendaraan tempur (ranpur) amfibi berusia paruh baya. Ambil contoh ranpur BTR-50 dan PT-76 yang sudah eksis menjadi alutsista Korps Marinir sejak awal tahun 60-an. Salah satu sukses misi tempur pendaratan adalah ketersediaan ranpur pengangkut personel (armoured personel carrier/APC) yang handal.

Untuk urusan ranpur pendarat amfibi, sudah empat dekade Marinir TNI AL selalu mengandalkan BTR-50. Walau sudah diretrofit, tetap pada hekekatnya BTR-50 adalah ranpur tua. Penggunaan ranpur tua pun membawa risiko yang tak kecil, sudah beberapa kali terjadi insiden yang menewaskan prajurit Korps Marinir. Memang ada ranpur pendarat lain yang bisa jadi alternatif, sebut saja AMX-10 dan BVP-2, keduanya memang lebih modern tapi sayang tak bisa membawa personel lebih banyak dari BTR-50, dimana BTR-50 bisa membawa 20 personel bersenjata lengkap.

Barulah pada tahun 2010, muncul “solusi” mujarab untuk Korps Marinir dengan hadirnya ranpur LVTP (Landing Vehicle Tracked)-7. LVTP-7 dirancang dengan desain roda rantai, bisa dibilang masuk kelas tank amfibi. Ranpur ini tergolong unik, sebab LVTP-7 terlihat bongsor dengan bobot mencapai 30 ton. Jadilah LVTP-7 sebagai ranpur amfibi dengan bobot terberat yang dimiliki Korps Marinir. Bobot ranpur ini tentu bukan tanpa alasan, LVTP-7 sanggup membawa 25 personel bersenjata lengkap plus 3 awak.

Selayaknya ranpur pembawa personel, asupan persenjataan pada LVTP-7 tergolong terbatas, pastinta tak dirancang untuk menghancurkan MBT (main battle tank). Tapi tetap ada sisi unik yang melengkapi persenjataan pada ranpur ini, maklum Amerika Serikat selalu mengandalkan varian LVTP-7 dalm tiap gelar operasi amfibi, bahkan tak cuma operasi amfibi, ranpur yang juga dijuluki AAV (Assault Amphibian Vehicle)-7 ini juga hadir di medan konflik berpasir, seperti di Somalia dan wilayah Irak.

Sebagai senjata andalan, LVTP-7 mempercayakan kehandalan SMB (senapan mesin berat) browning M2HB kaliber 12,7 mm. Secara teori ranpur ini biasa memuat hingga 1200 peluru kaliber 12,7 mm. Tapi bisa juga SMB ditukar dengan pelontar granat kaliber 40 mm dengan tipe peluru M430 berkategori HEDP (high explosive dual purpose). Sedangkan untuk perlindungan, ranpur ini dilengkapi smoke discharger kalibr 40 mm. LVTP-7 memilikki lapian baja standar 5 cm.

Sebagai penggerak, LVTP-7 menggunakan mesin General Motors 8V53T yang ditempatkan pada kompartemen depan, serupa dengan ranpur AMX-10 dan BVP-2. Dengan daya maksmal yang disemburkan sebesar 400 hp dan dukungan sistem transmisi FMC-400-3 dengan empat percepatan, ranpur ini dapat dipacu hingga kecepatan 64 Km per jam di darat dengan jarak tempuh 480 Km. Sementara saat berenang, berkat sepasang waterjet di kiri dan kanan mampu menghasilkn daya dorong hingga kecepatan 14 Km per jam.

LVTP-7 milik Korps Marinir TNI-AL berasal dari Korea Selatan, pabrik pembuatnya pun bukan FMS, melainkan dibuat berdasarkan lisensi oleh Samsung Techwin. Indonesia memperoleh ranpur ini lewat program hibah, dari yang awalnya direncanakan bakal 35 unit, hingga saat ini baru hadir 10 unit LVTP-7 di Jakarta.

Walau dari segi jumlah sangat minim, LVTP-7 buatan Korea Selatan ini semuanya sudah di upgrade ke versi AAV-7A1. LVTP-7 sangat pas dioperasikan dari kapal jenis LPD (Landing Platform Dock), seperi KRI Surabaya dan KRI Makassar. Presiden SBY pun sempat menjajal melakukan pendaratan amfibi di pantai lampung menggunakan ranpur amfibi ini. Beberapa operasi tempur yang sudah dilewati LVTP-7 yakni pada perang Malvinas (digunakan Marinir Argentina), perang Teluk dan perang Irak.

Spesifikasi LVTP-7
Pabrik : FMC Corporation
Produksi Perdana : 1972
Berat : 30 ton
Panjang : 7,94 meter
Lebar : 3,27 meter
Tinggi : 3,26 meter

Lockheed F-80 Shooting Star

Lockheed F-80 Shooting Star

Lockheed F-80 Shooting Star adalah pesawat jet tempur pertama yang digunakan oleh Angkatan Udara AS. Terbang pertama kali pada tanggal 8 Januari 1944, pengembangan pesawat ini menghadapi banyak kendala sehingga terlambat untuk digunakan dalam Perang Dunia II. Selain menghadapi banyak kendala, pengembangan jet ini juga berbahaya sehingga sempat mengakibatkan beberapa orang tewas. Salah satu yang tewas dalam upaya pengembangan pesawat ini adalah Mayor Richard Bong, top ace Angkatan Udara AS dalam Perang Dunia II.

F-80 menjadi andalan AS pada masa-masa awal perang dingin. Pada tahun 1948 pesawat ini diterjunkan dalam Berlin Airlift untuk melindungi pesawat-pesawat angkut AS dan Inggris dan ancaman pesawat-pesawat Uni Soviet. F-80 juga banyak digunakan oleh Angkatan Udara AS dalam Perang Korea dan pada tanggal 8 November 1950 Letnan Russel J. Brown yang menerbangkan F-80 berhasil menembak jatuh sebuah MiG-15 dalam sebuah dog fight yang merupakan pertempuran pertama antara pesawat jet dalam sejarah.

Walaupun cukup sukses dalam masa-masa awal Perang Korea, namun kehadiran MiG-15 akhirnya menggusur F-80 dari tugas-tugas pertempuran udara dan digantikan oleh F-86 Sabre. F-80 tetap digunakan untuk tugas-tugas serang darat dan pengintaian sampai Perang Korea berakhir.

Selain Angkatan Udara AS, F-80 Shooting Star juga digunakan oleh Brazil, Chili, Kolumbia, Ekudor, dan Peru. F-80 juga dikembangkan menjadi pesawat jet latih T-33. Varian T-33 ini terbukti lebih sukses secara komersial dan digunakan oleh lebih dari tiga puluh negara, termasuk Indonesia.

Specifications (F-80C)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 2,449 kg / 5,400 lb-thrust Allison J33-A-35 turbojet engine
Length : 10.49m
Wingspan : 11.81m
Height : 3.43m
Weight empty : 3,819 kg
Maximum take-off weight : 7,646 kg
Maximum speed : 956 km/h
Range : 1,328 km
Service ceiling : 14,265m
Armament : 6 x 12.7mm machine guns and up to 908 kg of bombs or rockets

KRI Waigeo 861

KRI Waigeo

Kapal KRI Waigeo milik Indonesia merupakan kapal kelas bot patroli. KRI Waigeo memenuhi kebutuhan Indonesia dan berperan mempertahankan Indonesia dari kapal-kapal musuh. KRI Waigeo merupakan variasi yang dibangun dengan menggunakan teknologi Indonesia oleh PT PAL SY, Surabaya.

KRI Waigeo memiliki 22 orang anak kapal termasuk pejabat. KRI Waigeo dilengkapi untuk misi patroli.

Kapal KRI Waigeo sepanjang 32 m memiliki kecepatan bertempur di 20 mil nautikal. KRI Waigeo memiliki bobot 150 ton.
MERIAM

Meriam utama KRI Waigeo yang dipasang pada dek depan, adalah meriam 140 mm dengan dua senapan mesin 7.62mm.
Dorongan

Kapal KRI Waigeo memiliki dua mesin disel yang dihubungkan ke dua gandar yang menghasilkan kecepatan tempur 20 knot.

General Purpose Bombs

General Purpose Bombs

General-purpose bomb (GP Bomb=bom serba guna) adalah bom yang dijatuhkan dari udara yang dimaksudkan sebagai gabungan antara perusakan dari ledakan, penetrasi dan fragmentasi akibat ledakan.

KARAKTERISTIK
Bom serba guna (GP Bomb) menggunakan menggunakan sebuah selongsong logam tebal dengan isi (biasanya TNT, Compotition B, atau Tritonal) sekitar 50% dari total berat bom (Inggris menggunakan istilah “medium case” atau “medium capacity” (MC) untuk bomb semacam ini). GP Bomb adalah senjata yang biasa digunakan untuk pesawat fighter-bomber dan pesawat tempur karena bom ini berguna untuk berbagai jenis taktis dan relatif murah.

GP Bomb biasanya diidentifikasi dari beratnya (misalkan 500 lb, 250 kg). Dalam berbagai kasus ini hanya nominal atau kaliber saja, berat sebenarnya tiap senjata dapat bervariasi tergantung pada “retardation” (penghambatan (ledakan)), penggabungan, bawaan dan sistem kendalinya. Sebagai contoh, berat aktual bom M117 AS secara nominal 750 lb (340 kg), tetapi berat tipikalnya 820 lb (374kg).

Sebagian besar moderin GP Bomb didesain untuk untuk mengurangi daya hambat aerodinamis untuk pesawat pembawanya.

Untuk serangan altitude rendah, ada bahaya bagi pesawat yang dapat terkena efek ledakan bomnya sendiri. Untuk mengatasi masalah ini, GP bomb kadang dilengkapi dengan parasut penghalang ledakan atau sirip khusus yang dapat mengurangi kecepatan turunnya bom agar pesawat mempunyai waktu lebih untuk menghindari efek ledakan.

GP bomb dapat dilengkapi dengan berbagai macam jenis sumbu (hulu ledak?) dan sirip untuk berbagai kegunaan. Sebagai contoh adalah sumbu “daisy cutter” yang digunakan di pesenjataan AS era Perang Vietnam, sebuah desain probe yang diperluas untuk memastikan bom akan terdetonasi ketika terjadi kontak (walaupun dengan daun-daunan), sehingga bom tidak tertimbun di bumi atau lumpur yang mengakibatkan berkurangnya efektivitas bom.

GP Bomb kadang digunakan sebagai hulu ledak untuk amunisi berpengendali yang lebih canggih. Pemakaian berbagai tipe pencari dan sirip yang dikontrol secara elektik hingga pemakaian pengendali laser (laser guided bomb) seperti seri bom Paveway milik AS, bom berkendali elektro-optik dan yang terbaru adalah bom berpengendali GPS (seperti JDAM milik AS).

KRI Pandrong (801)

KRI Pandrong (801)

KRI Pandrong (801) adalah kapal patroli milik TNI AL. KRI Pandrong adalah kapal FPB-57 generasi pertama bikinan PT.PAL yang disebut FPB57 Nav I, generasi terbaru dinamakan FPB57 Nav V yang diperkenalkan pada tahun 2000 (KRI Todak). KRI Pandrong sendiri diresmikan pada tahun 1992 bersama saudaranya KRI Sura (802) setahun kemudian.
Kapal yang mempunyai 49 awak kapal ini mempunyai ukuran 58.1 m x 7.62 m x 2.73 m ( 190.6 kaki x 25 kaki x 9 kaki).Kecepatan maksimum 28.1 knot dan berbobot penuh 425 ton.

Senjata
Meriam utama kapal perang KRI Pandrong ini adalah meriam Bofors SAK 57 mm/70 berpemandu tembakan Signaal LIROD Mk.2, Meriam SAK 40mm/70 serta dua Kanon Penangkis Serangan Udara (PSU) Rheinmetall 20 mm.

Tenaga Penggerak
Kapal KRI Pandrong mempunyai dua mesin disel yang menghasilkan 8,260 bhp secara bersamaan dan dengan dibantu dua buah "shaft", kapal ini mampu melaju sampai kecepatan 28.1 mil nautikal.

Rencana pengembangan
Beberapa rencana pengembangan atas kelas Pandrong dan kelas Todak adalah akan dilengkapinya dengan rudal anti kapal C 802 buatan Tiongkok yang berjangkauan maksimal 130 km. Ada pula rencana untuk tahun 2008 dimana akan dilakukan penggantian mesin dengan menggunakan mesin pendorong bertenaga lebih tinggi dan pemakaian bahan bakar lebih irit.

Tank FT-17

Tank FT-17

FT-17 adalah tank ringan buatan pabrik Renault, Perancis. Mulai diproduksi pada tahun 1916 dan digunakan dalam dinas militer aktif tahun 1917. Tank ini adalah tank pertama dengan persenjataan yang ditempatkan dalam turret yang dapat berputar secara penuh 360 derajat dan merupakan tank modern pertama di dunia.

Renault FT-17 diawaki dua orang : driver dan commander (yang juga merangkap sebagai gunner dan loader). Pada dasarnya tank ini terdiri dari dua varian dasar, yaitu machine gun tank (dipersenjatai sepucuk senapan mesin Hotchkiss M1914 kaliber 8mm dengan 4.800 butir peluru) dan gun tank (dipersenjatai sepucuk meriam Puteaux SA18 kaliber 37mm dengan 237 butir peluru). Tank ringan seberat 7 ton ini menggunakan mesin Renault 4 silinder berkekuatan 39 tenaga kuda. Dengan mesin tersebut, tank ini mempunyai kecepatan maksimum 7km/jam dan dengan jarak tempuh 65km.

Pertama kali digunakan oleh Perancis dalam Perang Dunia I, tank ini juga banyak digunakan oleh negara-negara lainnya. Secara total sekitar 3.500 unit FT-17 berhasil dibuat dan selain digunakan oleh Perancis juga digunakan oleh Amerika Serikat, Afghanistan, Brazil, Cina, Cekoslovakia, Estonia, Finlandia, Jerman (dalam Perang Dunia I, beberapa unit FT-17 berhasil direbut Jerman dari tentara Perancis), Iran, Jepang, Lithuania, Rusia, Belanda, Polandia, Romania, Spanyol,, Swedia, Swiss, Turki, Norwegia, dan Yugoslavia.

Kamov Ka-27 Helix

Kamov Ka-27 Helix

Heli Kamov Ka-27 yang merupakan pengembangan dari Ka-25 memiliki sejumlah kelebihan seperti fulsage lebih besar, mesin berdaya lebih besar, dan mampu diopersaikan sebagai heli SAR serta patrol antikapal selam. Sebagai heli antikapal selam perangkat elektronik yang dimiliki Ka-27 antara lain radar pencari sasaran, Osminog yang dioperasikan secara computerized, radar pelacak sasaran kedalaman laut VGS-3 Ros-V dan radar pelacak sasaran pengganti peran sonar Izumrud serta radio Sonobuay serta APM- 73V Bor MAD

System radio komunikasi yang dimiliki Ka-27 merupakan perangkat yang cukup canggih. Perangkat ini bisa dioperasikan untuk komunikasi antar kapal perang onduk serta helikopterdan helicopter lainnya. pada jarak 200km. saat helicopter yang berpatroli menemukan lokasi kapal selam musuh, komando tempur yang berda dikapal segera mengordinasikan formasi untuk melakukan serangan secara serentak. Untuk keperluan menghantam kapal selam Ka-27 dipersenjatai sejumlah senjata diantaranya torpedo AT-1MV ASW atau rudal APR-2ASW, delaan bom laut PLAB-250-120 atau bom laut KAB-250 PL> sementara untuk melacak sasaran keberadaan kapal selam, selain radar pencari sasaran, Ka-27 juga dilengkapi ditektor pencari RGB-16 sebanyak 36 unit.

Role Anti-submarine helicopter
Manufacturer Kamov
First flight 24 December 1973
Introduction 1982
Primary users Soviet Navy
Russian Navy
Ukrainian Navy
Indian Navy
Unit cost $1,500,000
Developed from Kamov Ka-25
Variants Kamov Ka-31

General characteristics
• Crew: 1-3, plus 2-3 specialists
• Length: 11.30 m (37 ft 1 in)
• Rotor diameter: 15.80 m (51 ft 10 in)
• Height: 5.50 m (18 ft 1 in)
• Empty weight: 6,500 kg (14,300 lb)
• Loaded weight: 11,000 kg (24,200 lb)
• Useful load: 4,000 kg (8,800 lb)
• Max takeoff weight: 12,000 kg (26,400 lb)
• Powerplant: 2× Isotov turboshaft engines, 1,660 kW (2,225 shp) each
Performance
• Maximum speed: 270 km/h (145 knots, 166 mph)
• Cruise speed: 205 km/h (110 knots, 126 mph)
• Range: 980 km (530 nm, 605 mi)
• Service ceiling: 5,000 m (16,400 ft)
Armament
Ka-27
• 1 × torpedoes (AT-1M, VTT-1, UMGT-1 Orlan, APR-2 Yastreb) or 36 RGB-NM & RGB-NM-1 sonobouys
Ka-29TB
• 1 × mobile forward firing GShG-7.62 minigun with 1800 rounds,
• 1 × 30 mm 2A42 cannon with 250 rounds (flexible semi-rigid mount, optional/removable with ammunition carried in cabin)
• four external hardpoints for bombs, rockets, gunpods, munitions dispensers, special four round missile launchers for the 9K114 Shturm
• contrary to some reports the internal weapon load is not retained and is replaced by an armoured passenger compartment for up to sixteen troops
Avionics
• Radar, MAD or dipping sonar, sonobuoys

Grumman F9F Cougar

Grumman F9F Cougar

F9F Cougar adalah hasil pengembangan dari F9F Panther yang dikembangkan menjadi pesawat jet dengan swept wing. Jet tempur ini terbang pertama kali pada tanggal 20 September 1951 dan total dibuat sebanyak 662 unit dalam berbagai varian, termasuk varian jet intai taktis dan pesawat latih.





F9F Cougar tidak sempat digunakan dalam Perang Korea. Jet tempur ini kemudian dimodfikasi sehingga mampu dipersenjatai dengan versi awal rudal udara ke udara AIM-9 Sidewinder. Angkatan Laut dan Korps Marinir AS menggunakan pesawat tempur ini sampai dengan tahun 1960 dan kemudian digunakan sebagai kekuatan pasukan cadangan sampai dengan tahun 1962. F9F Cougar juga dibeli oleh Angkatan Laut Argentina yang mengoperasikan pesawat ini dari tahun 1962 sampai dengan tahun 1971.
Jika varian tempur F9F Cougar hanya digunakan Angkatan Laut AS sampai dengan tahun 1962, maka varian latih dari jet tempur ini (TF-9J) justru memiliki masa operasional yang lebih panjang. TF-9J masih digunakan US Navy sampai dengan tahun 1974. Bahkan TF-9J ini sempat diturunkan dalam Perang Vietnam di tahun 1966-1967 dan menjadi satru-satunya varian F9F Cougar yang pernah digunakan dalam pertempuran.

Specifications (F9F-8)
Crew : 1
Powerplant : 1 x 38 kN / 8,500 lb-thrust Pratt & Whitney J48-P-8A turbojet engine
Length : 12.90m
Wingspan : 10.50m
Height : 3.70m
Weight empty : 5,382 kg
Maximum take-off weight : 11,232 kg
Maximum speed : 1,041 km/h
Range : 2,111 km
Service ceiling : 12,800m
Armament : 4 x 20mm cannons and up to 908 kg of bombs or rockets

Wednesday, January 19, 2011

Cavour Aircraft Carrier, Italy

Cavour Aircraft Carrier, Italy

Pada 22 November 2000, sebuah kontrak telah disepakati oleh Fincantieri dan Menteri Pertahanan Laut Italia untuk mensuplai sebuah kapal induk yang dikenal sebagai Nouva Unita Maggiore (NUM) atau “Kapal Utama Baru” AL Italia.
Cavour adalah kapal induk milik AL Italia yang akan mulai beroperasi pada 2008. Pembuatan kapal yang pada awalnya bernama Andrea Doria tetapi kemudian diberi nama Cavour, dimulai di Fincantieri Shipyards di Riva Trigoso dan Muggiano pada Juli 2001. Cavour diluncurkan pada Juli 2004 dan mulai melakukan test laut pada 2006. Kapal induk ini dikirim ke AL Italia pada April 2008 dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada akhir 2008 atau awal 2009.

DESAIN CAVOUR
Kapal ini mempunyai displasemen standar dengan berat 27.100 ton, panjang keseluruhan 244m dan mempunyai kecepatan 27 knot. Ukuran dek penerbangan kapal ini adalah 180m x 14m dengan ski jump 12 derajat. Kapal ini mampu mengakomodasi sampai 1.202 orang di atasnya, termasuk awak kapal sebanyak 486 orang, 211 awak penerbangan, 140 pasukan amfibi dan 360 dari Battalion San Marco, ditambah 90 pasukan ekstra jika diperlukan.
Fitur kuat dari kapal ini adalah fleksibilitas tingginya dalam kondisi operasional. Kapal ini dapat digunakan dalam misi militer msipil. Hangar pesawat di kapal ini dapat menampung 100 kendaraan kecil atau 24 tank tempur utama untuk misi amfibi. Kapal ini mempunyai 2 elevator 30 ton untuk pesawat dan 2 elevator 15 ton untuk persenjataan.

FUNGSI KAPAL INDUK
Kapal induk ini dilengkapi dengan sebuah dek penerbangan yang cocok untuk helikopter maupun pesawat yang dapat take-off dan mendarat dengan jarak pendek. Dia mempunyai hangar berukuran 2.00m2 yang juga dapat mengakomodasi kendaraan darat.
Kapal ini dapat menampung delapan pesawat jenis VTOL seperti AV-8B Harrier atau F-35 JSF varian VTOL, atau 12 helikopter seperti EH101, NH 90 atau SH-3D, atau kombinasinya. Operasi pendaratan akan didukung oleh sistem pendaratan instrumen semua-cuaca frekuensi radio Telephonics AN/SPN-41A dan radar presisi Galileo Avionica SPN-720.
Fitur lain kapal ini adalah fasilitas rumah sakit dengan tiga ruang operasional untuk pasien, peralatan sinar-X dan CT Scan, dokter gigi dan laboratorium.

PERSENJATAAN
Kapal ini dipersenjatai dengan dua sistem peluncuran vertikal 8-sell dari Eurosam SAAM/IT missile system yang menembakkan misil Aster 15. Misil Aster 15 mempunyai hulu ledak 13 kg dengan jarak jangkau 30km. Sistem pandu misil ini adalah inersial dengan uplink data dan terminal radar aktif.
Sensor primer untuk SAAM/IT adalah radar multifungsi Selex Sistemi Integrati Empar G-band, yang mampu melakukan survey, pelacakan dan kontrol senjata secara bersamaan. Kapal ini pertama kali menembakkan misilnya dengan sistem SAAM/IT pada Desember 2002.
Kapal ini akan dilengkapi dengan dua meriam super cepat Oto Melara 76mm dan tiga meriam anti pesawat 25mm.

COMBAT SYSTEMS
Selex Sistemi Integrati merupakan integrator untuk sistem tempur kapal ini dan juga mensuplay sistem termasuk radar jarak jauh RAN 40L 3D D-band, radar permukaan RASS RASS 30X/I, radar survey, sistem SIR-R Interrogation Friend or Foe (IFF) dan sistem navigasi. Member lain dari sistem tempur kapal ini termasuk Elettronica, Galileo Avionica dan Oto Melara.
Sistem lain termasuk sonar penghindar ranjau Whitehead Alenia Sistemi Subacquei (WASS) SNA-2000, dua sistem kontrol penembakan radar/electro-optic dan sebuah sistem pencari dan pelacakan inframerah Galileo Avionica SASS (Silent Acquisition Surveillance System).

COUNTERMEASURES
Kapal ini dilengkapi dengan dua launcher decoy 20-barrel Oto Melara / Selex SCLAR-H untuk roket multi-tujuan 105mm atau 118mm. SCLAR-H menghasilkan pertahanan “soft-kill” otomatis penuh terhadap ancaman misil musuh dengan membuat bingung sensor musuh sebelum penembakan misil. Dua sistem pertahanan torpedo SLAT juga dipasang.

CAVOUR AIRCRAFT CARRIER PROPULSION
Cavour mempunyai propulsi Combined Gas Turbine and Gas (COGAG). Empat turbin gas LM2500 yang dibuat oleh FiatAvio dari Turin yang berada di bawah lisensi dari General Electric (AS), satu turbin dapat menghasilkan 22.000 kwh. Empat turbin memutar dua unit gigi (gear) yang masing-masing menghasilkan 60.000 tenaga kuda.

Gloster Javelin

Gloster Javelin

Gloster Javelin adalah all weather night and day interceptor pertama yang dimiliki Inggris dan sekaligus merupakan pesawat tempur dengan desain delta wing pertama yang memasuki dinas operasional. Prototype pesawat ini berhasil melakukan first flight pada tanggal 26 November 1951 dan mulai digunakan oleh Angkatan Udara Inggris pada tahun 1956. Javelin diproduksi sebanyak 436 unit dalam berbagai varian dan merupakan pesawat terakhir yang dibuat oleh perusahaan Gloster karena pada tahun 1961 Gloster melakukan merger dengan Armstrong Whitworth dan menjadi Whitworth Gloster Aircraft Limited. Whitworth Gloster sendiri pada tahun 1963 dilikuidasi dan menjadi bagian dari Hawker Siddeley Aviation.

Javelin sendiri sebenarnya sudah dirancang dan dikembangkan oleh Gloster dari tahun 1948. Pada awalnya pesawat ini diberi kode Gloster GA.5 dan bersaing ketat dengan pesawat de Havilland D.H.110 dalam proyek all weather interceptor bagi Angkatan Udara Inggris. Angkatan Udara Inggris sendiri akhirnya memilih Gloster GA.5 pada tahun 1952 dan menjadi Gloster Javelin. Sementara itu, walaupun gagal menarik perhatian Angkatan Udara Inggris, de Havillan D.H.110 akhirnya tetap diproduksi untuk Angkatan Laut Inggris dan menjadi de Havilland Sea Vixen.

Gloster Javelin sempat memperkuat 14 skadron tempur RAF, namun bisa dikatakan tidak pernah digunakan dalam pertempuran yang sebenarnya. Satu-satunya peristiwa di mana Javelin nyaris terlibat pertempuran udara adalah semasa konfrontasi Indonesia dengan Malaysia di mana sejumlah Javelin ditempatkan oleh RAF di Malaysia dan dalam beberapa kesempatan sempat terlibat saling unjuk kekuatan dengan pesawat-pesawat AURI. Javelin juga sempat ditempatkan oleh RAF di Hong Kong pada masa Revolusi Kebudayaan di Cina. Javelin dipensiunkan oleh RAF pada tahun 1968.

Specifications (Javelin FAW. Mk.9)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 54 kN Armstrong Siddeley Sapphire 7R turbojet engines
Length : 17.15m
Wingspan : 15.85m
Height : 4.88m
Weight empty : 10,886 kg
Maximum take-off weight : 19,580 kg
Maximum speed : 1,140 km/h
Range : 1,530 km
Service ceiling : 15,865m
Armament : 4 x 30mm ADEN cannons and 4 x Firestreak air-to-air missiles

De Havilland D.H. 103 Hornet

De Havilland D.H. 103 Hornet

Salah satu pesawat tempur Inggris yang cukup sukses dalam Perang Dunia II adalah de Havilland D.H.98 Mosquito. Mengikuti kesuksesan Mosquito, maka team perancang dari de Havilland kemudian merancang pesawat tempur baru yang dikembangkan dari Mosquito untuk memenuhi kebutuhan long range fighter Angkatan Udara Inggris yang akan digunakan untuk melawan Jepang di front Pasifik. Pesawat tempur tersebut adalah de Havilland D.H.103 Hornet yang berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 Juli 1944.

Walaupun berhasil melakukan first flight pada tanggal 28 Juli 1944, namun Hornet baru diterima oleh RAF pada bulan Juli 1945 sehingga tidak ikut dilibatkan dalam Perang Dunia II. Pada kenyataannya, bahkan skadron Hornet RAF pertama (Skadron No.64) baru dibentuk pada bulan Mei 1946. Hornet kemudian digunakan sebagai kekuatan RAF di Eropa sampai dengan tahun 1951, sebelum kemudian digantikan oleh Gloster Meteor F.8 pada tahun 1951. Namun sejak tahun 1949 fungsi Hornet diubah tidak lagi sebagai long range fighter, namun sebagai ground attack airfcraft.
Setelah digantikan oleh Gloster Meteor F.8 pada tahun 1951, sebagian besar Hornet milik RAF kemudian dipindahkan ke unit-unit tempur di daerah Asia Tenggara. Angkatan Udara Inggris banyak menggunakan Hornet untuk menggempur posisi gerilyawan komunis di Malaya dan Hornet ternyata terbukti jauh lebih bisa dihandalkan daripada Bristol Brigand. De Havilland Hornet merupakan pesawat tempur bermesin piston terakhir yang digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dan dioperasikan sampai dengan tahun 1955. RAF kemudian mengganti Hornet dengan pesawat tempur jet de Havilland Vampire.

De Havilland Hornet juga dibuat dalam versi pesawat tempur angkatan laut yang diberi nama Sea Hornet. Versi Sea Hornet ini memiliki kemampuan untuk dioperasikan dari atas kapal induk dan digunakan oleh Angkatan Laut Inggris dari tahun 1949 sampai dengan tahun 1951.

Specifications (Hornet F. Mk.3)
Crew : 1
Powerplant : 2 x 2,080 hp Rolls-Royce Merlin 130/131 piston engines
Length : 11.18m
Wingspan : 13.72m
Height : 4.30m
Weight empty : 5,850 kg
Maximum take-off weight : 9,493 kg
Maximum speed : 760 km/h
Range : 4,828 km
Service ceiling : 10,668m
Armament : 4 x 20mm Hispano Mk.V cannons; 8 x RP-3 60-lb rockets; up to 907 kg (2,000 lb) of bombs

EF-111A Raven

EF-111A Raven

General Dynamics / Grumman EF-111A Raven adalah sebuah pesawat perang elektronik yang dirancang untuk menggantikan pesawat Douglas EB-66 di dalam layanan Angkatan Udara Amerika Serikat. Crew penerbangan dan penyelenggaraannya sering kali disebut sebagai "Spark-Vark".

Pada tahun 1972, pihak Angkatan Udara Amerika Serikat menganugerahkan kontrak ke perusahaan Grumman untuk memodifikasi pesawat General Dynamics F-111A ada mereka ke sebuah pesawat perang elektronik / ECM. Pihak Angkatan Udara Amerika Serikat mempertimbangkan pesawat Grumman EA-6B Prowler yang digunakan di dalam layanan Angkatan Laut Amerika Serikat, akan tetapi enggan untuk menggunakan. Setelah petunjuk pesawat EF-111 dihentikan pada tahun 1990-an, Angkatan Laut AS mulai tergantung pada skuadron pesawat EA-6B milik Angkatan Laut AS dan Korps Marinir Amerika Serikat EA-6B di dalam peperangan elektronik.

Role Electronic warfare
Manufacturer General Dynamics, conversion by Grumman
First flight 10 March 1977
Introduced 1981 Retired 1998
Status Retired Primary user United States Air Force
Number built 42
Unit cost US$15 million + $25 million each for conversion
Developed from F-111 Aardvark
General characteristics
• Crew: Two: pilot and electronic warfare officer
• Length: 76.0 ft (23.17 m)
• Wingspan: 63.0 ft spread, 32.0 ft swept (19.2 m / 9.74 m)
• Height: 20.0 ft (6.1 m)
• Wing area: 657.4 ft² spread, 525 ft² swept (61.07 m² / 48.77 m²)
• Airfoil: NACA 64-210.68 root, NACA 64-209.80 tip
• Empty weight: 55,275 lb (25,072 kg)
• Loaded weight: 70,000 lb[16] (31,751 kg)
• Max takeoff weight: 89,000 lb (40,370 kg)
• Powerplant: 2× Pratt & Whitney TF30-P-3 initially, later upgraded to TF30-P-9 turbofans with afterburner, 19,600 lbf (TF30-P-9) (92.7 kN (TF30-P-9)) each
• Zero-lift drag coefficient: 0.0186 (F-111D)
• Drag area: 9.36 ft² (0.87 m²) (F-111D)
• Aspect ratio: 7.56 unswept; 1.95 fully swept (F-111D)
Performance
• Maximum speed: Mach 2.2 (1,460 mph, 2,350 km/h) ; above 30,000 ft
• Range: 2,000 miles (1,740 nmi, 3,220 km)
• Ferry range: 3,800 mi (3,300 nmi, 6,110 km)
• Service ceiling: 45,000 ft (13,715 m)
• Rate of climb: 11,000 ft/min (3,353 m/min)
• Thrust/weight: 0.598
• Lift-to-drag ratio: 15.8 (F-111)

KRI Siliman (848)

KRI Siliman (848)

Kapal KRI Siliman milik Indonesia merupakan kapal jenis bot patroli kecil kapal kelas Sibaru - HMAS Attack. KRI Siliman memenuhi kebutuhan Indonesia dan berperan mempertahankan Indonesia dari kapal-kapal musuh. KRI Suliman dibangun oleh Walkers Ltd., Australia. Ia diluncurkan pada 1968.

Kapal lain dalam kelas yang sama adalah KRI Sibaru, KRI Suliman, KRI Sigalu, KRI Silea, KRI Siribua, KRI Siada, KRI Sikuda, dan KRI Sigurot.

KRI Siliman memiliki 22 orang anak kapal termasuk pejabat. KRI Suliman dilengkapi untuk misi pertempuran kapal ke kapal di permukaan laut "anti-surface Warfare".

Kapal KRI Siliman sepanjang 32.76 m; 6.2 meter * 1.9 meter (107.5 kaki panjang * 20.3 kaki * 6.2 kaki) memiliki kecepatan bertempur di 21 mil nautikal.
MERIAM

Propulsion: 2 diesels, 2 shafts, 3,460 bhp, 21 knots Armament: 1 40 mm, 1 7.62 mm MG

Meriam utama kapal patroli kelas Sibaru, KRI Siliman yang dipasang pada dek depan, adalah meriam 40 mm dan senapan mesin 7.62 mm berbagai penggunaan yang menawarkan pertahanan udara jarak-dekat terbatas terhadap pesawat sayap kekal dan pesawat sayap berputar dan untuk tugas patroli.
Dorongan

Kapal KRI Siliman memiliki dua mesin disel yang dihubungkan ke dua gandar yang menghasilkan 3,460 bhp secara berkelanjutan dengan kecepatan bertempur 21 mil nautikal.

Archer Tank Destroyer

Archer Tank Destroyer

Archer adalah tank destroyer buatan pabrik Vickers, Inggris. Menggunakan rangka tank Valentine dan meriam 17 pdr (seperti yang dipasang pada varian Sherman Firefly). Tank destroyer ini digunakan oleh pasukan Inggris mulai akhir tahun 1944 hingga tahun 1948-1949, digunakan dalam Perang Dunia II di front Italia dan Eropa Barat.

Usai Perang Dunia II, Mesir memperoleh sejumlah Archer dari Inggris. Ironisnya, Mesir justru menggunakan Archer untuk menghadapi pasukan gabungan Inggris, Perancis, dan Italia dalam Krisis Suez tahun 1956.
Crew : 4
Armament : 1 x 17 pdr gun (39 rounds)
Length : 6.7m
Width : 2.76m
Height : 2.2.5m
Weight : 15,000 kg
Maximum speed : 32km/h
Range : 140 km

Crossbow

Crossbow

Crossbow adalah senjata tradisional pada abad pertengahan, walaupun desainnya dianggap berasal dari jaman sebelumnya. Biar bagaimanapun, yang pasti senjata ini memegang peranan penting pada peperangan, khususnya di abad pertengahan. Muncul pertama kali dengan Yunani Kuno, Roma dan Cina, crossbow memanfaatkan sebuah tegangan tali busur yang dipertahankan posisinya sampai pemakai melepaskan tegangan tali busur, melepaskan anak panah ke arah sasaran. Senjata ini muncul dalam berbagai bentuk, baik senjata tangan kecil hingga persenjataan artileri berat (ballista).

Crossbow terdiri dari busur yang kuat dan anak panah di kawasan peran pribadi artileri. Kekuatan senjata ini cukup baik dan sangat akurat, menghasilkan daya tembus efektif berkat tingginya energi kinetis saat anak panah dilepas dan pasukan dapat dengan mudah dilatih menggunakan senjata ini dalam seminggu. Sebagai perbandingan, longbow (busur panah besar) Inggris yang kuat, pasukan perlu latihan 1 tahun untuk mengasah kemampuan akurasinya. Kekurangan terbesar dalam penggunaan crossbow adalah dalam lambatnya pengisian ulang anak panah. Longbow dalam satu menit dapat menembakkan 10 panah sementara crossbow akan memerlukan 1 menit penuh mengisi dan menembakkan satu anak panah (bolt).

Pengisian ulang anak panah memakan lebih banyak waktu sesuai dengan jumlah energi yang diperlukan untuk membuat senjata semakin mematikan. Kemudian senjata ini memiliki “rack-and-pinion cranequin cranking” yang memungkinkan pasukan untuk memanfaatkan prinsip-prinsip dasar fisika dengan mengoperasikan tuas tenaga tangan untuk menarik senar-busur ke tempatnya. Fitur lain menggunakan ikat pinggang, engsel, tuas dan sistem cord-and-pulley yang dikenal dengan “windlasses”.

Crossbowman pada abad pertengahan dapat digunakan dalam peran bertahan maupun menyerang. Barisan crossbowman dapat digunakan sebagai penembak garis depan, mundur kebelakang untuk mengisi anak panah, kemudian kembali lagi ke garis depan untuk menembakkan anak panahnya. Dengan mode ini yang berkelanjutan, tingkat akurasi penembakan musuh dapat tercapai.

Kombinasi mematikan lainnya Crossbowman beberapa unit telah dipasang dengan perisai besar di belakang mereka, yang memungkinkan operator untuk api itu crossbow, putar sekitar untuk menghadapi perisai di musuh dan kembali. Letal kombinasi lain, adalah peran crossbowman sebagai “mounted souldier”, memberikan kekuatan pada crossbow dasar dengan mobilitas dan kekuatan dari elemen medan peperangan “mounted”. Amunisi crossbow dapat terdiri dari anak panah berujung baja tajam dengan berbagai desain, yang berarti bahaya bagi musuh yang terkena.

Meskipun crossbow terus dimodernisasi sampai saat ini, sistem tidak lagi dipakai karena kalah jauh dari persenjataan modern, dan sebagian besar digunakan untuk berburu dan latihan akurasi.

Designation: crossbow
Classification Type: Bow Weapon
Introduction: Not Available
Dimensions: Various
Weight: Various; depends on design
Crew: 1
Users: Various. Chief operators include Saracens, China, Ancient Rome, Greece, areas of modern Italy, France and Britain among others.
Variants:
• Arbalest - Heavy Crossbow; Late medieval crossbow derivative with windlass cocking mechanism.
• Oxybeles - Ancient Greek example of early crossbow technology.
• Ballista - Torsion-powered oversized crossbow derivative.
• Repeating Crossbow - Automatic Reload Mechanism.
• Bowgun - Handheld System; designed to fire spherical ammunition of various makes.
• Lian Nu - Chinese multi-shot crossbow

F4F Wildcat

F4F Wildcat

F4F Wildcat yang masih bersaudara dengan F6F Hellcat juga diandalkan untuk menghadapi pesawat-pesawat Zero Jepang. Meskipun kecepatan Wildcat masih berada di bawah Zero tetapi kemampuan manuvernya sangat mumpuni sehingga pilot-pikot senior US NAVY bisa mudah menghancurkan Zero. Sebagai pesawat penyergap yang dioperasikan US Navy, Wildcat dipersenjatai sejumlah senapan mesin Browning caliber 12.7 mm dan dua bom berbobot 45 kg. Kehandalan Wildcat terbukti setelah pilot US Navy, Letnan Edward O’Hare berhasil menembak jatuh 5 pesawat Zero dan sekaligus menjadi ace pertama di kalangan US Navy. 

Specifications (F4F):
Engine: 1200hp Pratt & Whitney R-1830-36 Twin Wasp, 14-cylinder radial piston engine
Weight: Empty 5760 lbs, Maximum Takeoff 7950 lbs.
Wing Span: 38ft. 0 in.
Length: 28ft. 9in.
Height: 9ft. 2.5in.
Performance:
Maximum Speed at 20,000ft: 318mph
Cruising Speed: 155mph
Service Ceiling: 39,500ft
Initial Climb Rate: 1950 feet/min.
Range: 770 miles
Armament:
Six 12.7-mm (0.50 in) Browning machine guns (FM-2 had four guns);
Two 100-lb bombs (FM-2 could carry two 250-lb bombs).
Number Built: 7,885 (All production variants)