Gloster Meteor adalah pesawat jet tempur pertama Inggris dan merupakan satu-satunya pesawat tempur dengan mesin jet yang digunakan oleh pasukan Sekutu dalam Perang Dunia II. Walaupun sudah digunakan sejak Perang Dunia II, namun pesawat tempur ini dikembangkan menjadi berbagai macam varian setelah Perang Dunia II selesai. Produksi Meteor sendiri mencapai 3.947 unit dan dibuat setidaknya dalam 21 varian.
Meteor dirancang oleh Sir Frank Whittle dan diproduksi oleh Gloster Aircraft Company, walaupun kemudian pesawat ini juga ikut diproduksi oleh Armstrong Whitworth. Pesawat ini adalah pesawat jet tempur pertama yang digunakan secara operasional, yaitu ketika mulai dioperasikan oleh Skadron No.616 Angkatan Udara Inggris pada tanggal 12 Juli 1944. Pengoperasian Meteor ini hanya berselang sembilan hari sebelum Messerchmitt Me-262 digunakan secara operasional oleh Angkatan Udara Jerman.
Walaupun sama-sama merupakan jet tempur yang digunakan dalam Perang Dunia II, namun Meteor dan Me-262 tidak pernah saling bertemu dalam pertempuran udara. RAF sendiri pada awalnya lebih banyak menugaskan skadron-skadron Meteor untuk menghadapi serangan roket jarak jauh V-1 dan melarang operasional Meteor di wilayah daratan Eropa dengan alasan untuk menghindari adanya Meteor yang tertembak jatuh sehingga dapat dipelajari oleh Jerman. Meteor sendiri baru digunakan di wilayah Eropa Daratan pada bulan Januari 1945, setelah supremasi udara benar-benar dikuasai oleh pasukan Sekutu; namun itu pun terbatas pada misi-misi pengintaian bersenjata dan ground attack. Selama Perang Dunia II, Meteor berhasil menembak jatuh 14 roket V-1 dan menghancurkan 46 pesawat Jerman di darat.
Setelah Perang Dunia II, Meteor dikembangkan lebih lanjut menjadi banyak varian dan juga diekspor ke sejumlah negara. Salah satu negara yang kemudian membeli jet tempur ini adalah Australia yang membeli varian Metero F.8. Meteor F.8 milik Angkatan Udara Australia ini kemudian ikut bertempur dalam Perang Korea. Dalam Perang Korea, Meteor lebih banyak ditugaskan untuk misi-misi ground attack mengingat kemampuan pesawat ini tidak sebanding dengan MiG-15 yang banyak digunakan oleh pasukan komunis. Walapun demikian, Meteor Angkatan Udara Australia berhasil menembak jatuh enam MiG-15 di samping menghancurkan sekitar 3.500 bangunan dan 1.500 unit kendaraan pasukan komunis. Namun Australia harus kehilangan 30 unit Meteor karena berbagai sebab dalam perang tersebut, sebagian besar karena terkena tembakan meriam anti serangan udara.
Selain Perang Dunia II dan Perang Korea, konflik bersenjata lainnya yang melibatkan Meteor adalah perang Arab-Israel. Satu hal unik dalam perang Arab-Israel adalah bahwa baik Angkatan Udara Mesir, Israel, dan Suriah adalah sama-sama pengguna jet tempur Meteor. Pesawat tempur ini bahkan sama-sama digunakan oleh Angkatan Udara Mesir dan Israel dalam Krisis Suez tahun 1956, namun lebih banyak ditugaskan untuk misi-misi ground attack. Setelah Krisis Suez tahun 1956, Mesir dan Suriah lebih mendekat kepada Uni Soviet dan memperoleh persenjataan dalam jumlah besar dari Uni Soviet. AU Mesir dan Suriah pun kemudian mempensiunkan Meteor mereka dan menggantinya dengan MiG-15 dan MiG-17, sementara AU Israel tetap mengoperasikan Meteor sampai dengan tahun 1961.
Pada masa-masa awal Perang Dingin, kekuatan utama nighfighter Angkatan Udara Inggris adalah varian nightfighter dari pesawat tempur de Havilland Mosquito yang merupakan peninggalan Perang Dunia II. Di tahun 1948 sebenarnya Inggris sudah mulai mengembangkan Gloster Javelin yang merupakan all weather interceptor, namun pengembangan Javelin ternyata mengalami keterlambatan. Sebagai pengisi kekuatan sementara, RAF kemudian memutuskan untuk menggunakan varian night fighter Meteor yang dikembangkan dari varian pesawat latih berkursi ganda Meteor T.7. Namun Gloster Aircraft Company ternyata tidak memiliki kemampuan untuk memproduksi varian ini sehingga produksi varian nighfighter dari Meteor dilakukan oleh perusahaan Armstrong Whitworth.
Armstrong Whitworth membuat varian nightfighter Meteor dalam empat versi, mulai dari Meteor NF.11 sampai dengan Meteor NF.14. Meteor NF.11 dilengkapi dengan radar AI MK.10 yang merupakan pengembangan dari radar Westinghouse SCR-720. Versi NF.11 sendiri kemudian dikembangkan menjadi vesi NF.13 yang khusus digunanakan untuk medan perang tropis dan sempat digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dalam Krisis Suez tahun 1956.
Versi lainnya dari varian nightfighter Meteor adalah Meteor NF.12 yang dilengkapi dengan radar APS-21 buatan Amerika Serikat dan Meteor NF.14 yang merupakan varian terakhir dari pesawat tempur Meteor. Meteor NF.14 adalah Meteor terakhir yang digunakan oleh Angkatan Udara Inggris dan dioperasikan sampai tahun 1961. Namun sebanyak empat belas unit NF.14 kemudian dikonversi menjadi pesawat latih dan tetap digunakan sampai tahun 1965.
Selain Inggris, negara-negara pengguna Meteor lainnya adalah Argentina, Australia, Belgia, Biafra (negara pecahan Nigeria yang berdiri pada tahun 1967,namun pada tahun 1970 kembali dikuasai oleh Nigeria), Brazil, Kanada, Denmark, Ekuador, Mesir, Perancis, Jerman Barat, Israel, Belanda, Selandia Baru, Afrika Selatan, Swedia, dan Suriah. Angkatan Udara Ekuador adalah pengguna terakhir Meteor dan baru mempensiunkan pesawat tempur ini pada tahun 1980-an.
Specifications (Meteor NF.11)
Crew : 2
Powerplant : 2 x 15.6 kN Rolls-Royce Derwent 8 turbojet engines
Length : 14.78m
Wingspan : 13.11m
Height : 4.24m
Weight empty : 5,451 kg
Maximum take-off weight : 9,088 kg
Maximum speed : 933 km/h
Range : 1,480 km
Service ceiling : 12,192m
Armament : 4 x 20mm Hispano Mk.II cannons
No comments:
Post a Comment